Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Satu Masalah Selesai
Mata Anna berkaca-kaca, dia menghampiri Lukas dan tampak tidak tega. Kesalahan Lukas saat itu hanya karena memberikannya bunga di hari kasih sayang dan kerap ingin membantu Anna. Tapi, fitnah Gina terlalu kejam.
"Maafkan aku Lukas huaaa...aaaa"
Lukas terkejut, bukan hanya Lukas. Frans yang baru meletakkan helm Anna di atas motornya juga segera menghampiri Anna.
"Anna"
"Anna"
Keduanya terlihat cemas dan bingung. Lukas yang mau memberikan sapu tangannya mengurungkan niatnya itu karena sapu tangan Lukas kotor.
Hingga saat Anna menyadari Frans mendekat ke arahnya. Anna segera memeluk Frans dan menangis sejadi-jadinya di dadanya.
Frans mengangkat kedua tangannya ke udara. Dia tidak bermaksud memeluk Anna. Juga tidak ingin di anggap mencari kesempatan dalam kesempitan.
Dan Lukas yang melihat itu menghela nafasnya sangat panjang. Dia memundurkan langkahnya, dua langkah ke arah belakang.
"Kalian masuklah dulu, aku akan cuci tangan!" kata Lukas yang terlihat kecewa.
Dia sudah terlalu senang melihat Anna, tapi melihat wanita yang dia sukai memeluk orang lain saat menangis. Itu juga membuatnya merasa sedih.
Anna sama sekali tak melepaskan tangan Frans. Dia terus merangkul lengan Frans sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan Frans.
"Ini, minumlah!" kata Lukas yang datang membawa sebotol air mineral yang masih tersegel.
Frans yang melihat itu mengucapkan terimakasih dan membuka tutup botol itu untuk Anna.
"Anna, minumlah!" kata Frans menuntun tangan Anna meraih botol air mineral itu.
"Kenapa kamu datang?" tanya Lukas yang sebenarnya menahan diri juga untuk tidak menunjukkan kecemburuannya melihat Anna begitu dekat dengan Frans.
Anna yang merasa lebih baik setelah minum dan menyeka air matanya melihat ke arah Lukas. Anna berdiri dan membungkuk di depan Lukas.
"Aku minta maaf padamu, Lukas!"
Lukas dan Frans kembali dibuat terkejut oleh ulah Anna itu.
"Anna..."
"Kenapa kamu minta maaf?" tanya Lukas.
"Anna duduklah" kata Frans.
Anna perlahan duduk kembali di samping Frans.
"Aku terlalu percaya dan membela Gina, Lukas. Semua yang terjadi padamu gara-gara aku. Aku salah, aku minta maaf!"
Mata Anna kembali berkaca-kaca.
Lukas hanya menghela nafas panjang. Semuanya juga bukan hanya gara-gara Anna. Semua juga karena dirinya yang sudah diperingatkan beberapa kali oleh ayahnya untuk tidak menyukai seseorang yang bahkan seperti Langit dan Bumi dengannya tapi tak dia dengarkan.
"Semua sudah berlalu, semuanya yang terjadi padaku dan ayahku juga bukan salahmu..."
"Oh jadi dia yang namanya Anna!"
Seseorang berteriak, ketika masuk ke tempat itu dengan suara yang begitu keras dan wajah yang tampak garang.
Anna yang ketakutan segera bersembunyi di belakang punggung Frans.
Sementara Lukas, pria itu segera berdiri dan menahan pria itu untuk lebih maju lagi mendekati Anna.
"Kakak... dengarkan dulu..."
"Apa yang harus di dengar, ayah masuk rumah sakit juga karena ulahnya kan? kita orang susah, tapi kalau cuma membuat beberapa orang patah tulang, aku dan teman-temanku di kampung ini masih sangat bisa!" ujar Marko.
Ya, pria itu adalah Marko. Dia adalah kakak kandung Lukas.
Frans yang memang tidak ingin terjadi apapun pada Anna. Juga segera berdiri.
"Bang, jangan marah dulu bang! Anna datang kemari untuk minta maaf pada Marko. Semua ini kesalahpahaman, ini bukan niat Anna mencelakai Marko. Temannya yang bernama Gina yang melakukan semua ini, dia mengatasnamakan Anna, makanya semua ini bisa terjadi!" Frans mencoba bicara dengan sangat baik. Dengan sangat sopan tanpa membuat Marko lebih emosi lagi.
"Iya kak, jangan marah. Anna tidak salah!" kata Lukas membela Anna.
Tapi wajah Marko masih terlihat kesal.
"Begitukah? tapi dia diam saja juga kan saat semua keburukan itu terjadi padamu dan ayah. Dia ada di pihak wanita itu kan, sama saja dia juga turut membuat keadaan keluarga kita seperti sekarang! ayah tidak akan masuk rumah sakit kalau bukan karena dia!"
Anna berpikir, semua yang dikatakan oleh kakaknya Lukas itu juga tidak salah. Dia juga merasa begitu, meski bukan kesalahannya secara langsung, Anna juga merasa harus bertanggung jawab. Makanya dia menyebut semua ini sebagai hutang. Dia juga ingin memperbaiki kesalahannya itu.
"Aku minta maaf kak, aku tahu ini juga salahku. Makanya aku datang untuk menebusnya!" kata Anna memberanikan dirinya.
Meski untuk mendapatkan keberanian bicara pada Marko yang sebagian besar lengannya bergambar semua itu. Dia tetap harus menggenggam tangan Frans dengan kuat.
Marko terkekeh, dia meremehkan kata-kata Anna itu.
"Enteng sekali mulutmu itu bicara, memangnya mau bagaimana kamu menebus semuanya. Adikku sudah di keluarkan dari kampus, padahal tinggal dua semester lagi. Tidak, satu setengah semester lagi... ayahku di rumah sakit. Sudah hampir satu bulan..."
"Aku akan menanggung semua biaya rumah sakit, bahkan sampai ayah Lukas sembuh. Dan untuk kuliah Lukas. Aku akan minta tolong kakakku, dia punya koneksi untuk itu. Aku mohon, maafkan aku!" kata Anna dengan tulus.
Lukas menatap Anna, sebenarnya dia kasihan pada Anna. Anna terlihat ketakutan. Tapi, dia juga tidak bisa melawan kakaknya. Terakhir kali dia tidak mendengarkan apa yang dikatakan kakaknya dan tetap mengejar Anna. Hasilnya sangat tidak baik.
"Cih, ucapanmu itu. Mana aku bisa percaya!"
Frans menoleh ke arah Anna.
"Gajiku tadi, aku akan berikan pada mereka..." bisik Frans yang segera melepaskan tangan Anna dan mengeluarkan ponselnya.
"Bang, aku akan bayar semua biaya rumah sakit ayahmu. Tolong berikan nomor rekeningmu!" kata Frans menyodorkan ponselnya ke arah Marko.
"Benarkah? kalian serius?" tanya Marko.
"Mas Frans, jangan. Aku yang buat kesalahan, aku yang akan bayar!" kata Anna mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu lalu menyodorkan ponselnya pada Marko juga.
"Anna..."
Anna menggelengkan kepalanya ke arah Frans.
"Uang itu untuk ayah dan ibu mas. Biar aku saja, plis!"
Frans menarik ponselnya lagi. Dan menyimpannya. Sementara Marko semakin terkekeh.
"Lukas, sainganmu agak berat. Pria ini cukup gentleman!" kata Marko memuji Frans.
Lukas hanya diam. Dia sedang tidak dalam situasi dimana bisa membantah kakaknya lagi.
Setelah Marko mengisi nomor rekeningnya. Anna juga segera memberikan uang pada mereka.
Ponsel Marko berbunyi, itu notifikasi pesan dari mobile bankingnya. Dan matanya melebar ketika melihat nominal yang masuk.
"Kamu serius, apa ini tidak terlalu banyak?" tanya Marko melihat angka nol sebanyak 8, di belakang angka 1.
'Itu bahkan tidak seberapa, di banding uang yang sering aku berikan sia-sia pada Ferdi dan Gina' batin Anna.
"Iya, aku harap kalian bisa memaafkan aku. Untuk kuliah Lukas, beri aku dua hari, ya?" tanya anna penuh harap.
***
Bersambung...