Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 》》DIMANA PUTRIKU ?!
Mobil yang membawa Andhini berhenti tepat di depan lobby sebuah hotel. Jam masih menunjukkan pukul 08.45, masih banyak waktu. Andhini mengirim pesan pada Tiara yang akan bersamanya bertanggung jawab pada proyek yang akan berjalan di tanah air. Mrs. Isabel sengaja menunjuk mereka berdua karena berada di negara asal mereka yang pastinya mengerti dengan segala hal yang berhubungan dengan orang Indonesia terutama dengan perusahaan yang akan bekerja sama dengan mereka.
Tring
Ponsel Andhini berkedip pertanda sebuah pesan masuk. Andhini segera membaca pesan tersebut dan berjalan menuju meja resepsionis agar diantar ke kamar Tiara dan Mrs. Isabel. Hotel yang ditempati bosnya adalah hotel yang telah diatur oleh perusahaan. Untuk menggunakan lift hotel tersebut harus menggunakan kartu sehingga yang bukan tamu otomatis harus sepengetahuan pihak hotel. Biasanya sih ada pegawai yang berdiri dekat lift namun Andhini tidak melihat seseorang yang berseragam.
“Selamat pagi mbak,,, ada yang bisa dibantu ?!” Gadis cantik dengan rambut dicepol khas pegawai menyambutnya dengan senyum ramah.
“Kamar president suite, mbak ,,,” Andhini membalas juga dengan tersenyum ramah.
“Mbak silahkan ikuti masnya, ya ,,,” Gadis bername tag itu sekilas menatap Andhini seolah pernah melihatnya. Namun Andhini tak ambil pusing.
Dengan langkah anggun, Andhini mengikuti pria yang akan mengantarnya sampai lift. Hal yang sama dilakukan oleh pria itu hingga mau tak mau Andhini akhirnya kepikiran.
“Makasih mas,,,” Ucap Andhini basa basi setelah pria itu menekan lantai teratas hotel tersebut dan sebelum pintu lift tertutup.
‘Ada apa dengan penampilanku ? Apa ada yang salah ? Tapi biasa aja tuh, gak aneh-aneh juga,’ Batin Andhini seraya memperhatikan pantulan dirinya pada dinding lift. Andhini menggeleng mengenyahkan pikirannya. Mungkin hanya perasaannya saja pikirnya.
Ting
Lift berhenti dan Andhini pun keluar namun baru saja kakinya melangkah, Tiara dan bu bos sudah berdiri di depan lift.
“Masuk aja lagi ,,,” Perintah Mrs. Isabel dan Andhini pun kembali memutar tubuhnya. Ketiganya kini berada di dalam kotak besi yang akan membawa mereka ke lantai 3 dimana aula pertemuan disepekati.
“Dimana putriku ?!” Mrs. Isabel dan suaminya memang menganggap Disha putri bungsu mereka.
Kedua anak Mrs. Isabel sudah dewasa dan sangat terhibur dengan kehadiran Disha yang cerewet dan banyak bertanya. Terkadang Disha ikut ke kantor dan bermain di ruangan Mrs. Isabel sampai jam pulang kantor.
“Aku titip sama auntynya, Mrs ,,, takut mengganggu,” Andhini tak sepenuhnya berbohong karena Disha memang memanggil Selena dengan sebutan aunty meskipun Andhini sendiri yang mengajarinya.
Ting
Lift berhenti di lantai 3,mereka disambut oleh beberapa pegawai hotel yang dengan cekatan menyajikan snack dan minuman begitu mereka duduk. Sepertinya pegawai hotel mereka ditraining dengan sangat baik.
“Maaf kami terlambat,” Suara beberapa pasang sepatu beradu dengan lantai memasuki ruangan disertai permintaan maaf.
“Kami juga baru tiba kok ,,,” Balas Mrs. Isabel menyambut uluran tangan pria yang sangat tak ingin ditemui Andhini.
Mata keduanya sesaat terkunci, antara percaya dan tidak. Sosok yang paling ia cari akhirnya berdiri di depannya. Sementara Andhini berhasil menguasai diri dan bersikap seolah mereka tak saling kenal.
“Oh ya pak Satria, kenalkan kedua karyawan saya yang akan ikut terlibat dalam proyek kerja sama kita. Mereka asli Indonesia meskipun wajah mereka tidak Indonesia banget. Ini Tiara dan Andhini,” Mrs. Isabel dengan ramahnya memperkenalkan mereka satu per satu.
“Kenalkan pak, saya Tiara ,,,” Ucap Tiara mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
“Kenalkan pak, saya Andhini ,,,” Andhini hanya menangkupkan tangannya tak ingin melakukan kontak fisik dengan pria yang telah membuatnya mengasingkan diri.
“Rapatnya dimulai aja ya pak ,,,” Ucap Faiz menyenggol lengan Satria sehingga pria itu kembali meraih kesadarannya.
Mereka akhirnya memulai rapat. Meskipun dengan perasaan yang tak menentu namun Satria harus profesional walau matanya lebih sering menatap kearah Andhini. Sungguh sebuah keajaiban yang sangat luar biasa. Disaat Satria hampir putus asa tak bisa menemukan pemilik hatinya dan kini Sang Khalik menjawab setiap doanya.
Penampilan Andhini yang terlihat semakin dewasa membuat jantung Satria semakin berdetak tak beraturan. Tatapannya memindai setiap inci wajah Andhini dan tanpa sadar menarik napas panjang sambil mengesah dengan sangat pelan kala melihat leher jenjang nan putih milik Andhini. Dalam hati Satria kesal karena leher wanitanya terekspos dan pasti sepanjang perjalanan para pria melihatnya.
“Jaga matamu !!” Sarkas Satria pada Faiz yang kebetulan menatap ke arah Andhini dan Tiara. Untuk pertama kalinya Faiz menatap makhluk yang berjenis kelamin wanita. Ada rasa yang berbeda ketika menatap wajah polos Tiara.
Faiz tak membalas ucapan bos sekaligus sahabatnya itu. Ia kembali fokus mendengarkan bos perusahaan mitra mereka. Setelah selesai dan terjadi kesepakatan kerja. Akhirnya Satria dan Mrs. Isabel berjabat tangan tanda kerjasama mereka dimulai.
“Oh ya pak Satria, aku minta tolong dicarikan tempat untuk keduanya agar mereka bisa stay dan berkantor di Indonesia selama proyek pembangunan dimulai. Semakin cepat semakin baik,” Ucapan Mrs. Isabel sukses membuat Andhini dan Tiara terkejut. Mereka tak menyangka akan menetap di Indonesia.
Jika Tiara terkejut karena belum mempersiapkan diri. Ia hanya membawa baju secukupnya dan yang paling penting Tiara membayar apartemennya sebelum berangkat. Artinya uangnya yang lumayan banyak terbuang percuma.
Berbeda halnya dengan Andhini yang memang tak pernah ada niat untuk kembali menetap di tanah air. Pikirannya kini tertuju pada putri kecilnya. Bukan bermaksud menyembunyikan keberadaan putri kecilnya hanya saja ia butuh mempersiapkan mentalnya jika sewaktu-waktu Satria merebut putrinya.
“Tak masalah Mrs. Isabel. Kami akan mengaturnya. Untuk kantornya mungkin sebaiknya satu gedung dengan perusahaan kami agar memudahkan jika ada sesuatu yang penting yang harus didiskusikan.” Usulan Satria memang masuk akal dan seperti dihipnotis Mrs. Isabel menerima usulan tersebut dengan senang hati.
Agar tak menimbulkan berbagai pertanyaan yang ia sendiri tak bisa menjawab, maka Andhini hanya diam saja tanpa ekspresi. Berbeda dengan Tiara yang masih memikirkan uang pembayaran sewa apartemennya. Tiara langsung mengusul penundaan.
“Apa tidak sebaiknya kami stay setelah pengerjaan proyeknya dimulai, Mrs ?!” Untuk pertama kalinya Tiara sedikit membantah titah sang ratu.
“Jangan pikirkan masalah pembayaran apartemenmu, Tiara,,, aku akan menggantinya dua kali lipat sebagai biaya pembelian perlengkapanmu. So kamu dan Andhini gak usah ikut pulang. Urus saja keperluan kalian disini,” Mrs. Isabel tak ingin dibantah. Dan senyuman Tiara kembali merekah mendengar ucapan ibu bos.
“Dhin, gimana dengan kamu ?!” Mrs. Isabel mengalihkan perhatiannya pada wanita yang selama ini sangat jarang bicara namun pekerjaannya selalu sempurna.
“Aku gak masalah Mrs, tapi kalo bisa aku gak mau menggunakan fasilitas mereka.” Datar dan tanpa ekspresi membuat Mrs. Isabel sedikit mengerutkan keningnya.
Perkataan Andhini menohok tepat di jantung Satria. Penolakannya menyiratkan kebencian yang mendalam padanya.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Satria : Thor, please hentikan kekejamanmu
OTHOR : Maksudnya ?!
Satria : Buat alurnya supaya hati Andhini terbuka untukku, please (dengan wajah permohonan)
OTHOR : Tergantung moodnya orhor 🤪🤪
^^^Makassar, 5 Juni 2025^^^
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️