lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.
bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.
ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.
Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.
tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Perjalanan Lili hari ini tidak membuahkan hasil yang memuaskan. memang ada begitu banyak pria di pangkalan di tapi semuanya tidak ada yang memiliki level seperti Real.
"meskipun tidak sama paling tidak mereka harus memiliki level yang sedikit di bawahnya tapi semuanya adalah orang-orang yang aneh"kata Lili pada sistem.
("tidak ada yang aneh tuan rumah. mereka semua adalah para pria hanya saja tuan rumah menetapkan target yang lebih tinggi")
("silakan menemukan Aprilia dan turunkan levelmu untuk membuka kunci kota")
Lili menyesal karena dia tidak bisa membuka diri.Kau tau sistem mengharuskan dia untuk selalu membuka kakinya pada pria-pria yang dia pilih. menurut Lily jika pria itu tidak menarik di matanya bagaimana bisa dia memiliki nafsu kan.
Dia wanita tapi masih berkeinginan untuk membangkitkan semangat birahi setiap kali akan melakukan ehem-ehem.
Ya kan.
Bukan sekedar membuka kaki dan mendesah.
"sistem tidak apa-apa, aku masih memiliki banyak waktu kok. dan kau tahu masih ada banyak pria yang bisa dipilih" kata Lili akhirnya.
Lili melangkah kembali ke rumah kapten Real dengan langkah tegap. Sinar mataharinya memang sudah mulai redup, tapi semangat dalam dirinya justru berkobar. Di dalam hatinya, ia sudah membuat keputusan besar .
"Aku tidak akan menunggu Real selamanya. Dia jelas tidak tertarik padaku. Dan aku punya hal yang lebih penting untuk dilakukan."katanya dengan kesal.
Tapi di sisi lain,ini di lakukan bukan karena keinginan sendiri dalam memilih pasangan.
Dia harus berubah demi semua orang dan demi diri sendiri. Terlanjur sudah sampai di hari kiamat dia tidak ingin mati konyol dan menjadi zombie. nah itu lebih cepat membangun kota milik sendiri maka itu akan lebih bagus.
Premisnya dia hanya perlu mencari pasangan.
Dan itu bukan berarti hanya real seorang. tekadnya sudah bulat dan tidak bisa digoyahkan sama sekali.Real bukan satu satunya laki laki di dunia ini, masih banyak dan semuanya menunggu Lili untuk memilih
Rasa itu demikian kuat dan tekad nya untuk mencari pasangan baru sudah bulat.
Tapi begitu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah itu, langkahnya melambat.
Rumah ini… tetap bersih, teratur, wangi samar dari kayu dan parfum pria yang masih tersisa di udara. Tak ada seorang pun di sana.
Hening dan sepi.
Lili berdiri diam di tengah ruang tamu, menatap sofa tempat Real pernah duduk dengan kemeja setengah terbuka. Saat itu dia terlihat begitu tenang, begitu dingin… dan entah kenapa, begitu memikat.
Ya Tuhan,real sangat enak "pikir nya.
"Andai dia menyukaiku…”gumam hatinya lagi , hatinya sekarang penuh perasaan yang bertabrakan.
Suara batinnya yang bersemangat menimpali cepat, “Tidak lili, kau sudah memutuskan! Kau tak butuh dia untuk menyelesaikan misi ini. Dia hanya satu dari banyak pilihan. Kalau dia tak menginginkanmu, maka biarkan dia pergi!”
Itu benar, dengan sistem harem,para pria lah yang harus berlutut padanya bukan sebaliknya.
Namun sisi lain, hatinya yang lembut dan rapuh,membalas, “Tapi… dia tampan. Ya Tuhan,tubuhnya bagus. Wibawanya membuat jantungku berdebar. Aku benar-benar berharap… kalau saja dia menyukaiku…”
Lili pikir real terlihat macho dan...apa sebutan nya,enak?uff air liur menetes. Memikirkannya saja Lili sudah sedikit bersemangat dan dia bahkan berfantasi indah.
Apakah bodynya sixpack? anunya besar atau kecil.Ah sakit nggak ya..
Tapi...
“ lili Lili,Kau terlalu banyak berharap dari pria dingin yang bahkan tidak pulang sejak kemarin!” sanggah nya lagi.
Lili cemberut lagi dengan hati yang langsung dingin seperti es.Begitu kan tapi...
“Tapi dia sudah menyelamatkanku, dia memberiku tempat ini… bukan berarti aku boleh membencinya hanya karena dia tak membalas perasaanku, bukan?”
Lili duduk di ujung ranjang, menggenggam ujung bantal seolah memeluk sesuatu yang tak terlihat.Real juga tidak bisa di salah kan.Sebagai gadis muda,dia terlalu cepat dan terkesan... jalang.
Cis.. jika tidak karena sistem,mana mungkin dia merayu pria dan merengek untuk di ehem ehem kan.
Huff
“Aku tidak bisa membencimu, Real…” ia berkata dalam hati, mata menerawang ke langit-langit kamar, “Aku hanya kecewa. Tapi aku tahu… kau berhak membuat pilihanmu, seperti aku berhak membuat pilihanku sendiri.”
Hening menyelimuti ruangan sekali lagi. Tapi kali ini bukan sepi yang menyakitkan,melainkan keheningan dari seseorang yang telah berdamai dengan dirinya sendiri.
Dan dalam keheningan itu, Lili menatap ke depan. “Ayo, Lili. Saatnya melangkah… dengan atau tanpa dia.”
Lili masih ingin mencoba sekali lagi. Meskipun akalnya menolak, hatinya belum sepenuhnya menyerah. Jadi malam itu, ia melangkah menuju kantin pangkalan sendirian, seperti biasa.
Lampu-lampu temaram menemani langkahnya yang ringan tapi tak sepenuhnya tenang. Mungkin, siapa tahu… Real akan muncul.
Harapan nya sangat besar terhadap real, mungkin karena dia adalah pria pertama yang dia temukan di dunia ini yang sesuai dengan keinginan nya.
Sayangnya, yang muncul justru bukan Real, melainkan seorang prajurit muda yang pernah ia temui sebelumnya. Lelaki itu mengenalinya lebih dulu dan menyapanya sopan.
“Selamat malam, Nona Lili. Sendiri lagi?"Jelas dia sedikit mengejek Lili, tapi dia seperti tanpa dosa saja. Dia pikir ini adalah gadis istimewa. Tapi siapa sangka begitu tiba di pangkalan gadis secantik lili juga dianggurin seperti ini.
Pria seperti kapten real, tidak semua orang mampu menaklukkan nya.Lili di anggap cantik tapi itu saja, tidak lebih.Kapten perlu seorang pendamping yang bisa membuat dia lebih bersinar.Dan lili bukan gadis seperti itu.
Lili tidak tahu apa yang di pikirkan prajurit ini,dia cuman mengangguk sambil mengambil dua roti kukus dari barisan makanan . “Iya… sendiri seperti biasanya.”
Mereka duduk di meja panjang yang sepi di ujung kantin. Setelah sesaat hening, Lili tak bisa menahan diri.
Tapi Lili tiba tiba bertanya “Aku hanya ingin tahu… Kapten Real, dia ke mana? Sudah dua malam dia tidak pulang.”
Prajurit itu tampak gugup.dia tidak memiliki masalah dengan Lily tapi dia tidak menganggap Lily serius ketika sang Kapten sendiri tidak menganggap hubungan keduanya serius.
Tapi dia juga bukan orang yang berdarah dingin.Ada hal hal rumit di sini dan dia tidak punya hak untuk berbicara tapi dia masih menjawab “Kapten sedang sibuk… ada misi pengamanan di sektor luar. Mungkin dia belum sempat kembali.”
Ah alasan, pikir Lili
Lili mendengus pelan, nadanya tajam namun menahan diri.
“Sibuk, ya? Sampai tidak sempat pulang? Tidak sempat memberi kabar? Tidak sempat makan di rumahnya sendiri?”
Prajurit itu entah kenapa tampak tak nyaman, karena lili seperti istri baik yang merindukan suami.Prajurit tetap mencoba menjelaskan, “Maaf, Nona… Kapten Real itu… ya begitulah. Menjadi tentara di pangkalan ini bukan hal mudah. Apalagi dia pemimpin tim elit. Setiap langkahnya bisa jadi menyangkut nyawa orang lain…”
Lili menatap pria itu sejenak, lalu tersenyum tipis bukan senyum hangat, tapi senyum pahit yang penuh pengertian yang dipaksakan.
“Terima kasih… atas penjelasannya.” Dia berdiri sambil menggenggam roti kukusnya erat-erat, “Tapi tampaknya aku memang bukan bagian dari prioritasnya."
Prajurit jadi tidak enak hati ini y.
Menjadi tentara di pangkalan ini bukan hal mudah.ada banyak yang kami korban kan demi kedamaian semua orang.Beberapa hal mengharuskan keluarga kami menjadi no dua.Jadi nona, jangan salah kan kapten .bv
Tanpa menunggu balasan, ia melangkah pergi. Tak lagi berbalik. Langkahnya cepat, namun dalam hati ada getar halus yang belum benar-benar tenang.
Kembali ke rumah, Lili duduk di depan jendela, menggigit pelan roti kukus yang rasanya tiba-tiba hambar.
Ia sudah memberi kesempatan. Tapi tampaknya, tidak semua kesempatan akan diambil.
Dan malam pun kembali sunyi,hanya angin yang setia menyertainya.
Lili kembali ke rumah dengan langkah cepat dan emosi yang belum sepenuhnya reda. Pintu rumah elit itu ia buka dengan sedikit tenaga lebihtidak marah, tapi cukup untuk melepaskan rasa sesak yang menumpuk di dadanya.
Ia meletakkan roti kukus di atas meja, lalu duduk di ranjang dengan tangan menopang wajah.Ada rasa sedih yang tidak bisa di jelaskan di hatiku.
Tapi orang harus terus maju bukan selalu melihat kebelakang.
“Sudah cukup. Aku lelah menunggu orang yang bahkan tidak menoleh ke belakang.”
Tapi pikirannya tak sepenuhnya patuh. Wajah prajurit tadi terlintas di benaknya, bersama kata-kata yang masih menggantung.
"Menjadi tentara di pangkalan ini bukan hal mudah.ada banyak yang kami korban kan demi kedamaian semua orang.Beberapa hal mengharuskan keluarga kami menjadi no dua.Jadi nona, jangan salah kan kapten "katanya m
Lili terdiam.
Perlahan matanya menatap ke luar jendela. Cahaya bulan jatuh lembut ke halaman rumah.
“Hari kiamat ini tidak memberi ruang bagi kelemahan. Aku tahu itu. Tapi aku lupa… Real juga manusia. Seorang prajurit yang bertaruh nyawa untuk orang-orang yang bahkan tidak dia kenal.”
Perasaan kecewanya mulai melembut.
“Mungkin… mungkin bukan aku yang tak penting.Tapi dia terlalu banyak memikul beban. Dan aku hanya satu di antara semua yang harus dia lindungi.”
Lili memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas panjang.
“Baiklah, Real… demi seragammu, demi pilihanmu menjadi pelindung orang lain, aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Bukan sebagai lelaki yang membuatku menunggu, tapi sebagai prajurit , dia memang pantas dihargai.”
Ia bangkit dari ranjang, melipat kembali roti kukusnya dengan hati-hati dan menyimpannya di lemari.
“Satu kesempatan lagi. Dan jika kau tetap memilih untuk jauh, maka kali ini… aku benar-benar akan pergi.”
Keputusan itu ringan, tapi juga penuh beban. Namun untuk pertama kalinya dalam beberapa hari, Lili merasa sedikit lebih damai.
thor Doble up ya /Grin/