Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang lembut. Kasur yang tidak pernah rapih karena tidak pernah mendapat sentuhan wanita. Setengah memejamkan mataku ku gulingkan tubuhku ke kanan dan ke kiri mencari posisi enak untuk menyambut tidurku.
"Woy, baru jam tujuh juga. Mau tidur aja!" protes Adit seraya melempar bantal hingga mengenai punggungku.
"Elo lagi marahan sama Dena ya?" Dasar Adit kepo!
"Dena lagi keluar kota. Gue males di rumah sendirian!" Alasanku, padahal kenyataannya adalah aku sedang tidak mau di rumah karena adanya Lily, dan tidak mungkin kalau aku pulang ke rumah Dena, bisa-bisa Dena ngamuk kalau pada malam pertama pernikahan keduaku ini aku tidak bersama Lily.
"Tumben banget Dena keluar kota?"
"Lagi ada urusan. Kepo banget sih lo?!" bentakku sembari melotot ke arahnya yang sudah duduk di sampingku menyandar pada sandaran tempat tidur.
"Ya gak biasanya aja. Kan biasanya elo yang temenin kalau Dena ada seminar ke luar kota." tatapan Adit tidak lepas dari game di hpnya.
"Gue banyak meeting penting dan gak bisa di tinggalin. Jadi terpaksa gue gak bisa nganter Dena. Gue nginep disini tiga hari ya?"
"Terserah!" ucapnya.
Kantuk sudah mulai menyerangku, aku sudah dalam posisi ternyaman dan sebentar lagi aku akan menjemput mimpi indahku.
"Lily apa kabar? Aku kangen udah seminggu gak ketemu dia!"
Aku tersentak. Saat itu juga rasa kantuk yang ada hilang entah kemana.
"Ya dia baik. Kenapa emang?"
Adit menghentikan aktifitasnya.
"Kayaknya gue suka sama sekretaris elo. Dia manis!"
Pantas saja kalau bertemu dengan gadis itu Adit jadi selalu salah tingkah!
"Besok sampein salam gue ke dia ya. Gue minta kontaknya dong!" Seru Adit.
Apa!!
"Gue gak punya!" jawabku kembali mencoba menutup mataku.
"Ah gak mungkin elo gak punya! Dia kan sekretaris elo!" Adit menyondongkan tubuhnya melewati kepalaku. Sedetik kemudian hpku sudah ada di tangannya.
Aku segera bangkit, tanganku terulur hendak meraih hpku, tapi telambat! Adit sudah menemukan kontak Lily dan dia sudah mengirimkan ke hpnya. Dasar! maniak hp mah secepat kilat juga udah berhasil aja curi nomer orang! Bodohnya aku. Harusnya aku kunci hpku dengan kode agar tidak ada yang bisa membukanya!
Adit tertawa menyeringai saat melihat kekesalanku.
"Thank's, brother!" ucapnya lalu menyerahkan hpku dan mengetik sesuatu di hpnya.
Aku tidak mau tahu dan tidak mau peduli apa yang akan Adit lakukan. Ku rebahkan kembali tubuhku seperti tadi, tapi posisi ternyaman ku sudah menghilang.
Tenggorokanku rasanya kering sekali, aku memutuskan untuk pergi ke dapur. Mengambil air dari dispenser sampai setengah gelas lalu meneguknya hingga tandas.
Hilang sudah rasa kantuk yang tadi sudah menerpaku. Dasar Adit, temen gak ada akhlaq!
Bima pov end.
***
Lily memandang jam di dinding kamar. Sudah hampir jam satu malam, tapi Bima belum juga pulang. Dia sudah mondar-mandir di dalam kamar entah sudah berapa puluh kali. Sesekali ke ruang tengah, lalu ke teras, kembali lagi ke ruang tengah menunggu kalau-kalau terdengar suara mobil yang berhenti di halaman rumahnya. Tapi tidak ada apa-apa bahkan nyamuk pun seakan enggan mendekat ke rumah itu.
Lily erat menggenggam hpnya. Berharap Bima akan menghubunginya kembali. Atau Lily akan mengirimkan pesan terlebih dahulu? Ah tidak!
Lily kembali ke dalam kamar, pesan yang sudah ia ketikan ia hapus kembali. Entah sudah berapa puluh kali Lily menghapus pesan yang sudah di ketiknya. Di dalam hatinya ia tertawa, 'bukankah Pak Bima sudah bilang tadi jangan menunggunya pulang? Lily bodoh. Tidur aja kenapa sih Ly? Nanti juga kalau dia mau pulang kesini tentu dia akan pulang! Lagipula mungkin dia juga sama mbak Dena sekarang!'. Entah kenapa memikirkan fakta kalau dia hanyalah istri kedua sangat menyakitkan bagi Lily.
'*Tapi ini kan malam pertamaku sebagai seorang istri! Apa Pak Bima lupa? Kenapa dia pergi?'
'Ah ya ampun Ly. Kamu benar-benar sudah lupa ya. Cek laci sekali lagi Ly*!' Lily menguatkan hatinya lalu membuka laci kedua di samping tempat tidurnya.
Lily mulai membaca kembali sebuah kertas yang mengharuskannya menutup hatinya untuk Bima.
Poin pertama.
Pernikahan ini berlaku hanya sampai satu tahun setelah itu pihak pertama akan menggugat cerai pihak kedua.
Pernikahan ini bersifat rahasia dari umum, untuk kenyamanan kedua belah pihak.
Tidak boleh terpesona satu sama lain.
Selama dalam masa kontrak pihak kedua di larang berhubungan dengan pria manapun hingga masa kontrak selesai.
Tidak ada kontak fisik selama dalam masa kontrak kecuali dalam keadaan terdesak.
Bersikap romantis hanya di depan keluarga.
Jangan bermain perasaan selama masa kontrak berlaku.
Semangat thor 💪💪