Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.
Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.
Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.
Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.
Kabar apakah itu?
Ikuti jalan ceritanya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Kesurupan
Cherika merasakan bagian punggungnya seperti di pukul seseorang. Tubuhnya sakit, seketika pandangannya menghitam. Cherika hilang kesadaran. Cherika duduk diam, kepalanya menunduk
"Mama, Mama," Bobby menepuk pundak Cherika.
"Cheri, Cheri!" Panggil Vian.
Cherika membuka mata. Matanya berubah menjadi merah menyala. Cherika mengambil sepotong ayam kecap yang ada di piringnya. Langsung Cherika masukan ayam beserta tulangnya ke dalam mulut. Cherika berdiri di atas meja restoran sambil berteriak.
"LAPAAAAAAAAAR!"
Bobby menangis, ketakutan melihat Cherika. Vian menggendong Bobby dan mencoba minta tolong kepada pengunjung Restoran Lezat . Cherika terus berteriak lapar. Cherika membuang semua makanan yang ada di atas meja.
Cherika memandangi satu persatu pengunjung restoran. Cherika meminta makanan kepada mereka.
"Mas, pacarnya kesurupan tu!" Kata salah seorang pengunjung restoran.
Cherika lagi-lagi meminta makanan. Cherika sangat kelaparan. Seorang ibu-ibu memberikan nasi goreng kepada Cherika. Cherika mengendus, dia tidak suka. Cherika membuang makanan itu. Cherika mengamuk di dalam restoran.
Suasana di restoran kacau balau. Tidak ada yang berani mendekati Cherika. Banyak tamu restoran berlarian keluar. Vian meminta maaf kepada manager restoran atas semua yang terjadi. Vian berjanji akan mengganti kerusakan.
Cherika terus berteriak lapar. Cherika memukul-mukul perutnya. Cherika mengancam akan membuat restoran itu bangkrut jika tidak memberikan apa yang dia inginkan.
"Jangan, jangan, tolong jangan bikin kami bangkrut. Apa yang ingin Anda makan?" tanya Manager restoran.
"Aku ingin makan ketan dan juga rokok!" Teriak Cherika.
Manager restoran meminta karyawannya untuk menyiapkan makanan yang terbuat dari ketan secepat mungkin. Manager restoran memberikan sebatang rokok kepada Cherika dan menyalakannya. Cherika dengan santainya mengisap rokok.
Tidak berapa lama, ketan yang diminta Cherika pun siap. Cherika langsung melahap ketan yang ada di depannya. Laudya menyaksikan itu semua. Laudya memandangi Nyai. Ternyata Nyai benar 'orang pintar'.
Nyai berjalan ke Restoran Lezat. Laudya sedikit menjaga jarak dari Nyai. Laudya ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka masuk ke dalam restoran.
Nyai memandangi Cherika yang lagi asik makan ketan. Nyai duduk di samping Cherika. Nyai memegang pundak Cherika. Cherika menjerit kesakitan.
"AAAAAGGGHH!"
"Siapa kamu? Dan apa tujuan kamu kemari?" Nyai masih memegang pundak Cherika.
Sosok yang merasuki Cherika bilang, dia adalah penunggu yang ada di restoran. Pemilik restoran tidak pernah memberikan makanan kepadanya. Dia juga ingin makan sama seperti pengunjung restoran.
Manager restoran meminta bantuan kepada Nyai untuk mengeluarkan sosok itu dari tubuh Cherika dan meminta agar sosok itu tidak menggangu pengunjung restoran mereka.
Nyai meminta Manager restoran untuk menyiapkan kopi hitam segera. Pramusaji dengan cepat menyiapkan kopi hitam dan menaruhnya di atas meja.
Nyai memberikan kopi hitam itu kepada Cherika. Setelah menghabiskan sebatang rokok, Cherika menyeruput kopi hitam yang masih panas. Nyai menaruh tangannya di atas kepala Cherika. Dan lagi-lagi mulutnya komat-kamit membaca mantra. Nyai menarik sesuatu di atas kepala Cherika. Cherika jatuh pingsan di atas lantai restoran.
Cherika membuka mata sambil memegangi kepala. Cherika merasakan ada yang aneh di mulutnya. Cherika mencium bau rokok yang begitu menyengat. Cherika memandangi kondisi restoran yang berantakan. Cherika juga tidak mengerti mengapa dia bisa duduk di atas lantai.
"Mama!" Bobby turun dari gendongan Vian dan berlari memeluk Cherika yang masih kebingungan.
"Cheri, kamu sudah sadar?" Vian membantu Cherika untuk berdiri.
"Apa yang terjadi?" bisik Cherika.
"Nanti aku ceritain. Sebentar," Vian menghampiri manager restoran.
Vian sekali lagi meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Vian seperti janjinya sebelumnya akan membayar semua kerusakan yang disebabkan Cherika.
Manager restoran tidak meminta ganti rugi. Cherika kesurupan karena kelalaian pihak restoran. Mereka memang tidak pernah mengadakan selamatan ataupun ritual lainnya di tempat baru mereka.
Manajer restoran memberikan amplop kepada Nyai sebagai ucapan terima kasihnya. Vian juga mengucapkan terima kasih kepada Nyai karena sudah membantu mengeluarkan sosok di dalam tubuh Cherika.
"Cheri!" Laudya masuk ke dalam restoran.
"Laudya," Sapa Cherika.
"Maaf Mas, saya mau makan, tapi kenapa ya restorannya?" Laudya menunjuk ke dalam restoran yang berantakan.
Nyai dengan cepat menceritakan apa yang terjadi. Laudya pura-pura kaget dan sangat khawatir akan kondisi Cherika.
"Lu, kesurupan!" Cherika membuka lebar mulut dan kedua matanya.
Nyai melihat Laudya membawa sebotol air mineral di tangannya. Nyai dengan sopan meminta air itu. Laudya bertanya untuk apa. Air itu akan diberikan kepada Cherika karena sosok itu masih berusaha masuk ke dalam tubuh Cherika.
Laudya memberikan air mineral. Nyai membuka tutup botol. Nyai seperti membacakan sesuatu ke dalamnya. Nyai memberikan air itu kepada Cherika.
"Nanti diminum, dihabiskan. Biar sosok itu tidak lagi mengganggu," kata Nyai.
"Terima kasih," ucap Cherika.
Cherika, Bobby dan Vian meninggalkan restoran. Nyai dan Laudya melanjutkan obrolan mereka di luar restoran. Laudya sekarang percaya Nyai memang orang pintar. Laudya merencanakan sesuatu dan meminta bantuan Nyai.
"Di dunia ini gak ada yang gratis. Apa kamu sanggup membayar?"
"Asalkan keinginanku terpenuhi, berapapun akan aku bayar," jawab Laudya.
Nyai tersenyum. Nyai dan Laudya membuat perjanjian. Dan akhirnya mereka mencapai kata sepakat. Laudya meminta Nyai untuk melakukan sesuatu.
...----------------...
Cherika diantar Vian dan Bobby ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Cherika hanya diam. Satria dan Zidan merasa ada yang aneh pada Cherika, wajahnya terlihat pucat.
"Opa, Opa, tadi Mama ngamuk di restoran," kata Bobby.
"Ngamuk?" Zidan memandangi Vian meminta penjelasan.
Vian memberitahu kejadian tadi siang kepada Zidan dan Satria. Cherika, Zidan dan Satria sama sekali tidak percaya hal-hal seperti itu ada. Tapi Vian meyakinkan mereka, Cherika tadi benar-benar mengalami kesurupan. Cherika bilang dia tadi hanya pingsan.
Cherika merasakan hawa dingin di lehernya. Cherika mendengar suara-suara aneh di sekelilingnya. Makin lama suara itu makin terdengar bising di telinga. Cherika melihat bayangan-bayangan hitam melesat terbang berputar-putar di sekelilingnya.
Cherika memejamkan mata dan menutupi kedua telinganya. Tubuh Cherika bergetar hebat. Cherika histeris berteriak ketika dia merasakan lehernya ditusuk kuku panjang.
"AAAAAGGGHH!"
"Mama, ngamuk lagi!" Bobby ketakutan dan berlari keluar rumah.
Vian mengejar Bobby yang masuk ke dalam mobil. Bobby menangis meminta pulang ke rumah. Bobby takut melihat Cherika yang dua kali kesurupan.
Vian kembali ke dalam rumah dan memberikan botol mineral yang diberikan Nyai kepada Satria. Vian langsung berlari ke luar rumah tanpa memberitahu Satria. Satria bingung air mineral itu mau diapakan. Satria nyaris saja melempar botol mineral itu ke wajah Cherika.
"Satria! Jangan!" Zidan merebut air mineral dari tangan Satria.
Zidan membuka air mineral dan perlahan meminta Cherika membuka mulutnya. Sedikit demi sedikit Cherika meneguk air mineral. Zidan juga mengusap wajah Cherika dengan menggunakan sedikit air mineral.
Suara-suara yang tadi ramai mencekam perlahan menghilang. Hawa di sekitar Cherika juga kembali normal. Cherika memberanikan diri membuka matanya. Cherika mendengar suara Zidan dan Satria memanggil-manggil namanya.
"Cheri, Cheri," panggil Zidan.
Cherika memberanikan diri membuka kedua matanya. Cherika sedikit mengintip dan benar di depannya ada Zidan dan Satria. Cherika kemudian membuka lebar kedua matanya. Cherika mencari Bobby dan Vian yang tidak ada di ruang tamu.
Cherika mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang tamu. Cherika tersenyum melihat Bobby yang berdiri di depan pintu. Cherika memanggil Bobby agar mendekat dan tidak takut padanya.
Zidan dan Satria menoleh ke arah pintu. Mereka tidak melihat Bobby dan tidak ada siapa-siapa di sana.
"Cheri, kamu ngomong sama siapa?" bisik Satria.
"Bobby," Cherika membuka lebar kedua tangannya.
"Cheri, gak ada siapa-siapa di sana," tunjuk Zidan.
Cherika memandangi Satria dan Zidan secara bergantian. Cherika tersenyum, bukan waktunya mengajak Cherika bercanda. Cherika kembali melihat ke arah Bobby. Dan tiba-tiba saja Cherika melihat sosok hitam besar berwajah seram ingin menerkamnya.
"AAAAAAAAAA!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...