Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Lina balik lagi kerumah sakit!" Perintah Bagas dari ujung telpon.
"Tapi saya sudah di jalan, tuan." tolak gadis itu.
"Putar balik, saya ga mau tau pokoknya kamu harus kembali kerumah sakit. Sekarang! tidak ada bantahan. " tegas Bagas dengan suara kencang membuat Lina menjauhkan ponselnya dari telinganya karna suaranya terlalu menyakitkan gendang telinga.
"Baik tuan." komunikasi langsung terputus.
"Orang aneh, tadi nyuruh pulang. Sekarang suruh balik. Plin plan. Pak putra balik lagi kerumah sakit. " pinta Ami pada sopir taxi online yang ia pesan.
"Tapi ini bentar lagi kita nyampe, neng." sanggah sang sopir.
"Ga apa - apa, pak. Nanti saya banyaknya double." ujar Lina pada sopir taxi.
"Baik, neng." wajah sang sopir langsung ceria saat mendengar Lina mau membayar dua kali lipat. Jarang - jarang ia dapat penumpang sebaik Lina.
"Makasih ya, pak. Kebalikannya ambil aja." Lina memberikan selembar uang bewarna merah pada pak sopir.
"Sama - sama, neng."
Lina bergegas berjalan menuju ruang perawatan Bima. Ia takut di marahi jika terlalu lama. Dari kejauhan terdengar tangis Bima, Lina setenagh berlari menuju kamar inap Bima. Tanpa mengetik pintu gadis itu langsung menerobos masuk dan mengambil Bima dari tangan majikannya.
"Anak ganteng kok nangis? cup....cup... mbak udah di sini. Den Bima haus ya?" Lina begitu menyayangi anak majikannya. Bima yang tadinya menangis kejer, saat sudah dalam delapan Lina langsung terdiam.
"Dan, Bima duduk dulu di sini sebentar, mbak mau bikin susu dulu." Lina dengan gesit meracik susu untuk Bima dan memberikan pada bayi itu. Nampak Bima begitu haus dalam beberapa menit susu satu botol langsung habis.
Bagas memperhatikan gerak gerik pengasuh putranya itu, kembali ada senyum samar di sudut bibirnya. Semantara itu Ana melihat tidak suka apalagi ia juga sempat melihat bagaimana suaminya memperhatikan pengasuh putranya.
Rasa cemburu itu makin besar dan membuat hatinya semakin panas.
"Kenapa kamu ga bilang kalau Bima belum minum susu?" tanya Ana saat gadis itu duduk di samping Bima.
"Saya kira tadi nyonya sudah tau dan lagian nyonya juga tidak bertanya pada saya." Jawab Lina polos.
"Kamu ini pintar ya ngejawab." geram Ana karna merasa tersinggung dengan jawaban Lina.
"Maaf nyonya." Lina menyadari bahwa majikan perempuanya pasti tengah marah pada dirinya makanya cepat - cepat ia minta maaf biar urusannya tidka panjang nantinya.
"Kamu jangan besar kepala ya karna Bima begitu dekat dengan kamu, kamu itu bukan siapa - siapa. Ingat kamu itu cuma pengasuh tak lebih. Kamu harus tau batasmu. Jika kamu macam - macam saya bisa langsung memecat kamu." Ana memberikan peringatan memohon pada Lina. Lina memilih diam dan tidak menjawab perkataan majikan perempuannya.
"Memecat siapa? siapa yang kamu pecat Ana?" tanya Bagas yang baru saja kembali sehabis membeli sarapan dan cemilan di kantin rumah sakit.
"Bukan siapa - siapa, mas." Jawab Ana gugup tertangkap basah mengintimidasi pengasuh Bima.
"Kamu jangan macam - macam, Ana. Yang berhak memecat Lina adalah , karna saya yang mengajinya bukan kamu. Jadi jangan coba - coba berbuat semaumu. Belajar dulu dari Lina cara merawat Bima baru saya tak buruh pengasuh untuk Bima." tekan Bagas yang sudah tau jika istrinya tak suka pada Lina.
...****************...
Assalamualaikum kk,terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏
@ima Susanti