NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Audisi Menantu Idaman

​Pagi itu, ketenangan mansion Gavriel pecah bukan karena suara ledakan, melainkan karena jeritan panik Aruna.

​"Mas Damian! Bangun! Ayah sudah di depan gerbang! Dia bilang mau membawakan oleh-oleh rengginang dan mengecek apakah menantunya sudah memberi aku makan dengan benar!" Aruna menggedor pintu kamar Damian seolah-olah rumah mereka sedang dikepung polisi.

​Pintu terbuka dengan sentakan cepat. Damian berdiri di sana dengan wajah bantal sesuatu yang sangat langka dan bahu yang masih diperban. "Aruna, ini jam delapan pagi. Kenapa ayahmu datang tanpa janji?"

​"Namanya juga orang tua, Mas! Mana ada orang tua pakai sistem reservasi kalau mau ketemu anaknya?" Aruna langsung menarik tangan Damian masuk kembali ke kamarnya.

"Dengar, kita harus akting. Jangan pasang muka 'siap membunuh' itu. Mas harus tersenyum! Mas harus terlihat seperti pria yang sangat mencintai aku sampai-sampai kalau aku minta bintang, Mas bakal belikan teleskopnya sekalian!"

​Damian menghela napas berat. "Aku tidak bisa tersenyum tanpa alasan, Aruna."

​"Anggap saja alasan Mas tersenyum adalah karena Mas senang belum saya racuni pakai seblak kedaluwarsa! Ayo, pakai baju yang terlihat ramah lingkungan! Jangan pakai hitam-hitam terus, Mas bukan agen pemakaman!"

​Lima belas menit kemudian, Baskoro, ayah Aruna, sudah duduk di sofa ruang tamu yang empuk. Di depannya, Damian dan Aruna duduk berdampingan dengan posisi yang sangat sangat mepet atas instruksi paksa dari Aruna.

​"Wah, Damian! Kamu terlihat... lebih segar ya?" ujar Baskoro sambil menatap menantunya dengan kagum. "Aruna tidak merepotkanmu, kan? Dia tidak minta dibelikan mi instan satu truk?"

​"Oh, tentu tidak, Ayah," jawab Damian. Ia mencoba tersenyum, namun yang muncul justru seringai yang membuat Baskoro sedikit bergidik. Aruna yang menyadari itu langsung mencubit pinggang Damian dengan keras.

​"Maksud Mas Damian, dia sangat bahagia punya istri seperti aku, Yah!" sela Aruna dengan tawa yang terlalu kencang. "Malah setiap pagi Mas Damian selalu bilang: 'Aruna, kehadiranmu bagaikan penyedap rasa di hidupku yang hambar'. Iya kan, Mas Sayang?"

​Damian berdehem, mencoba menelan harga dirinya yang setinggi langit. "Benar, Ayah. Aruna adalah... bumbu yang sangat unik dalam hidup saya. Sangat unik sampai terkadang saya ingin bersin."

​Baskoro tertawa terbahak-bahak. "Baguslah! Oh ya, Ayah datang ke sini juga mau berterima kasih. Sejak kalian menikah, bisnis Ayah mendadak lancar jaya. Kontrak-kontrak yang dulu hilang, sekarang kembali lagi.

Damian, kamu benar-benar pembawa keberuntungan bagi keluarga kami."

​Mendengar itu, Aruna merasa seperti disengat listrik. Ia melirik Damian dari sudut matanya. Ia tahu itu bukan keberuntungan itu adalah skenario yang disusun Damian untuk menutupi jejak penghancurannya.

​"Itu hanya sedikit bantuan kecil, Ayah," ujar Damian datar. "Keluarga Aruna adalah keluarga saya juga sekarang."

​"Oh, anak muda yang rendah hati!" Baskoro menepuk bahu Damian yang terluka.

​"Aakh!" Damian mendesis, wajahnya memucat seketika.

​"Mas! Mas kenapa?!" Aruna langsung panik, ia teringat luka tembak Damian semalam.

​"Ah... ini... ini karena Mas Damian tadi pagi terlalu semangat... eh... melakukan yoga ekstrem!" Aruna mencoba menutupi. "Iya kan, Mas? Mas tadi mau meniru gaya burung garuda terbang, jadi otot bahunya sedikit tertarik."

​Baskoro mengernyitkan kening. "Yoga? Damian yang terlihat seserius ini suka yoga?"

​"Sangat suka, Ayah," Damian menyela dengan suara yang tertahan menahan perih. "Yoga adalah cara saya untuk... menyatukan pikiran dengan alam. Aruna yang melatih saya."

​"Benar, Yah! Mas Damian bahkan sudah bisa gaya 'Kayang sambil makan kerupuk'!" Aruna menambahkan dengan bumbu kebohongan yang semakin tidak masuk akal.

​Suasana makan siang berlangsung penuh dengan cerita bohong Aruna dan jawaban singkat Damian yang dipaksakan sopan. Bagi Baskoro, mereka adalah pasangan sempurna. Bagi Aruna, ini adalah simulasi berjalan di atas paku panas.

​Saat Baskoro pergi ke toilet, suasana mendadak dingin kembali.

​"Yoga ekstrem? Kayang sambil makan kerupuk?" Damian menatap Aruna dengan tatapan maut. "Kamu ingin membuatku terlihat seperti orang gila di depan ayahmu?"

​"Daripada Mas terlihat seperti mafia yang habis kena tembak?" balas Aruna sengit, meskipun suaranya pelan. "Lihat Ayah, Mas. Dia begitu bahagia. Dia tidak tahu kalau orang yang dia puji-puji sebagai pahlawan adalah orang yang hampir membuatnya jantungan!"

​Damian terdiam. Ia melihat Aruna yang matanya mulai berkaca-kaca namun tetap berusaha terlihat galak.

​"Aruna, aku melakukan ini agar dia tidak kecewa," ujar Damian.

​"Mas melakukannya agar Mas terlihat bersih!" potong Aruna.

​Tiba-tiba, Baskoro kembali dengan wajah berseri-seri. "Aruna, Damian, Ayah pulang dulu ya. Ayah tenang melihat kalian rukun begini. Damian, jaga putri Ayah ya. Dia memang agak berisik, tapi hatinya emas."

​Damian berdiri, ia mengulurkan tangan dan menjabat tangan Baskoro dengan erat. "Saya berjanji, Ayah. Selama dia ada di bawah perlindungan saya, tidak akan ada orang lain yang berani menyakitinya."

​Kalimat Damian itu terdengar seperti janji suci, namun bagi Aruna, itu terdengar seperti klaim kepemilikan. Setelah Baskoro pergi, Aruna hanya bisa terduduk lemas di kursi.

​"Capek ya, Mas, jadi orang baik?" sindir Aruna.

​Damian melonggarkan dasinya, lalu duduk di samping Aruna. "Lebih capek lagi mendengarkan leluconmu yang tidak masuk akal itu. Tapi... terima kasih sudah menutupi lukaku tadi."

​Aruna menoleh, melihat Damian yang tampak sangat lelah. "Mas... kalau suatu saat Ayah tahu kebenarannya, apa Mas siap kehilangan semua ini? Termasuk kehilangan hak untuk menjerat saya?"

​Damian menatap Aruna dalam-dalam, sebuah tatapan yang membuat Aruna merasa jerat itu kini tidak lagi terasa seperti duri, melainkan seperti sesuatu yang mengikat mereka berdua dalam takdir yang gelap.

​"Aku tidak akan membiarkan dia tahu, Aruna. Karena aku tidak berencana untuk melepaskanmu. tak akan Pernah."

Suasana canggung itu terpecah ketika Damian tiba-tiba meraih tangan Aruna. Bukan untuk mengancam, melainkan untuk menggenggamnya dengan cara yang sangat asing ,hangat dan kokoh. Aruna yang tadinya ingin meluncurkan serangan kata-kata pedas, mendadak kehilangan sinyal di otaknya.

​"Mas... Mas jangan begini. Nanti saya bisa kena penyakit komplikasi," gumam Aruna, mencoba menarik tangannya namun gagal.

​"Komplikasi apa?" tanya Damian tanpa melepaskan pandangannya.

​"Komplikasi jantung, ginjal, dan hati! Jantung saya berdebar tidak karuan, ginjal saya terasa mau copot, dan hati saya... hati saya jadi bingung mau benci Mas atau mau minta traktir bakso," Aruna meracau, berusaha menutupi rona merah di pipinya yang kini lebih terang daripada cabai seblak.

​Damian sedikit mendekatkan wajahnya, membuat Aruna bisa melihat pantulan dirinya di mata hitam pria itu. "Teruskanlah jadi 'istri' yang baik di depan ayahmu, Aruna. Dan sebagai imbalannya, aku akan mengabulkan satu permintaanmu setiap kali kita berhasil melewati satu sandiwara tanpa ada barang yang pecah."

​Aruna langsung bersemangat. "Satu permintaan? Apapun? Termasuk kalau saya minta Mas Damian pakai bando telinga kelinci saat sarapan?"

​Damian terdiam sejenak, membayangkan harga dirinya hancur berkeping-keping di bawah bando kelinci. "Kecuali hal-hal yang merusak wibawaku secara permanen."

​"Ah, Mas tidak asyik! Padahal Mas pasti terlihat imut," Aruna mencibir. Namun, di dalam hatinya, ia merasa sebuah kemenangan kecil. Damian, sang pemangsa yang tak tersentuh, baru saja memberikan sebuah celah bagi Aruna untuk bermain-main di dalam dunianya.

​Namun, ketenangan itu terusik saat pintu depan mansion terbuka dengan kasar. Seorang wanita dengan gaun sutra berwarna zamrud dan sepatu hak tinggi yang bunyinya seperti derap langkah prajurit masuk tanpa permisi. Wajahnya cantik dengan riasan tajam, tipe wanita yang sekali lirik bisa membuat orang gemetar.

​"Damian! Aku dengar kamu terluka karena menyelamatkan seorang... gadis katering?" Suara wanita itu melengking tinggi, penuh dengan nada merendahkan.

​Aruna menoleh, lalu berbisik pada Damian, "Mas, ini siapa? Musuh Mas yang lain? Atau penagih asuransi yang dendam karena Mas tidak pernah sakit?"

​Damian mengembuskan napas panjang, auranya kembali mendingin seketika. "Satu lagi duri yang datang, Aruna. Namanya Clara. Dan dia adalah satu-satunya kesalahan masa laluku yang lupa aku hapus."

​Aruna menatap Clara, lalu menatap Damian. "Wah, Mas. Sepertinya episode drama kita baru saja berganti genre dari Action-Comedy jadi Telenovela penuh jambak-jambakan!"

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!