NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / CEO / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat / Tamat
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ide Margita

"Tapi, Pa, kayanya kita bakalan kesusahan deh, buat deketin Nadira," ucap Argo.

"Susah kenapa?" Vano yang bertanya.

"Nadira tuh, udah dekat banget sama Kevin," jawab Argo. "Malah kabarnya, Kevin tinggal di rumah Nadira."

"Hah!" Maya kembali syok. "Kevin tinggal di rumah Nadira? Wanita yang kena kasus bersamanya, kan? Argo mengangguk. "Mana mungkin?" Emang orang tuanya nggak marahin dia?"

"Itu yang membuat aku bingung, Ma," jawab Argo. "Apa lagi orang yang berkuasa itu, katanya Pamannya Nadira, tapi kenapa dia sangat melindungi Kevin?"

"Kamu tahu darimana?" sekarang giliran Dirgantara yang bertanya.

Argo lantas menceritakan asal usul dirinya pulang dengan keadaan penuh luka lebam di wajahnya. Namun cerita yang keluar dari mulut Argo, lebih cenderung menjelekan Kevin. Tujuan Argo melakukan itu, agar dia tetap terlihat sebagai anak yang baik demi bisa terus mencuri hati Dirgantara.

"Wahh, bisa parah sih kalau kaya gitu," ujar Vano setelah Argo selesai bercerita. "Kalau Kevin sangat dilindungi seperti itu, bisa-bisa dia bakalan sok berkuasa di kampus itu, Pw."

"Benar," sahut Argo. "Nanti, yang ada, dia akan mengusik anak-anak orang kaya. Bukankah nanti sangat berpengaruh bagi para pengusaha yang menjadi donatur kampus itu?"

"Nah, benar tuh, Pa," Vano menimpali. "Apa orang itu beneran mampu, menjadi donatur tunggal jika para donatur lainya mundur?" Pasti, nggak bakalan mampu."

"Belum tentu," ucap Dirgantara. Seketika semua mata yang duduk bersama di ruang keluarga, melempar tatapan kepadanya.

"Jika orang itu pengaruhnya kelas dunia, justru para pembisnis yang menjadi donatur kampus, akan berlomba-lomba mengajukan kerja sama. Bisa saja, hadirnya orang itu di kampus Argo, menjadi kesempatan emas, para pengusaha untuk mendekatinya. Mungkin, anak anak yang membenci Kevin, juga bakalan menjadi suka dan mau bergaul dengan anak itu, demi kepentingan orang tua mereka yang usahanya bisa masuk taraf dunia."

"Wahh..." seru Maya. "Berarti, kita bakalan kehilangan peluang untuk menjadi pembisnis kelas dunia ya? Selama ini, kita kan selalu menganggap Kevin musuh. Nggak mungkin kan, kita tiba-tiba harus baik sama dia?"

Dirgantara menghela nafas panjang. "Papa juga nggak nyangka, nasib Kevin akan sepeerti itu. Padahal Papa udah mati-matian, menggunakan cara apapun agar perusahaan Papa bisa tembus ke taraf internasional. Kenapa malah disaaat kesempatan itu datang, justru melalui anak sialan itu."

Maya dan dua anak yang ada di sana juga tidak menyangka, akan terjebak dalam posisi seperti ini.

Sedangkan di tempat lain, nampak seorang wanita dan dua pria baru saja turun dari mobil, yang terparkir di halaman rumahnya. Di saat mereka hendak melangkah masuk, tiba-tiba telinga mereka mendengar suara seseorang menyapa.

"Permisi."

Tiga orang itu langsung menoleh, dan saat itu juga kening mereka berkerut kala matanya menangkap dua sosok pria asing melangkah ke arahnya.

"Kalian siapa?" tanya salah satu sosok, yang paling muda diantara tiga orang itu.

Dua pria asing itu lantas tersenyum. "Maaf, saya sebenarnya bukan orang daerah sini. Saya datang kemari karena sedang mencari alamat seseorang," jawab pria berkulit putih.

"Ohh..." ucap pria yang akrab dipanggil Dorman. "Emang anda mencari alamat siapa?"

Peia bermata sipit dan berkulit putih kembali tersenyum. "Namanya Maximo Hernandez," jawabnya.

Dorman dan dua orang lainnya terpengarah bersamaan. "Maximo Hernandez?"

"Benar," sekarang, gantian pria berkulit hitam yang berbicara. "Maximo Hernandez, pemilik Black Diamond. Apa anda tahu, dimana kediamannya?"

Dorman dan dua orang yang tak lain adalah orang tuanya langsung saling pandang beberapa saat.

"Emang ada urusan apa anda mencari Maximo Hernandez?" Kali ini Margita yang melempar pertanyaan.

Sudah pasti, dua orang asing yang biasa dipanggil Berry dan Chen,telah merencanakannya dengan baik, sejak mereka mengikuti Dorman dan kedua orang tuanya.

"Kebetulan, kami utusan dari perusahaan yang bergerak di bidang barang mewah. Kantor kami ada di Kanada. Kami mau mengajak kerja sama dengan perusahaan Hernandez di bidang emas dan berlian," jawab Chen nampak sangat tenang dan meyakinkan.

Lagi-lagi Margita dan dua pria di sisi kanan kirinya saling pandang. Lalu, tiba-tiba wanita tersenyum dan menatap dua pria asing di hadapannya. "Barang mewah ya?" dua pria asing serentak mengangguk. "Wahh, pasti keuntungannya gede banget ya?"

"Ya begitulah," ucap Chen. "Karena ini sudah termasuk kelas dunia, sudah pasti, keuntungannya sangat besar. Apa lagi, target pasar kami para miliarder kelas global, bisa dibayangkan bukan, berapa keuntungan yang bisa kami dapat?"

"Wahh" mata Margita langsung berbinar. "Apa kalian hanya membutuhkan Hernandez saja?"

Kening Berry dan Chen sontak berkerut. "Maksud anda, Nyonya?" tanya Berry.

Margita lalu tersenyum sembari meliyukan badannya sejenak khas wanita genit. "Apa bisa, kalian memasukan anak saya, untuk ikut bergabung dalam proyek besar itu?"

Senyum Dorman langsung merekah, begitu mendengar ide yang keluar dari mulut Ibunya. Begitu juga dengan suami Margita. Mereka tidak menyangka, kalau Margita punya ide sebagus itu.

"Kalau boleh tahu, apa keahlian anak anda?" tanya Berry.

"Tentu saja sangat banyak," jawab Margita antusias sambil menarik tangan Dorman. "Ini anaknya. Dia itu pintar dalam pekerjaan apapun," ucap Margita sangat percaya diri. "Dan satu lagi yang harus kalian tahu, kami ini, masih saudaranya Maximo Hernandez. Lebih tepatnya, saya adalah ibu kandung dari pria yang kalian cari."

"Apa!" Berry dan Chen terperangah bersamaan. Mereka saling pandang untuk beberapa saat, kemudian,tak lama setelah, tiba-tiba keduanya. saling melempar senyum penuh arti.

####

Di tempat lain. Tepatnya di gedung Black Diamond, Hernandez sudang bersiap untuk pulang. Sebernarnya hari ini dia akan pulang sedikit lebih lambat karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, begitu mendengar kabar dari Lavia tentang Kevin, pria itu segera memutuskan untuk pulang, karena penasaran dengan berita yang baru saja dia terima.

Mario yang kebetulan masih ada di sana, juga terkejut kala Hernandez menceritakan kabar yang menimpa Kevin. Setelah mengetahui kalau Kevin adalah anak kandungnya, pria itu merasakan panik dan rasa penasaran yang cukup mendalam.

"Pulang pakai mobil aku aja," ajak Mario. "Biar, mobil kamu, nanti Harvez yang bawa."

"Baiklah," Hernandez menyetujuinya.

Setelah pamit pada Harvez, kedua pra itu bergegas keluar dari kantor. Ketika mereka sampai di lobby kantor, tak jauh dari mereka, ada sosok yang diam-diam terus mengamati gerak gerik kedua pria itu. Bahkan sosok itu ikut melangkah, mengikuti mereka yang telah keluar dari gedung kantor menuju mobil yang terparkir, tak jauh dari pintu utama.

"Sebentar lagi target akan keluar dari kantor. Sebaiknya kalian sekarang bersiap-siap," ucap sosok itu, pada seseorang melalui sambungan ponsel. Setelah panggilan berakhir, sosok itu menyeringai, menatap kepergian mobil yang membawa tubuh Hernandez.

"Kali ini, kamu nggak akan bisa selamat, Hernandez."

1
Medi Setiawan
kapan up lagi ini ko lama banget
Maria Mariati
sehatt thorr gimana ceritanya mau di lanjutin kapan ,udah kangen nihhh
Maria Mariati: Okkk thorrr aku tunggu yakk, semangat 💪💪💪
Wong Ngapak: semoga bulan depan bisa terealisasikan ya mak, 🙏
total 2 replies
Suyudana Arta
nah kan, bisa jadi anak om mario
Suyudana Arta
apakah mario - kevin ???
Jharodwoloclaus
setela kevin lahir dia di katakan anak sial di keluarganya karena saat ibunya melahirkan kevin ibunya meninggal setela itu
Ejan Din
ingin menguji kejujuran seorang anak muda yg baru saja dikenal
Yuliana Purnomo
yacch sedih nya Thor,,harus berhenti sampai di sini,, padahal masih penasaran nasib Kevin selanjutnya gmna?
Wong Ngapak: secepatnya, akan aku usahakan kelanjutannya mak, makasih sudah mengikuti cerita saya 🙏🙏
total 1 replies
muhammad ibnuarfan
yaaahhhh...kok di potong Thor...lagi seru2 nya
muhammad ibnuarfan: ish...murah sekali...capek2 berkarya di bayar nya segitu banget...padahal kan bagus...🤦
Wong Ngapak: iya mak, maka itu banyak penulis yang hengkang, rata rata kan pada ngandelin bonus. sedangkan untuk bonus, dapatnya susah banget
total 4 replies
Was pray
kevin pingsan kah?
Rafly Rafly
mendadak pada diam semua yg hadir
Was pray
mending mario menempuh jalan aman dengan mengangkat kevin jadi anak angkat, status kevin jadi jelas dan tidak membuat nama baik mario buruk terutama di depan dirgantara dan publik
muhammad ibnuarfan
lanjut Thor....penasaran ini....
Inyoman Raka
koq argo bisa keluar katanya pwnjara
Inyoman Raka
kebin koq lebai ya
Inyoman Raka
ini yg jahat semakin bermunculan tapi yg baik. tidak ada reaksi
Inyoman Raka
certia yg menarik rada mosteri
Was pray
dirgantara dibodohi maya dan argo udah bertahun tahun tidak menyadari,
Was pray
di beri tahu atau tidak kalau mario itu ortu biologisnya ke dua duanya tetap jadi beban mental bua kevin,
muhammad ibnuarfan
nah...gitu dong...masak kalah terus....
Ibu Khaisah
mantap om Pedro
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!