Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang ke Bali
Keesokan harinya, Angga mengantarkan Diandra pulang ke pulau Dewata seperti janjinya kemarin. Mereka berdua diantarkan oleh Aditya dengan mengendarai mobil sport berwarna hitam metalik milik Angga, di sepanjang perjalanan hanya Aditya dan Diandra yang terdengar asyik mengobrol tentang banyak hal. Sedangkan Angga seperti biasanya, yang hanya diam membisu dan minim ekspresi.
"Lu kenapa sih bro, diem aja dari tadi?" Tanya Aditya pada sahabat baik nya yang duduk membisu di samping nya, Aditya merasa bingung karena Angga biasanya paling cerewet kalau Aditya yang mengemudi.
"Enggak kenapa-kenapa, dah.. lu fokus saja nyetir nya," balas Angga datar.
Aditya mengernyit, masih dengan melirik Angga dari pantulan kaca spion. Netra Aditya kemudian menangkap wajah Diandra dari pantulan kaca spion tersebut, dan dia baru menyadari bahwa diam nya Angga ada hubungan nya dengan kehadiran gadis cantik yang duduk sendiri di jok belakang.
"Lu harus mulai membuka hati lu bro," lirih Aditya pada pria dingin yang berada di samping nya, sambil sekilas melirik nya.
Angga mendesah kasar, "jangan ikut-ikutan cerewet deh lu, kayak mama aja!" Balas Angga ketus.
Diandra yang masih bisa mendengar obrolan mereka berdua pura-pura tidak tahu, dan mencoba memejamkan mata nya sambil menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi. Dia pura-pura tidur untuk mencuri informasi tentang Angga, calon suami dingin nya.
"Ini demi kebaikan lu juga bro, mau sampai kapan lu akan terus begini? Kasihan mama Dewi? Beliau juga sangat terpukul dengan kejadian waktu itu, bukan hanya lu! Kalaupun mama Dewi masih bisa bertahan dan terus berjuang untuk bisa hidup itu semata-mata demi lu! Lu putra kesayangan nya,, dan mama Dewi ingin melihat putra bungsu nya ini bahagia?" Aditya melirik Angga sekilas.
Angga termenung mendengar penuturan sahabat baik nya itu, "tapi gue belum siap Dit, apalagi perjodohan ini begitu tiba-tiba. Gue takut akan melukai banyak orang, mama dan juga dia," jawab Angga pelan.
Aditya melirik ke belakang, dilihat nya Diandra tengah terpejam. "Jalani aja bro,, lu enggak perlu memaksakan hati lu untuk bisa mencintai nya sekarang, tapi minimal perlakukan lah dia dengan baik. Ajak lah dia ngobrol selayak nya sahabat, seperti lu ngobrol sama gue kayak gini. Jangan lu pasang pagar pembatas yang tinggi, dengan bersikap dingin dan ketus terhadap nya seperti ini." Ucap Aditya menasehati pria muda yang nampak sangat kacau hidup nya itu, terlihat jelas dari sorot mata nya yang masih menyimpan luka yang dalam.
"Hah,," Angga membuang nafas kasar, "entahlah..." balas nya tak bersemangat.
"Ayolah bro,, lu pasti bisa! Karena pada dasar nya, lu itu pribadi yang humble dan hangat!" Ucap Aditya menyemangati Angga.
Sejenak kedua nya terdiam, sedangkan Diandra masih memejamkan mata nya dan berharap masih ada informasi lebih yang akan di dapat nya dari obrolan kedua pria dewasa itu. Diandra hanya ingin tahu, tentang penyebab sifat Angga yang dingin tersebut.
"Gue sebenar nya juga kangen sama lu yang dulu bro... lima tahun ini, gue benar-benar merasa kehilangan sosok sahabat, dan saudara" ucap Aditya dengan sendu.
Angga menatap Aditya yang tengah fokus dengan kemudi nya, seperti hendak mengatakan sesuatu namun diurungkan nya.
"Ada apa?" Tanya Aditya menoleh kearah Angga sejenak.
Angga menggeleng, dan segera mengalihkan pandangan mata nya keluar jendela kaca yang berada di samping nya. Melihat lalu lalang kendaraan yang saling berebut untuk menjadi yang terdepan.
Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Aditya telah sampai di bandara internasional Soekarno Hatta.
Angga segera turun, tanpa membangunkan Diandra yang dikiranya tengah tertidur.
"Hai bro,, bangunin tuh calon istri lu!" Teriak Aditya sambil membuka kaca mobil.
"Lu aja yang bangunin, lu kan masih di dalam," tolak Angga sambil bersedekap.
Aditya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya, dan kemudian segera membangunkan gadis cantik yang masih berakting tidur dengan memejamkan mata nya tersebut.
"Di,, bangun Di, kita sudah sampai bandara," ucap Aditya sambil menepuk punggung tangan Diandra dengan ponsel milik nya.
Diandra membuka mata nya dan menggeliat, "kita sudah sampai ya bang?" Tanya Diandra pura-pura bingung.
Aditya mengangguk, "tuh, udah di tungguin pangeran lu," ucap Aditya seraya menunjuk Angga yang telah berdiri mematung memunggungi mobil.
Diandra pun segera keluar dan berjalan mendekati Angga.
"Bro, gue langsung cabut aja ya?" Seru Aditya pamit pada sahabat nya, yang hanya di balas dengan anggukan kepala oleh Angga.
"Makasih bang Ditya," seru Diandra sambil tersenyum manis.
Yang ditanggapi Aditya melambaikan tangan nya.
Begitu mobil yang dikendarai Aditya telah meninggalkan kedua nya, Angga langsung berjalan memasuki bandara tanpa sepatah katapun.
Diandra hanya bisa mengikuti langkah lebar pria dewasa itu dengan hati yang dongkol.
Setelah melakukan beberapa pengecekan, kedua nya menunggu di boarding room. Angga sengaja mengambil posisi duduk agak jauh dari Diandra, dan menyibukkan diri dengan ponsel pintar nya.
Setelah beberapa saat menunggu, Diandra mulai nampak bosan. Dia kemudian berinisiatif untuk mendekati Angga, "kak, Didi bosan," ucap nya sambil mendudukkan diri nya di bangku kosong tepat di sebelah Angga.
"Kan bisa main ponsel, biar gak bosan," ucap Angga datar tanpa melihat kearah lawan bicara nya.
Diandra terdiam,
Tak mendapat respon dari Diandra, Angga sekilas melirik nya. "Kenapa?"
"Enggak apa-apa," jawab Diandra pelan.
"Kak, pesawat kita jam berapa? Masih lama?" Tanya Diandra.
"Lima belas menit lagi," jawab Angga masih seperti biasa, tanpa melihat lawan bicara nya.
"Masih lama juga ya? Sampai Bali jam berapa kak?" Tanya Diandra lagi, mencoba mencairkan suasana.
"Kamu kan bisa browsing!" Jawab Angga ketus.
"Didi gak bisa browsing kak,,,?"
Angga mengerutkan kening, "tinggal dibuka aja, ketik di kolom pencarian sesuai keinginan kamu. Seperti ini,,," sambil menunjuk kan caranya melalui ponsel nya, jarak kedua nya begitu dekat. "Gini aja masak gak bisa?" Tanya Angga sambil menatap Diandra, sesaat netra mereka saling bertaut. Angga tersadar dan langsung membuang wajah nya dan menjauhkan diri nya dari gadis cantik di sebelah nya.
Diandra tersenyum, "bukan enggak bisa cara nya kak, tapi gak ada ponsel nya," jawab Diandra malu-malu.
Kembali Angga menatap Diandra, "ponsel kamu rusak?" Tanya Angga menyelidik.
Diandra menggeleng, "bukan rusak, tapi Didi gak punya ponsel," jawab Diandra tersenyum kecut.
Angga tertegun, dengan susah payah dia menelan saliva nya. Angga ingat, bahwa gadis di samping nya di besarkan di panti asuhan dengan keterbatasan ekonomi yang melingkupinya.
Panggilan keberangkatan pesawat yang akan membawa mereka ke Bali telah terdengar, dengan bergegas kedua nya pun segera menuju ke pesawat.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..