Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.
Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.
Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.
Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. RUMAH
Netra Leona terus memandang bangunan besar di depannya. Tidak menyangka bahwa ia akan menginjakkan kaki di tempat yang katanya adalah rumah bagi gadis itu. Leona bahkan pertama kalinya melihat rumah semegah dan dan seindah ini, hingga rasanya gadis tersebut berada dalam mimpi.
Rumah tersebut memiliki halaman yang luas dan tertata dan dari sisi timur lima puluh meter di depan sana ia dapat melihat lagi sebuah rumah besar. Dua rumah tersebut di pisahkan oleh sebuah telaga buatan dan taman besar namun tetap masih dalam satu kawasan area. Benar-benar Leona pertama kalinya ia masuk dalam kediaman orang kaya raya seperti ini.
"Ayo masuk," ajak Noah yang menampilkan senyum lembut kepada sang keponakan.
Leona mengikuti Noah untuk masuk ke dalam rumah, mengekor di belakang seraya melihat sekeliling. Gadis itu benar-benar terkesima dengan betapa indahnya dalam rumah tersebut. Dinding-dinding yang banyak digantikan dengan kaca membuat keadaan dalam rumah begitu terang.
"Sepertinya yang lain sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing," kata Noah ketika mendapati keadaan rumah yang sepi. "Kau ingat tentang penyamaranmu, kan?" sambungnya.
"Adik laki-laki dari temanmu di kepolisian yang akan tinggal denganmu sementara waktu karena keadaan keluarga temanmu yang rumit dan kau membantu karena temanmu sudah banyak menolongmu," konfirmasi Leona dengan suara pelan, tidak ingin sampai ada yang mendengar tanpa sengaja.
"Good," kata Noah yang menatap Leona dengan penyamarannya sebagai laki-laki. Sedikit tidak senang karena harus membuat keponakannya untuk sementara hidup sebagai pria, tapi ia harus melakukan hal itu demi keselamatan Leona sendiri.
"Bagaimana kau menyiapkan semua penyamaran dan identitas palsuku secepat ini?" bisik Leona ke Noah.
"Jangan remehkan pamanmu ini. Tenang saja, semua sudah kuurus dengan baik," kata Noah yang tersenyum bangga.
Leona tidak menyangka kalau Noah akan membuat penyamaran Leona menjadi lebih begitu sempurna. Dimana ia membelikan banyak pakaian dengan ukuran yang lebih besar dari tubuh sang gadis hingga membuat gadis nyaman dengan pakaiannya dan tetap terlihat modis. Rambut palsu kualitas terbaik yang terbuat dari rambut asli dan begitu halus, bahkan tidak akan mudah lepas bahkan jika gadis itu jungkir balik sekalipun. Namun lebih hebatnya adalah Noah yang memberikan kartu identitas penduduk palsu sebagai pegangan gadis itu dalam penyamarannya. Satu kata bagi Leona untuk Noah; hebat.
"Aku akan ke atas sebentar, siapa tahu masih ada yang di rumah. Tunggu di sini," kata Noah, segera ia berlari kecil ke lantai atas.
Gadis itu berada di ruang tengah, depan sebuah perapian yang tidak menyala karena ini masih dalam musim semi yang hangat. Leona berdiri diam ketika ia melihat foto keluarga besar yang menggantung di atas perapian. Di sanalah ia melihat untuk pertama kalinya foto keluarga kandungnya.
Ah, jadi seperti itu wajah ayahku. Terlihat galak seperti ketua gangster saja. Apa mereka berdua kakakku? Terlihat begitu mirip dengan ayah, batin Leona seraya tersenyum melihat orang-orang dalam foto.
Senyum Leona menghilang ketika ia melihat gadis dalam foto tersebut. Berambut pirang dengan mata biru yang begitu kontras dengan warna mata anggota keluarga lainnya di foto. Dimana Kanna sang ibu memiliki mata hijau dan sang ayah berwarna cokelat gelap. Bukannya ingin membanggakan diri, tapi benar apa kata Louis yang mengatakan kalau Leona bahkan tanpa perlu melakukan tes DNA sekali pun akan ketahuan kalau ia adalah putri asli dalam keluarga ini. Alasan kenapa Noah menyamarkan Leona menjadi pria serta mengenakan bintik-bintik di wajah dan juga lensa kontak cokelat agar benar-benar menyamarkan dirinya sebaik mungkin.
"Siapa kau?"
Mendengar suara tak jauh darinya, membuat Leona memutar tubuh untuk melihat sang sumber suara.
Leona terkejut ketika ia mendapati salah satu orang dalam foto yang ia pandangi justru berdiri tak jauh di depannya. Ada perasaan aneh dan tidak dapat Leona jabarkan ketika melihat sosok di depannya ini. Sosok kepala keluarga dengan wajah galak seperti gangster yang Leona sebutkan dalam hatinya tadi.
Ayah kandung Leona, William Agustine.
"Hei, katakan siapa kau?!" tanya William kembali dengan nada sedikit tinggi dan mata menatap tajam bak burung elang.
"Ah, Sorry, Sir. Saya Leon, saya datang bersama Noah. Dia sedang ke lantai atas untuk melihat apakah ada orang di rumah," jawab Leona gugup.
"Noah pulang? Tidak biasanya dia pulang ke rumah siang seperti ini," ucap William heran.
Leona terus menatapi William, mencoba mematri wajah sang ayah dalam kepalanya. William terlihat mirip dengan Herold, ayah angkat Leona. Sama-sama memiliki perawakan yang kasar seperti preman, tapi dari segeri energi mereka berdua sama-sama tampak tenang dan bersih.
"Will, kau di rumah ternyata," kata Noah yang berjalan menuruni anak tangga dari lantai dua ke arah Leona dan William.
"Noah, tumben kau di rumah siang seperti ini?" tanya William yang memang amat sangat jarang melihat adik iparnya itu berada di rumah kecuali malam ketika pulang kerja dan itu pun langsung ke kamar.
"Aku mendapatkan libur hari ini. Dan juga ingin meminta izinmu," jawab Noah.
"Izin apa?" tanya William.
"Ini adik dari teman baikku di kepolisian, namanya Leon. Karena kondisi keluarga mereka sedang benar-benar rumit, temanku menitipkan Leon kepadaku untuk sementara. Tenang saja di anak baik-baik walau sedikit bar-bar," kata Noah.
Leona memberikan tatapan tajam ke sang paman ketika mendengar akhir kalimat pria tersebut.
William menatap Leona, menilai gadis itu dengan baik untuk dapat memberikan izin apakah Leona dapat menatap atau tidak. Hingga akhirnya William berkata, "Boleh. Asal jangan berbuat ulah di sini karena ada Herry yang akan memarahimu nanti. Kulihat kau anak baik-baik, katakan saja padaku kalau kau butuh sesuatu."
"Terima kasih," ucap Leona tulus.
"Kau sekolah?" tanya William.
"Aku sudah lulus tahun kemarin," jawab Leona.
"Seumuran dengan Luna ternyata. Kurasa situasi rumahmu benar-benar tidak baik, kau terlalu kurus dan kecil untuk pria seumuran dirimu. Apakah kau kelaparan selama ini sampai masa pertumbuhanmu terhambat?" William benar-benar memperhatikan Leona, mengingat ia memiliki dua anak laki-laki yang bertubuh jauh lebih besar ketika seusia Leona.
"S-seperti itu kira-kira," jawab Leona agak bingung, tidak menyangka kalau bentuk tubuhnya akan menjadi hal pertama yang dipertanyakan. Louis benar dengan alasan logis kenapa ia bisa tahu Leona adalah perempuan setelah melihat bentuk tubuh Leona. Beruntung ia mengenakan tiga rangkap pakaian termasuk jaket yang dikenakan untuk menutupi bentuk tubuhnya.
"Pastikan kau tidak membuatnya kelaparan. Tidak ada yang boleh kelaparan di dalam rumahku. Dan berikan kamar di samping kamarmu agar dia mudah meminta bantuanmu, Noah," perintah William dengan nada bass yang membuat siapa pun langsung tahu kalau WIlliam adalah sosok ayah hanya dari suaranya saja.
"Oke," jawab Noah.
"Lalu apa kegiatanmu setelah lulus sekolah? Apakah kau kuliah?" tanya William kembali kepada Leona.
"Ehm, tidak. Inginnya seperti itu tapi aku masih belum ada cukup biaya. Sedang berusaha mengumpulkannya," jawab Leona, jujur dalam hal ini karena memang seperti itu keadaan sang gadis.
"Kau bekerja?" tanya William kembali.
"Ya, tapi saat ini sedang tidak karena ada beberapa insiden dalam keluarga jadi berhenti sekitar dua minggu lalu. Setelah ini aku akan mencari pekerjaan kembali," jawab Leona, terlihat gugup dan tegang.
"Begitu ya. Jika kau mau kau bisa bekerja di bengkel show room milikku. Kebetulan sedang kekurangan orang di sana karena sedang ramai," kata William.
Leona melihat ke arah Noah, tidak menyangka akan mendapatkan tawaran pekerjaan langsung padahal William baru bertemu dengan Leona.
Noah mengangguk, dan berkata, "Tapi kau tidak pernah bekerja di ranah otomotif, mungkin akan sulit bagimu."
"Aku pernah, cukup mengerti malah. Ayahku, bekerja membuka bengkel kecil jadi aku belajar darinya dan pernah bekerja tahun lalu di bengkel beberapa bulan karena karyawannya sedang cuti," jawab Leona.
"Kau apa?" Noah tidak percaya kalau keponakannya yang terlihat seperti fotokopian kakak perempuan Noah yang lemah lembut itu, justru memiliki keterampilan seperti William tanpa sengaja. Pria itu memegang dahi dan menggeleng tidak percaya.
"Bagus kalau seperti itu, kau bisa bekerja di bengkel mulai besok kalau mau," setuju William. "Tenang saja, aku akan membayarmu dengan bayaran yang pantas. Jangan pikirkan soal tempat tinggal dan makanan, di sini kau akan mendapatkannya, uangmu jadi bisa kau tabung untuk kebutuhan dan juga kuliahmu nanti."
Leona tidak menyangka kalau ia akan mendapati ayah kandungnya itu adalah orang yang luar biasa baik. Sangat jauh berbeda dengan parasnya yang begitu mengintimidasi dan tajam seperti elang melihat mangsa.
"Ayahmu memang seperti itu. Dia selalu suka menolong anak-anak muda yang kesulitan dalam hidupnya. Di bengkel banyak anak-anak muda yang bahkan masih berkuliah bekerja part time di sana," bisik Noah pada Leona.
Bagaimana mungkin ada orang yang tega menghancurkan hidup dari orang sebaik William? Bahkan dari yang Leona dengar kalau ibu kandung Leona juga sama baiknya kepada orang lain dan keluarga. Jadi bagaimana hubungan dalam keluarga bisa renggang dan hilang kehangatannya ketika keluarga tersebut memiliki dua pilar berhati baik seperti mereka berdua. Apa yang terjadi sebenarnya dalam rumah ini?
Leona mulai amat penasaran sekarang.