Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 》》CERITANYA PANJANG
Jam istirahat siang sudah mulai sepuluh menit yang lalu namun tak jua membuat Andhini dan Tiara beranjak dari ruangannya. Satria yang masih berada dj ruangannya pun tak tinggal diam. Ia memesan makanan untuk Andhini dan Tiara.
“Ratna, bawa makanan ini ke ruangan bu Andhini !!” Satria meletakkan dua paper bag di meja sekretarisnya.
“Baik pak,” Ratna langsung melaksanakan perintah pak bosnya.
Meski dalam hati Ratna bertanya-tanya karena sejak ia bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh pria tampan nan cuek itu untuk pertama kalinya pria itu peduli soal makan seseorang. Dan orang tersebut justru orang baru dan hanya numpang ruangan pula.
Walaupun Ratna merasa tak ikhlas melakukan perintah bosnya namun apalah daya ia hanya sebatas bawahan saja. Bosnya itu masih setia dengan kesendiriannya. Meskipun pernah beredar rumor jika bos mereka sudah menikah namun hingga hari ini istrinya itu tak pernah menampakkan diri. Sehingga para karyawan hanya menganggapnya sebagai berita hoax.
“Nih, makanan kalian ,,, jangan kegeeran semua. Pak bos hanya menghargai kalian sebagai tamu ,,,” Dengan kasar Ratna meletakkan paper bag di meja depan sofa tamu.
Ruang kerja Andhini dan Tiara sangat luas dan dilengkapi dengan sepasang sofa dan sebuah meja tamu selain meja kerja keduanya. Satria sengaja menyiapkan ruangan yang luas agar Andhini dan Tiara tidak merasa sumpek.
“Mbak ini kenapa sih, apa masalah hidup anda ?! sejak kedatangan kami anda selalu cari-cari masalah. Ini baru hari pertama lho, kami juga manusia biasa yang punya perasaan, mbak.” Emosi Andhini sudah mulai terpancing. Wajar saja jika Andhini emosi karena sejak pagi ia sudah berlaku sopan namun Ratna sepertinya sengaja mencari gara-gara dengannya.
Ratna tak membalas dengan kata-kata, hanya dengusan kasar dan tatapan sinis sebelum meninggalkan Andhini dan Tiara. Merasa disepelekan Andhini hampir saja menarik rambut Ratna, untung saja Tiara bergerak cepat menghalangi pergerakan Andhini.
“Jangan menghalangiku, Ra ,,, wanita itu harus diberi pelajaran. Aku gak terima dengan perlakuan dia pada kita !” Wajah Andhini merah padam menahan amarah. Sikap dan cara bicara sekretaris Ratna melukai harga dirinya.
Entah mengapa wanita menor itu terkesan tak menyukai kehadiran mereka. Padahal keberadaan Andhini dan Tiara di perusahaan SaDhin Company atas permintaan CEO mereka.
“Buang makanan itu, Ra !! Gaji kita lebih dari cukup untuk makan di resto mewah !!” Andhini membawa paper bag tersebut dan sengaja membuangnya di tempat sampah depan meja Ratna padahal tempat sampah di depan ruangan merekapun ada.
“Jangan Dhin, mubazir lho ,,,” Tiara berusaha menghalangi Andhini namun gerakan wanita yang sedang emosi itu ternyata lebih cepat.
Dengan kasar Andhini membuang makanan tersebut hingga suara paper bag dan tempat sampah beradu terdengar dengan jelas. Suasana sunyi dilantai tertinggi perusahaan tersebut membuat pergerakan apapun terdengar dengan jelas. Ratna terlonjak kaget tak menyangka Andhini yang tiba- tiba ada di depannya.
“Astagaaa, gak sopan banget jadi perempuan !!” Sarkas Ratna setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya.
“Itu makanannya kenapa dibuang ? Gak menghargai banget pemberian orang,,, pak bos udah berbaik hati membelikan kalian makanan. Ck, sombong banget padahal hanya pegawai imigran ,,,” Lanjut Ratna menatap remeh pada Andhini.
PLaaakkkk
Andhini tak lagi mampu menahan amarahnya. Sejak pagi sekretaris mantan suaminya itu selalu meremehkannya. Andhini bukan tipe manusia yang akan diam saja ketika diganggu. Ia hanya ingin bekerja dan hidup tenang bersama putri kecilnya. Ia pun membanting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhan putrinya.
“Awww ,,, “ Cap lima jari mengakibatkan teriakan Ratna terdengar seantero ruangan sunyi tersebut. Pintu ruangan CEO yang sedikit terbuka pun akhirnya kini terbuka lebar.
Ratna yang tadinya fokus pada pekerjaannya pun berlari menghampiri Andhini. Beruntung penghuni ruangan hanya mereka berlima sehingga tidak menghebohkan satu perusahaan.
Pun demikian halnya dengan Satria dan Faiz. Bos dan asisten itupun kini telah berada di depan Andhini.
“Dhini ?! Kenapa memukul sekretarisku ?!” Satria menatap Andhini yang masih berada pada puncak emosinya.
“Maaf pak, tapi sekretaris anda memang harus diberi pelajaran agar bisa sedikit menghargai orang lain.” Datar, dingin dan tanpa ekspresi membuat Faiz bergidik ngeri.
Aura dingin disertai tatapan tajam membuat Faiz tak sadar memundurkan dirinya satu langkah.
‘Gila !! Ngeri juga kalo bu bos mode in murka.” Batin Faiz tak menyangka. Wajah Andhini yang terlihat lembut dan anggun ternyata memiliki sisi mengerikan.
“Saya juga tidak mengerti pak, tiba-tiba bu Andhini membuang makanan dan menampar saya ,,,” Ratna menangis sesunggukan mengadukan perbuatan Andhini padanya.
“Benar begitu, Dhin ?!” Satria bertanya sembari menatap Andhini mendengar penjelasan sekretarisnya.
“Menurutmu ?!!” Andhini tersenyum miring dengan menaikkan sebelah alisnya. Ia tak percaya Ratna ternyata pandai akting.
“Oh ya, saya tidak akan bekerja disini. Saya takut khilaf hingga membunuh sekretaris anda. Pelihara dengan baik karena tanpa sekretaris anda yang penuh drama ini mungkin hidup anda akan suram,” Andhini melenggang dengan anggun menuju ruangannya untuk membereskan mejanya. Hari ini dan seterusnya ia tak ingin berada di perusahaan SaDhin Company.
“Ra, kamu mau bekerja disini atau ikut aku ? Kita bekerja di perusahaan keluargaku.” Ucapan Andhini sukses membuat mulut Tiara menganga.
“Tentu saja aku ikut kamu ,,, btw kalo keluargamu punya perusahaan, kenapa kamu nyiksa diri jadi imigran dan mengadu nasib di negeri orang ?!” Tiara ikut membereskan mejanya.
"Ceritanya panjang". Tukas Andhini memasukkan semua laporan dan dokumen mereka tak lupa laptop pun ikut menjadi penghuni tas besarnya.
Tiara tak habis pikir dengan kelakuan Andhini yang memilih hidup sendiri di negeri orang sedangkan di tanah air ia memiliki perusahaan. Sungguh membagongkan.
Dalam sekejap meja keduanya bersih lalu melangkah keluar. Kedua wanita dewasa itu keluar ruangan.
“Kalian gak akan kemana-mana, tetaplah bekerja disini agar memudahkan pekerjaan kedua perusahaan,,,” Satria berdiri menghadang mereka. Satria tak ingin Andhini berada jauh dari pandangannya. Bertahun-tahun ia berusaha mencari istrinya itu dan ketika bertemu pastilah pria itu tak ingin melepaskannya.
“Maaf pak, kami tak ingin ada masalah karena keberadaan kami pun hanya semata-mata untuk kerjasama kedua perusahaan dan itu tak akan lama. Kami hanya ingin bekerja dengan tenang.” Sebenarnya Andhini sangat malas berbicara panjang lebar akan tetapi Andhini hanya ingin bekerja dengan tenang agar pekerjaannya cepat selesai dan ia bisa kembali ke Turki.
“Dhin ,,, please, jangan keras kepala. Tetaplah disini ,,,” Wajah Satria memelas. Untuk pertama kalinya bos SaDhin Company memohon pada seseorang.
Jika wanita lain mungkin akan jingkrak-jingkrak bahagia melihat wajah permohonan Satria padanya. Namun seorang Andhini tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu. Sudah cukup baginya dimasa lalu menuruti keinginan semua orang.
“Kami tetap akan bekerja di tempat lain.” Andhini tak ingin mengalah. Ia sudah memutuskan.
Sejak awal Andhini memang tak ingin bekerja di kantor Satria namun pria itu ternyata terlalu pandai berbicara sehingga Mrs. Isabel setuju-setuju saja dengan usul Satria.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
sweet😍
ikut berbahagia dg pernikahan ulang ijab untuk ke 3xnya
😁😁
bang Sat sbentar lagi GeGaNa mu berakhir... Gelisah Galau Merana😅😅
Do'a yang sama juga untuk othor nya.🙏❤️