Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia anak ku?
Anina tersenyum lebar meski Bagas masih mengacuhkannya seperti biasa,tak apa asal Bagas bisa hangat pada Queen,namun senyum lebar Anina tak bertahan lama saat masuk mereka di sambut oleh pemilik rumah,Anina terpaku dan menegang jantungnya berdebar kencang saat melihat siapa yang ada di depannya kini.
Edward belum menyadari kehadiran Anina, ia menyapa Bagas dengan senyum ramah "Selamat datang tuan Bagas"
"Malam, tuan Edward" Bagas membalas jabatan tangan Edward.
"Ini anak mu, manis sekali,, kau cantik, siapa namamu?" Anina mendengar itu merasa hatinya diremas, sekuat tenaga ia menormalkan rautnya agar terlihat biasa saja.
Edward mengalihkan atensinya dari Bagas pada wanita yang berdiri dibelakang Bagas "Ah tuan Ed ini istriku" Edward tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Anina, Anina menatap jengah tangan tersebut lalu menyambutnya, Edward bertingkah seolah mereka tak pernah saling mengenal, tapi itu lebih baik bukan?.
"Ini pasti istrimu?" tanya Bagas saat wanita cantik nan anggun menuju kearah mereka.
"Ah ya kenalkan ini Liza istriku" Edward mengampit pinggang Liza.
"Anda cantik sekali nyonya Liza" Puji Bagas "Aku dengar anda juga seorang model?"
"Anda berlebihan tuan Bagas, Ya itu profesiku,oh ya, anak mu? manis sekali" Liza mencubit gemas pipi Queen yang masih betah di gendongan Bagas,sedangkan Edward tampak memperhatikan Queen dengan seksama,entah mengapa disudut hatinya begitu kagum akan Queen, anak perempuan itu begitu cantik,manis dan lucu, juga Queen seperti.... "Mari silahkan masuk" Liza pun menyambut Anina yang tersenyum canggung.
Anina menghela nafasnya apa yang akan terjadi nanti..? apa yang harus Anina lakukan?
Sepanjang makan malam berlangsung diisi dengan pembicaraan bisnis, sesekali pula Liza mengajak Anina berbincang meski Anina hanya membalas seadanya saja.
Anina merasakan perasaan aneh, ia merasa sedang di awasi, entah mengapa matanya yang sejak tadi melihat kearah lain ingin sekali menoleh pada Edward benar saja kini maniknya bertatapan dengan manik Edward yang menatapnya tajam.
Anina berdehem sesaat lalu mengatakan ia ingin ketoilet, setelah diantarkan oleh Liza Anina pun masuk kedalam lalu bersandar di depan pintu,memejamkan mata untuk menghentikan detak jantungnya yang menggila,kenapa harus bertemu lagi,Anina sudah berusaha mengubur kenangan pahit itu,lalu tiba tiba matanya mengeluarkan cairan bening.
Anina menghadap cermin lalu merapikan riasannya sebelum keluar.
Anina mengedarkan pandangannya rumah Edward begitu luas,dan mewah meski rumah yang Bagas berikan juga besar namun tak sebesar rumah ini.
Saat melewati sebuah ruangan tiba tiba tangannya ditarik hingga Anina masuk kedalam ruangan tersebut.
Anina ingin berteriak namun Edward membungkam mulutnya "Apa yang kau lakukan?" Anina menatap benci pada Edward,ingin sekali Anina mencakar wajah Edward melampiaskan semua amarahnya.
"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan,bagaimana bisa kau menikah dengan tuan Bagas?"ia tak menyangka jika istri Bagas adalah Anina,wanita masa lalunya.
"Tentu saja bisa, memang kenapa? minggir" Anina mendorong Edward yang sedang mengungkungnya.
"Queen apa dia anak ku?" Anina menatap datar Edward ia tak terkejut akan pertanyaannya,Anina sudah menyangka saat tadi bertemu, pastilah pertanyaan itu akan terlontar, Queen memiliki raut yang hampir sama dengan Edward,tentu saja Edward akan menyadarinya.
"Jika kukatakan iya, apa yang akan kau lakukan?" Anina tak berniat membantah.
"Bagaimana bisa sudah kubilang untuk..
"Menggugurkannya.. begitu? kau fikir aku ib lis yang akan membunuh darah dagingku sendiri, kamu tak perlu khawatir aku tidak akan mengusikmu, dan ya, anggap saja anak itu sudah mati saat kamu berkata untuk membunuhnya,jadi acuhkan saja,acuhkan Queen" Anina berbalik hendak membuka pintu,namun ucapan Edward menghentikannya.
"Bagaimana bisa.. bagaimana bisa aku mengacuhkannya.. dia anakku" Edward berkata lirih sambil menatap punggung Anina.
Anina terkekeh lalu matanya mendongak menatap manik Edward yang sendu "Anak mu? tidak, dia anak ku dan mas Bagas,jangan pernah sekalipun berkata bahwa dia anakmu, anak itu sudah mati saat kamu tak mau mengakuinya"
_______________
Aku gak bisa double up, aku lagi gak enak badan, Kehamilanku baru 6 bulan tapi pinggang sama bokong udah berasa panas terus,aku cuma bisa rebahan aja..doakan aku semoga cepat sembuh,dan bayiku selalu sehat.. Aamiin.🙏
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹☕☕☕