NovelToon NovelToon
Anak Pembawa Berkat

Anak Pembawa Berkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rachel Imelda

Gracia Natahania seorang gadis cantik berusia 17 tahun memiliki tinggi badan 160cm, berkulit putih, berambut hitam lurus sepinggang. Lahir dalam keluarga sederhana di sebuah desa yang asri jauh dari keramaian kota. Bertekad untuk bisa membahagiakan kedua orang tua dan kedua orang adiknya. Karena itu segala daya upaya ia lakukan untuk bisa mewujudkan mimpinya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rachel Imelda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yah...ilang deh hoodie gue...

"Gak, bukan gitu Rina. Kok kamu samain Mas Juna sama topeng Monyet sih?" Wulan balik bertanya.

"Ya kan biasanya kalo ada topeng monyet yang datang di kampung ini pasti semua orang senang dan ceria semua. Jadi secara gak langsung Kak Wulan nyamain Kak Juna dengan Topeng Monyet. Gak sopan banget sih" kata Rina panjang lebar.

Juna pun menatap tajam ke arah Wulan. Wulan jadi salah tingkah. "Berani-beraninya kamu ngatain saya topeng monyet?" kata Juna.

"Eh enggak Mas. Aku gak bilang kok. Itu Rina yang bilang" Kata Wulan salah tingkah.

"Gak saya denger kok kamu bilang apa. Dan benar apa yang Rina katakan. Sumber keceriaan ya topeng monyet" kata Juna lagi.

"Eh kok jadi gini sih?" kata Wulan.

"Udah ah. Sini Wulan makan rujaknya, Enak lho" kata ibu Marni mencairkan suasana.

Tapi Wulan dia kesal karena semua orang menyudutkannya. "Gak bu, aku mau pulang aja. Aku gak mau makan rujaknya" kata Wulan lalu berbalik dan berlari pergi ke rumahnya yang ada di sebelah rumah Cia.

*******

"Ih sebel sebel sebel..." kata Wulan ketika ia memasuki rumahnya. Dia langsung membuang dirinya di atas tempat tidurnya. Sang Ibu yang melihat kelakuan putrinya pun bertanya.

"kamu kenapa sih Lan. kok kayaknya BeTe gitu?" tanya Ibu Nani, ibunya Wulan.

"Itu si Cia sama adiknya Rina ngejahatin aku Bu" Wulan melaporkan perbuatan Cia dan Rina kepada ibunya.

"Ngejahatin gimana? Mereka itu kan orang baik bukan orang jahat?" Tanya Ibu Nani.

Memang keluarga Pak Beny terkenal sebagai keluarga yang sangat baik dan ramah. Juga suka membantu. Ayah Beny selalu menolong orang yang membutuhkan bantuannya tanpa meminta imbalan. Karena menurutnya semua bahan yang dia pakai untuk meracik obat adalah bahan-bahan yang dikasih gratis oleh Tuhan, makanya dia juga menolong orang dengan gratis.

Mereka jahat. aku kan cuma mau berteman dengan orang kota yang ada dirumahnya mereka tapi mereka melarang aku. Aku kan jadinya sebel. Masa mau temenan aja gak boleh" kata Wulan merajuk.

"Kamu yang bertingkah aneh-aneh kali makanya mereka ngelarang" kata Ibu Nani lagi.

"Ah Ibu, Yang anak ibu itu aku atau mereka? kok ibu malah belain mereka?" kata Wulan lagi. "Aku juga kesel sama ibu" kata Wulan lagi lalu menutup wajahnya dengan bantal.

Ibu Nani menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya itu.

Lalu Ibu Nani pergi keluar meninggalkan Wulan sendirian di kamarnya.

********

Sedangkan di rumah Juragan Darmo. Terlihat Juragan Darmo sedang duduk di kursi rotan yang ada di teras rumah mewahnya dan Dani anaknya duduk di sebelahnya. Sedangkan Nyonya Sinta duduk di depan Juragan Darmo.

"Pak, aku gak mau kalo Cia itu jadi milik orang lain. Apalagi sampai jadi milik orang kota itu. Aku gak rela. Kita harus balas dendam sama laki-laki kota itu" kata Dani yang hidungnya masih di perban pasca operasi.

Karena hidungnya patah oleh pukulan Juna akhirnya Juna mengoperasi hidungnya bukan sekedar menyambung tulang hidungnya yang patah tapi sekaligus merubah bentuk hidungnya menjadi lebih mancung. Dipikirnya Cia akan jatuh cinta padanya kalo hidungnya mancung. Hehehe...ada-ada aja si Dani.

Tenang saja Bapak sudah merencanakan sesuatu untuk anak kota itu dan juga untuk keluarga Pak Beny itu" Kata Juragan Darmo sambil menggerakkan gigi-gigi kuningnya itu.

"Apa yang Bapak rencanakan?" tanya Dani. "Bapak jangan apa-apakan calon isteri aku ya. awas aja kalo sampe calon isteri aku kenapa-kenapa" kata Dani.

"Kamu gak usah tau apa rencana Bapak, yang penting kan kamu bisa dapatkan Cia kan?" kata Juragan Darmo.

"Iya sih. Tapi ingat jangan apa-apain Calon isteri aku" Kata Dani lagi.

"Udahlah Dani. Kamu ikuti aja apa kata Bapak kamu, Kamu tenang aja. Tau beres aja deh" Kata Nyonya Sinta.

"Iya Bu. Ya udah Dani ngantuk mau tidur dulu" kata Dani. Begitulah kerjanya Dani. Tidur, makan, minta duit. Gak ada yang bisa dibanggakan darinya. Meskipun lumayan tampan tapi apa gunanya kalo malas kayak gitu. Iya kan??

"Ya udah istirahatlah biar hidung kamu cepat kering bekas operasinya." kata Nyonya Sinta lagi. Dani pun masuk ke dalam kamarnya.

"Pak, emangnya apa rencana Bapak? hati-hati lho pemuda itu keponakannya Pak Lurah Hadi" kara Nyonya Sinta.

Juragan Darmo cuma diam mendengarkan perkataan isterinya. Dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba datang anak buahnya memberi laporan hasil pengawasannya. Yah dia ditugaskan untuk memata-matai Juna pemuda kota keponakannya Pak Lurah Hadi yang telah mematahkan hidung anaknya.

"Permisi Juragan," kata Anak buahnya itu.

"Hmmm...apakah yang kamu dapatkan?" kata Juragan Darmo.

" Pemuda itu ternyata sudah mau balik ke kota besok. Dan saat ini dia sedang berada di rumah Pak Beny si tukang obat itu." kata Anak buahnya itu.

"Oh dia sudah mau pulang yah" kata Juragan Darmo sambil mengelus-elus brewoknya.

"Bruno jalankan rencana kita. Kamu paham kan?" tanya Juragan Darmo.

"Iya Juragan saya paham" jawab Bruno.

"Laksanakan. Jangan sampai ada kesalahan." kata Juragan Darmo lagi.

"Siap Juragan. Kalo gitu saya permisi." Juragan Darmo menganggukkan kepalanya dan mengisyaratkan dengan tangannya supaya Bruno pergi.

"Pak, apa yang bapak rencanakan." tanya Nyonya Sinta penasaran.

"Aku bakal buat laki-laki kota itu kapok untuk datang ke sini" kata Juragan Darmo.

Nyonya Sinta cuma diam mendengarkan perkataan suaminya. Dia tahu akan ada masalah besar yang akan menimpa laki-laki kota itu.

Di lapangan desa itu berdiri sebuah icon desa Swadaya ini sebagai desa teladan karena bersih dan terawat. Dan dilarang keras untuk mencoret-coret atau merusak icon itu.

Barangsiapa yang kedapatan mengotori atau bahkan merusaknya akan di kenai sanksi yaitu diusir dari desa ini dan tidak boleh lagi menginjakkan kaki di desa Swadaya ini.

Tiba malam hari Bruno mulai beraksi ketika semua warga sudah mulai masuk ke dalam rumah masing-masing.

Bruno mengendap-endap menuju lapangan desa di mana icon kebanggaan desa itu berdiri. Ketika dirasa aman. Bruno langsung mengeluarkan pilox warna warni lalu menyemprotkan ke icon yang berupa patung itu. Dia menuliskan nama Juna dan juga Cia. lalu di melepaskan hoodie milik Juna di dekat icon itu. seolah-oleh Juna yang melakukannya.

Hoodie milik Juna itu dia colong dari jemuran rumah Pak Lurah Hadi. Berani sekali si Bruno itu.

"Rasain kamu anak kota. Yakin deh setelah ini pamanmu sendiri yang akan mendepakmu keluar dari desa ini. Dan kamu gak akan bisa datang lagi ke sini. Setelah melancarkan aksinya Bruno pun pergi dari tempat itu.

Tapi ternyata Bruno salah karena perbuatannya itu di lihat oleh seseorang yang kebetulan lewat. Lalu seseorang itu sempat merekam aksi Bruno itu.

"Siapa kira-kira orang yang mau dijebak ya?" kata seseorang itu.

Lalu dia pun pergi meninggalkan tempat itu.

******

Di rumah Pak Lurah hadi, Juna lagi kelimpungan mencari hoodie kesayangannya.

"Perasaan tadi aku lagi jemur di luar. kok gak ada sih" kata Juna.

"Nyari apaan Jun?" Tanya Bibi Ratna istrinya Pak Lurah Hadi.

"Ini Bi, hoodie aku yang tadi di jemur di luar. kok gak ada?" kata Juna.

"Emang belom kamu angkat ya? Bibi pikir udah kamu angkat makanya gak ada lagi di jemuran." kata Bibi Ratna.

"Belum Bi, tadi aku kan ke rumah Pak Beny maen sekalian pamitan karena besok aku udah balik ke kota. Tapi pas pulang tadi aku mau ambil eh udah gak ada" kata Juna.

"Coba nanya ke Mang Tejo, barangkali Mang Tejo yang angkat" kata Bibi Ratna.

Juna pun mencari Mang Tejo untuk bertanya perihal hoodienya yang hilang. "Mang Tejo, ada liat hoodie aku gak yang tadi di jemur" tanya Juna.

"Hoodie itu tadi sih mamang liat lagi di jemuran. Bukannya udah diangkat sama Den Juna?" kata Mang Tejo.

"Justru ini aku mau nanya sama Mang Tejo apa Mang Tejo yang angkat hoodie saya? tanya Juna.

"Enggak dari tadi Mamang di depan aja jagain pagar" kata Mang Tejo.

"Yah ilang deng hoodie gue" kata Juna. Mana besok udah mau balik Jakarta lagi.

"Ya sudahlah Mang, berarti udah ilang itu hoodie saya.. Emang disini suka ada pencuri jemuran ya Mang" tanya Juna.

Bersambung...

1
Afifah Aliana
lanjutkan semangat tor
Professor Ochanomizu
Asik banget!
Rachel Imelda: Makasih....
total 1 replies
Rachel Imelda
Makasih loh🙏. Sabar ya...
AteneaRU.
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!