NovelToon NovelToon
Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Perperangan / Fantasi Wanita / Penyelamat
Popularitas:97.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dakilerr12

Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.

Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab.33

Alarik Leophard adalah nama yang diberikan alkana pada si buah hati. Semua begitu bahagia menyambut kelahiran sang jagoan kecil. Oma kini sedang menimangnya, matanya tak lepas dari wajah imut Alarik. Alarik memiliki tanda lahir pada belakang pundak kanannya bercak merah berbentuk hati.

Dhara dan Dhira tidak mau jauh dari Alarik.

"Oma udah dong gendongnya, kami juga 'kan mau melihat de Al," keluh Dhara karena Oma selalu menggendongnya.

"Habis Oma belum puas gendongnya. Dia tampan sekali, lebih tampan dari Papi," ucap Adhisti. Alkana melirik Adhisti.

"Lebih tampan aku lah, buktinya itu hasil cetakanku!." Alkana protes.

"Akui aja Kak kalau Alarik yang lebih tampan dari Kakak." Arsen terkekeh.

"Tidak ada yang lebih tampan dari Papah. Kalian semua keturunan Papah, jadi Papah yang paling ganteng." Armani tidak mau kalah.

"Ya ampun kalian semua narsis banget, sih!" Oma mencibir mereka.

Si kembar dan Anita terkekeh. Tiba-tiba Alarik menangis, sepertinya dia kelaparan, Adhisti memberikan Alarik pada Anita lalu, mengajak Armani Leophard, dan Arsenio segera keluar. Agar Anita dapat menyusui.

***

Alarik tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan. Sekarang umurnya sudah 10 bulan. Dia selalu menjadi pusat perhatian di mana pun berada. Seperti saat ini, ketika dia pergi ke taman bersama Adhisti.

Banyak yang ingin mendekatinya, tapi ketiga pengawal Alarik tidak mengijinkan. Mereka benar-benar menjaganya dengan ketat. Tiba-tiba ada seorang anak kecil berusia sekitar lima tahun terjatuh di dekat mereka.

Adhisti menyuruh mereka untuk menolongnya dan memberikan anak itu kepada ibunya. Salah satu pengawal akhirnya menolong anak kecil itu dan mencari Ibu dari si anak. Adhisti merasa sudah cukup lama dia berada di taman.

Akhirnya Adhisti memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan sang sopir yang merangkap bodyguard, menyadari mobil mereka diikuti oleh dua mobil. Dia berusaha untuk menghindar dari dua mobil itu dan menambah kecepatan laju mobilnya.

"Erik ada apa? Kenapa kamu menjalankan mobil dengan kencang? Ingat Erik ada bayi di sini!" tegur Adhisti.

"Maaf Nyonya tetapi sepertinya kita diikuti oleh dua mobil." Erik nama sang supir menjelaskan pada Adhisti, sambil matanya sesekali melihat pada spion tengah dan samping kanan kiri.

"Apa? Bagaimana ini?" Adhisti segera memastikan sabuk pengamannya terpasang dengan baik. Dia lalu mengambil Alarik dan mendekapnya erat.

Sang sopir pun menelepon kepada Anton dan memberitahukan situasi yang sedang darurat. Anton yang menerima telepon itu, segera menyiapkan pengawal dan menyusul mereka. Dia juga menelepon Alkana, memberitahukannya bahwa Adhisti dan Alarik dalam keadaan bahaya.

Sementara itu mobil yang membawa Alaric ditabrak dari belakang dan dari samping. mereka berusaha membuat mobil itu terpojok. Di depan mereka terlihat mobil truk sedang melaju ke arah meraka.

Kedua mobil ini terus menggiringnya agar berada sejajar di depan truk. Sesekali mereka menabraknya dari belakang. Adhisti terus berdoa dalam hati dan mendekap erat cucu pertamanya.

Truk semakin dekat, dia tak bisa menghindar ke samping. Satu satunya jalan untuk menghindari tabrakan banteng adalah dengan menghindar ke pinggir jalan. Sang supir membanting setir ke kanan ke tepi jalan. Namun, naas! Mereka menabrak pohon dengan kencang.

Adhisti memegang kencang Alaric sehingga dia kehilangan keseimbangan dan kepalanya membentur jok depan dan belakang mobil. Adhisti pun tidak sadarkan diri. Kedua mobil yang tadi menabrak mereka berhenti. Keluarlah 10 orang dari mobil itu.

Mereka membuka pintu mobil yang membawa Alaric. Pengawal Alarik segera keluar dan melawan mereka tetapi tiga lawan sepuluh sangatlah tidak seimbang. Mereka ditembak sehingga mereka terjatuh dan tak sadarkan diri.

Salah satu penjahat itu mengambil Alarik dan juga Adhisti. Mereka membawanya ke dalam mobil dan melaju kencang meninggalkan pengawal-pengawal Alarik. Tidak lama kemudian, Anton sampai di tempat itu.

Dia langsung menghampiri mobil dan para pengawal yang tergeletak di pinggir jalan. Anton segera melihat keadaan di dalam mobil. Tidak ada siapa pun. Mobil itu kosong.

"Rupanya mereka menculik Tuan muda Alarik dan Nyonya besar Adhisti," gumam Anton.

Anton kemudian menyuruh sebagian dari mereka untuk mengantarkan para pengawal yang sudah terluka ke rumah sakit. Sedangkan yang lainnya bergerak mencari Alarik dan Adhisti. Anton menelepon Alkana kemudian Alkana menelepon Jack minta tolong untuk dilacak posisi Alarik dan Oma, yang kebetulan Alaric memakai kalung dan gelang yang sudah dipasang alat pelacak.

Alkana setelah mendengar kabar itu segera pulang ke rumah, dia mengambil berapa senjata dan diberikannya kepada pengawal-pengawalnya.

"Papi untuk apa senjata-senjata itu? Apa ada sesuatu yang darurat?" tanya Dhira. Dia heran kenapa Papinya mengambil senjata.

"Sayang, dengar ya. Kamu jaga Mami di sini. Papi akan menyelamatkan Alarik dan Oma."

Alkana meminta si kembar untuk menjaga Anita.

"Apa? Kenapa dengan mereka? Apa yang terjadi Al?" Anita ternyata sudah ada di depan pintu.

"Mereka di culik sayang. Tiga pengawal yang menjaga mereka sedang kritis di rumah sakit."

"Apa? Al kamu harus segera menolong mereka. Bagaimana kalau mereka membunuh Alarik?" Anita menangis.

"Tenang sayang. Aku akan menyelamatkan mereka dan aku tidak akan mengampuni penjahat yang sudah mengusik keluargaku!"

"Kalian semua tunggu di sini dan berdoalah. Dhara, Dhira kalian pergilah ke tempat aman, bersama dengan Mami. Kalian mengerti!"

"Iya Papi." jawab mereka berdua.

"Bagus. Papi takutnya selagi Papi menyelamatkan adik kalian, mereka kemari mengincar kalian."

"Papi tidak usah kahwatir kami akan baik-baik saja dan kami akan menjaga Mami. Papi fokus saja menyelamatkan De Al.

"Sayang sudah jangan menangis, doakan saja Alarik ya. Kalau kamu menangis, Alarik juga akan menangis. Kasihan dia." Alkana menenangkan Anita.

"Iya, tapi air matanya keluar sendiri," keluh Anita.

Alkana kemudian mencium kening Anita dan pipi kedua putrinya. "Doakan kami ya."

"Iya Papi."

Alkana berangkat dengan membawa 10 orang pengawal, Mereka pergi ke markas vampir. Anton sudah lebih dulu berada di sana, karena dia tidak menemukan Alaric dan Adhisti. Alkana yang merasa kesal, bersumpah siapapun yang mengganggu keluarganya dan melukai Alarik dan Adhisti akan menerima balasannya yang lebih menyakitkan.

Jack langsung bergerak begitu Alkana memintanya untuk melacak Alarik putra dari Alkana. Dia melacak keberadaan Alarik dan Adhisti. Tidak butuh waktu lama baginya. Sepuluh menit kemudian dia dapat mengetahui di mana posisi mereka.

Alkana sudah menerima kabar dari Jack, kalau dia mengetahui posisi mereka dan mengirim data lokasi di mana mereka berada. Setelah mengetahuinya Alkana segera bergerak dan membawa sekitar 30 orang pengawal. Mereka pergi menuju ke lokasi.

Sesampainya di sana, mereka semua turun.

Alkana maju paling depan dan masuk menerobos ke dalam. Dia menembaki setiap orang yang ditemuinya.

Anak buah Alkana juga mulai menembak.

Musuh yang diserang tiba-tiba terkejut. Mereka membalas tembakan Alkana dan anak buahnya.

"Kalian berani mengusikku!" Teriak Alkana sambil berlindung di balik dinding.

"Di mana anakku?" teriaknya lagi.

Tidak ada yang menjawab. Alkana saling tatap dengan Anton. Lalu dia berkata. "Cover me!"

Anton mengangguk dan mulai menembaki musuh. Alkana maju ke depan dan berlari. Anton memberi kode beberapa orang agat mengikuti Alkana.

Dia dan yang lainnya terus menghujani musuh dengan peluru. Alkana naik ke lantai dua diikuti oleh tujuh anak buahnya. Sesampainya di atas mereka di kejutkan oleh keadaan Adhisti.

Adhisti terikat di kursi, dengan mulut yang di lakban. Wilton berada di sampingnya menodongkan senjata di kepalan Adhisti. Seharusnya sudah dia duga kalau Smith ada dibalik semua ini.

"Kau rupanya sudah bebas!"

"Itulah kekuatan uang. Bahkan uang bisa membeli kebebasan." Wilton Smith tertawa.

"Lepaskan Ibuku!" Alkana nampak marah.

"Aku suka melihatmu seperti ini. Tidak berdaya dan tertekan."

"Aku akan membunuhmu dengan tanganku," ancam Alkana.

"Aku yang akan membunuhmu lebih dulu tetapi, sebelum itu aku ingin melihat kau terpuruk karena kehilangan anak dan Ibumu."

"Kau ...!"

"Berani kau maju, aku akan menembaknya!" Wilton memperingati Alkana.

Adhisti menggeleng-gelengkan kepala. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu pada Alkana. Anton memberi kode pada Alkana.

Alkana mengangguk. "Mamah, sekarang Mamah diam dan percaya padaku ok."

Dor

Terdengar bunyi tembakan. Tangan Wilton terluka dan senjatanya terlepas. Rupanya Anton menembak tangannya.

Dor

Terdengar bunyi tembakan ke dua. Alkana menembak Wilton. "Walau aku mati kau tidak dapat bertemu dengan anakmu. Hahaha." Wilton tertawa dalam keadaan terluka.

"Di mana anakku? Katakan! Di mana dia?" tanya Alkana dengan suara lantang.

"Kau tidak akan bertemu dengan anakmu lagi." Wilton tersenyum.

Anak buah Alkana membebaskan Adhisti. "Anton cari Alarik!"

"Kalian tidak akan menemukannya di sini! Sejak awal Alarik tidak ada di sini," ucap Adhisti setelah lakbannya terbuka.

"Ke mana mereka membawanya Mah?"

"Mamah tidak tahu. Kami terpisah, Mamah di bawa ke sini dan Alarik ke tempat lain. Maafkan Mamah Al, andai saat itu Mamah tidak pergi ke taman."

Alkana menghampiri Mamahnya dan memeluk adhisti. "Sudahlah Mah, aku senang Mamah selamat. Sekarang Mamah pulang, aku akan mencari Alarik."

"Kau tidak akan bisa menemukannya." Wilton terkekeh.

Anton memberi kode pada anak buahnya untuk membawa Adhisti pergi. Setelah Adhisti keluar Alkana menghampiri Wilton Smith.

"Untuk terakhir kali, aku bertanya di mana anakku?"

"Tidak akan ku katakan. Kau telah membunuh anakku maka sekarang kau pun harus merasakan bagaimana kehilangan anakmu? Dia masih hidup, tapi kau tidak akan bisa melihatnya. Lihat saja Alkana, anakmu yang akan membalaskan dendamku!"

"Anton sudah kau pastikan dia ada di sini?"

"Maaf, Tuan. Tuan muda Alarik tidak ada di sini. Ini kalung dan gelangnya. Mereka rupanya sudah menemukan alat pelacak itu!"

"Baiklah, Wilton lihat pembalasanku aku akan membuat keluargamu menderita!"

Alkana kemudian pergi, dia lalu memencet alat seperti pulpen.

"Adios Wilton." Alkana tersenyum miring dia bergegas ke mobil karena mereka hanya mempunyai waktu lima menit untuk pergi dari tempat itu.

Mobil Alkana dan yang lainnya. Sudah melaju dan terdengarlah bunyi ledakan yang dahsyat Alkana melihat kaca spion, nampak api berkobar dan asap hitam membumbung tinggi.

Tugasnya kini mencari Alarik, dia akan pergi ke rumah Smith. Dia yakin Jasmin yang telah membawa Alarik, dan dia pasti ada di rumah itu.

"Tunggu Papi, sayang. Papi akan menemukanmu," gumam Alkana.

.

.

.

.

BERSAMBUNG...

1
Dewi Anggraeni
kerja rodi ya om al
Dewi Anggraeni
semoga berita ini . ke dengar alkana . biar membantu anak2 . nya .
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
yumi chan
ternyata dimentri gk berbh thor msh jht...mdh2an dani gk punya sift kyk bpknya thor..
Dewi Anggraeni
aalkana bawa bibi ketemu ama kembar biar bibi menceritakan sama pda D2
. jgan sampai dimitri kabur dehk
Dewi Anggraeni
kasih an dani . nya juga sihhk
tor apa anton terLibat dalam kasus in soal . gak pernah terdengan . mang antos
Nur Hidayati
👍
yumi chan
ibuknya bara dn anton yg berhianat
Dewi Anggraeni
kaya nya anton sama pembantu
Dewi Anggraeni
gak mungkin anton kan
Ita Xiaomi
Ternyata burung hantu dah bisa bicara rupanya😁
yumi chan
wah ternyta bpk dni mushnya..ksihan dani mdh2an dni gk ikut jht kyk bpknya.
Ita Xiaomi
Wah apakah si kembar anak keluarga Johnson?
Ita Xiaomi
Apakah ini triknya Alkana yg udah kerjasama ama Arsen utk jebak penjahatnya?
Sumiyati oo: netul kak itu trik
dan sebenarnya alkana tdk ikut dalam pesawat yg hilang

lanjut up kak
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
yumi chan
plng alkna cm menhilng semtara..karna biar dia thu siapa yg berhianat..pdnya
watini
jangan" Dani mata nih.bahaya kalo gitu.soalnya dari awal dah mencurigakan gitu
Ita Xiaomi
Lah gmn nak pisah. Mereka serumah😁.
Ita Xiaomi
Berharap tak ada berhubungan dgn bpknya Dani atas peristiwa yg terjd dgn ibunya Bara.
Ita Xiaomi
Kalian jgn musuhan. Hrs tetap bersahabat meski punya urusan pribadi masing-masing.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!