Dihamili Oleh Crazy Rich

“Tolooonggg...” Raungan dari seorang wanita menggema diheningnya suasana sebuah hutan.

“Siapapun tolong akuu...” Tangisan serta rintihan pilu bersahut–sahutan keluar dari mulutnya.

Dialah Mika, terbaring di tanah yang lembab di tengah malam sendirian dengan kondisi tangan dan kaki terikat menjadi satu di bagian belakang tubuhnya.

Rasa takut, nyeri dan sakit hati semua menjadi satu yang dia rasakan saat ini. Akibat kebenciannya kepada Kaila dan obsesinya karena ingin memiliki seorang Hansel. Dia nekat mencari tahu tentang keberadaan Livia untuk mengadu domba mereka agar bisa memisahkan Kaila dan Hansel. Tak mengapa jika dia tidak bisa memiliki Hansel asalkan begitu pula dengan Kaila.

Namun bak jatuh tertimpa tangga pula, bukannya berhasil sesuai harapan. Nyatanya, Kaila telah dinikahi oleh Hansel dan dia sekarang disiksa seperti ini oleh Livia.

Ketika tadinya dia dihubungi oleh Livia dan diminta untuk bertemu. Dengan senang hati dirinya menuruti panggilan itu, karena berfikir kalau Livia telah berhasil menggagalkan pernikahan Hansel dan Kaila.

Ketika itu… “Selamat malam, Livia,” sapa Mika dengan senyuman, saat mereka bertemu di pinggir jalan raya yang tampak sepi.

Dua orang wanita dengan pakaian yang sama terbukanya kini saling berdiri berhadapan.

“Bagaimana, apakah kamu sudah berhasil menggagalkan pernikahan tunanganmu itu?” tanya Mika dengan penuh gaya, kala itu.

“Foto siapa ini?” bukannya menjawab, Livia dengan tak sabar malah menunjukkan sebuah foto kepada Mika.

“Ooh, itu foto temannya Kaila. Namanya Astrid. Memangnya kenapa dengan dia?”

“Apa selama ini kamu mempermainkanku, Mika?” tanya Livia, menekankan setiap kata–katanya.

Mika mengerutkan kedua alisnya.

“Apa maksudmu?”

“Kamu menyebut nama Kaila dan menyuruhku untuk mencari tahu dari sosial medianya. Tapi yang aku temukan adalah wanita di foto ini!” kata Livia dengan marah lalu melemparkan selembar foto itu tepat ke wajah Mika.

“Hei apa maksudmu! Aku sudah mengatakan untuk mencari Kaila bukan wanita yang bernama Astrid seperti yang di foto ini!” Mika tidak terima dengan sikap Livia.

“Apa kamu tahu, karena kebodohanmu ini aku sudah membunuh orang yang salah, huh ?! Dan gadis dengan gaun pengantin itu masih terlihat baik–baik saja!” Livia berteriak emosi mencerca Mika.

“A-apa maksudmu? Kamu membunuh? Membunuh siapa?” tanya Mika mulai terbata–bata karena terkejut saat Livia menyebut telah membunuh seseorang.

“Ya... aku telah membunuh wanita yang ada di foto itu tetapi ternyata dia bukan Kaila. Dan apa kamu tahu kalau aku tidak pernah gagal selama hidupku.” Livia kembali menekankan ucapannya membuat Mika bergetar.

“Hansel dan Kaila mengenakan pakaian pengantin. Ya, aku rasa mereka telah menikah,” lanjut Livia dengan tatapan nanar.

“A-apa? Jadi mereka berhasil menikah?” Mika merasa kalah.

“Ya... tapi tidak denganmu. Kamu tahu? Aku akan membunuhmu juga tetapi dengan cara yang lebih menyakitkan. “ Livia berbisik tapi terdengar mengerikan.

“Apa yang kamu bicarakan, Livia? Kenapa kamu harus membunuhku juga?” tanya Mika yang ketakutan.

“Karena kamu telah membuatku gagal, dasar pelacur!” umpat Livia dengan penuh emosi.

“Ikat wanita ini dan buang dia di tengah hutan agar binatang buas menjadikan dia hidangan lezat malam ini!” perintah Livia pada beberapa orang anak buahnya.

Dan disinilah Mika dengan semua penyesalan nya…

“Ya Tuhan selamatkan lah aku... aku berjanji tidak akan mengusik kehidupan Kaila dan Hansel lagi.” ucap Mika dengan tangisan pilu. Siapa pun yang mendengarnya pasti tidak akan tega.

***

Hansel masuk ke dalam kamar pasien yang dia sewa untuk menjadi kamar inap pribadinya bersama sang istri.

Kaila telah terlelap di ranjang pasien dengan tenangnya. Melihat itu, Hansel berniat ingin mengerjainya. Dia lalu membuka selimut yang membungkus tubuh kecil istrinya itu dengan gerakan perlahan. Lalu dengan lihai mengarahkan tangannya untuk menyusup ke bawah baju tidur Kaila dan menarik kain tipis yang membungkus area pribadi Kaila dengan mudahnya. Hansel tersenyum bangga ketika berhasil melakukannya.

Namun Kaila hanya bergerak sedikit, tampak tak terusik sama sekali, mungkin saking lelap tidurnya. Sialnya, dia malah merubah posisi tidurnya menjadi setengah terlentang. Bagian bawah dress piyamanya yang tersingkap membuat Hansel kena getahnya sendiri.

Bagian bawah tubuh Kaila kini terlihat tanpa penutup. Hansel menelan ludah dengan susah payah. Mulai berpikir keras, membuat keputusan antara maju atau tidak. Dan keputusan ini sepertinya agak sulit diputuskan.

Dia akhirnya naik ke atas ranjang kecil itu, lalu mengecup bibir Kaila, hanya mengecup saja pikirnya, lalu berniat untuk tidur. Sialnya lagi, hanya dengan mengecup saja sudah langsung menaikkan hasratnya.

“Siaaall…” Hansel mengumpat dalam hati.

Dia melirik wajah cantik istrinya yang terlihat damai. “Nyenyak sekali dia tidur, apa tidak tahu bagaimana kondisiku saat ini?”

Hansel mengacak-acak rambutnya, mulai frustasi. Berulang kali mengatur napas, mencoba untuk menenangkan diri. Namun, yang di bawah sana masih berdiri tegak.

Perlahan, ia menggoyangkan lengan Kaila. “Sayang,” panggilnya pelan.

Kaila tidak terusik sama sekali. Hansel menghela napas panjang.

“Ck, bukannya ini malam pertama kita?” ujarnya yang teringat pada sindiran Dika tadi.

Setelah satu jam berlalu, Hansel tetap tak bisa terpejam sama sekali. Dia lantas memiringkan tubuhnya, mulai memandangi tubuh sintal istrinya.

“Sayang, aku sungguh tidak tahan setiap berdekatan denganmu. Kalau tidak sekarang, bisa-bisa kepalaku pecah.”

Hansel sudah tidak peduli lagi, meskipun dia tahu kalau Kaila pasti akan marah jika sampai terbangun nanti. Sebab, sahabatnya sedang berjuang di ruang gawat darurat untuk bisa selamat, tetapi suaminya malah menelanjangi dirinya.

Hansel lalu mulai membuka satu persatu kancing piyama Kaila sampai terlepas beberapa. Lalu mulai menelusuri bagian atas tubuh istrinya itu dengan bibirnya. Tanpa sadar, Kaila melenguh sambil tidur. Membuat Hansel semakin semangat bekerja di bawah sana.

Bagian bawah Hansel semakin mendesaknya. Dia tidak mau menunggu lagi, sudah tidak ada waktu untuk menunda lagi.

Hansel pun mulai sibuk sendiri, jika Kaila bergerak, Hansel berhenti. Lalu saat istrinya terlelap lagi, Hansel pun bekerja lagi. Dengan perlahan namun pasti dia berhasil mendapatkan yang dia mau, dan Kaila sama sekali tidak menyadarinya.

Keringat pun bercucuran, Hansel jadi merasa seperti bermain sendirian dengan sebuah boneka. Tapi itu salahnya sendiri. Setelah tuntas, Hansel kembali merebahkan tubuhnya di samping Kaila. Dia menutup lagi kancing baju Kaila yang dia lepas tadi, lalu menarik selimut dan menutupi tubuh istrinya saja, karena selimut rumah sakit sangat kecil untuk bisa digunakan berdua.

Hansel lalu turun dari tempat tidur dan membersihkan dirinya dari sisa–sisa kegiatannya tadi di dalam kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, dia masih melihat istrinya tertidur nyenyak.

“Bagaimana bisa dia sama sekali tak terusik?” gumamnya heran sambil menggeleng pelan. Dia lalu membuka pintu kamar pasien dan melihat ke arah kursi panjang tempat Dika berbaring dan sudah tampak tertidur.

Hansel tersenyum miring melihatnya.

“Cepatlah menikah,” ledek Hansel, lalu menutup kembali pintunya. Kemudian kembali naik ke tempat istrinya terlelap dan merebahkan dirinya. Setelah menarik Kaila ke dalam pelukannya. Hanya dalam hitungan beberapa detik saja, Hansel langsung terlelap.