PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

BAB 1. DIBUNUH

Langkah kaki tak henti bergerak dalam pekatnya malam, terus berlari hingga tidak tahu lagi kemana arah gadis berambut pirang itu tuju. Wajah panik tergambar jelas dalam paras mungil dengan mata nanar mencari jalan mana yang akan ia ambil untuk melarikan diri.

Napas gadis tersebut sudah tidak teratur, kaki mulai menjerit sakit karena ia telah berlari nyaris satu jam tanpa istirahat. Tahu, jika ia berhenti berlari maka mungkin ia tidak akan dapat melihat hari esok lagi.

Gila! Siapa sebenarnya mereka?! Mau apa mereka mengejarku mati-matian seperti ini?! pikir sang gadis yang sungguh tidak tahu kenapa ada orang yang ingin menangkapnya. Setahu dirinya, ia tidak memiliki musuh atau pun hutang piutang sampai ia harus di kejar seperti ini.

"Jangan berhenti, Leona," ucap sang gadis kepada dirinya sendiri ketika laju larinya mulai melambat karena kaki nyaris sampai pada batasnya. Ia tidak bisa berhenti sekarang. Ia tidak mau menyerahkan diri pada orang-orang yang jelas sedang mengincar nyawanya.

DOR!

Mata peridot milik sang gadis melebar ketika ia merasakan sakit luar biasa pada betisnya bersamaan dengan suara letusan senjata api yang terdengar. Hingga dalam hitungan detik gadis itu tersungkur di jalanan, meringis penuh kesakitan.

"Jangan biarkan dia lari lagi. Pastikan kali ini kalian menghabisinya."

Gadis pirang tersebut mendengar kalimat yang membuatnya ketakutan setengah mati. Ia tidak mengenali suara siapa itu, ini pertama kalinya ia mendengar suara bass tersebut. Suara pria dengan nada memerintah yang tak dapat diabaikan oleh yang mengikuti perintahnya.

BUGH!

Pukulan keras mendarat di kepala gadis itu tanpa ampun. Membuat sang gadis perlahan kehilangan kesadaran, tidak tahu lagi apa yang terjadi padanya setelah ini. Ia merasakan seseorang mencengkeram rambutnya dengan keras, memaksa sang gadis mendongak agar orang tersebut dapat melihat dengan jelas wajah dan keadaan gadis tersebut.

"Beruntung aku tahu kalau kau masih hidup sebelum mereka duluan yang tahu. Tidak akan kubiarkan kau menghalangi jalanku setelah sejauh ini. Posisi itu akan selamanya milik Luna. Matilah seperti yang sudah menjadi takdirmu sembilan belas tahun lalu," ucap pria berpakaian rapih, dengan cerutu menempel di bibir.

Leona berusaha melihat sosok di depannya ini dengan sisa kesadarannya, namun pandangannya terlalu samar. Rasa sakit terus menarik Leona ke dalam ambang ketidaksadaran.

Kumohon sedikit saja. Sedikit saja, biarkan aku tahu siapa pria ini. Kumohon, pinta Leona dalam hati, berusaha untuk tetap sadar untuk tahu siapa gerangan yang begitu ingin mencabut nyawanya ini.

Semua terlalu samar, selain bentuk tubuh, Leona tidak dapat melihat paras pria di depannya ini. Terlalu remang dalam kegelapan, terlebih dengan pandangan Leona yang tidak jelas. Tapi ia yakin kalau pria di depannya ini bukan pria sembarangan, melainkan dari kalangan atas, bukan kalangan kumuh tempat Leona tinggal. Sayangnya Leona tidak ingat pernah berurusan dengan orang dari kalangan atas.

Sampai Leona melihat seorang wanita berdiri di belakang pria itu, menatap sang pria penuh kebencian dan bercucuran air mata. Membuat Leona bertanya-tanya, siapa wanita itu dan kenapa ada di sini? Apakah dia komplotan pria ini juga?

Namun sayang, kesadaran Leona telah hilang sepenuhnya. Tubuh itu terkulai sudah di jalanan, dikerumuni oleh beberapa orang yang menatap sosok Leona dengan satu pandangan sama; mereka berhasil membunuh gadis itu.

Senyum puas penuh kemenangan terbentuk di wajah pria yang menghisap cerutunya dan menghembuskan asapnya penuh rasa puas.

"Buang dia di sungai atau di laut, pastikan tidak ada yang bisa menemukan mayatnya. Kalau pun ditemukan mereka tidak akan bisa mengenalinya lagi," perintah pria tersebut kemudian berjalan meninggalkan sosok Leona yang tidak lagi bernapas.

Tiga pria yang ada di sana langsung membawa tubuh Leona masuk ke dalam mobil, menaruhnya di bagasi lalu melesat meninggalkan tempat tersebut.

...***...

Leona berjalan melewati lapangan rumput yang luas, terus berjalan seolah tiada ujung. Semua tampak gelap dengan sinar remang berwarna kelabu, ditambah kabut tipis dari segala sisi. Pohon-pohon terlihat seolah mengering, menyisakan batang dan ranting-ranting yang terlihat rapuh.

Di penghujung lapangan rumput, gadis tersebut melihat ramai orang berjalan ke arah yang sama di depan sana. Ke sebuah cahaya terang yang menjadi satu-satunya penerangan paling menghangatkan serta menenangkan setelah berjalan dalam kegelapan tak berujung. Dan Leona memutuskan untuk ikut berjalan ke arah cahaya tersebut.

"Jangan ke sana!"

Gadis itu mendengar suara, entah dari mana. Padahal sejak tadi tempat ini terasa begitu sunyi walau banyak orang berkerumun di depan Leona. Ia tetap melangkahkan kakinya.

"Kumohon jangan pergi ke sana!"

Lagi, Leona mendengar suara yang sama. Ia ingin melihat siapa yang bicara, namun tubuhnya seakan menolak untuk berhenti melangkah. Ia melihat gerbang yang luar biasa besar, menjulang tinggi hingga tak terlihat ujungnya di atas sana. Gerbang dengan cahaya yang menghipnotis, membuat Leona ingin segera masuk ke dalam cahaya melewati gerbang indah tersebut.

"Jangan kesana!"

Leona tersentak kaget, seperti terbangun dari tidur. Ia melihat seorang anak laki-laki memegang erat tangan Leona, menahannya untuk melangkah lebih maju.

"Kumohon jangan pergi ke sana. Kembalilah, mereka membutuhkanmu," ucap anak kecil tersebut dengan pandangan mengiba.

"Kau ... siapa?" tanya Leona dengan tatapan seperti orang linglung.

"Jika kau melewati gerbang itu, maka kau akan menghilang selamanya dari dunia. Apa kau akan terima kalau kau mati begitu saja?!" seru bocah itu tanpa menjawab pertanyaan Leon

Mendengar kata 'mati' membuat Leona membelalak. Seolah tersadar ia kemudian melihat sekeliling. Ketakutan merayapinya dengan luar biasa hingga tubuh gadis itu gemetar ketika menyadari betapa menyeramkannya tempat ini. Seolah tak ada kehidupan, bahkan udara yang ia hirup pun terasa kosong masuk ke hidung dan paru-parunya. Terlalu hampa hingga membuat Leona takut.

"Dengarkan aku! Aku akan membawamu kembali tapi dengan syarat dan kau harus melakukannya," kata bocah itu seraya memukul keras lengan Leona agar membuat gadis itu fokus.

Leona hanya menatapi anak laki-laki tersebut, seakan ketakutan dan juga kebingungan yang menderanya membuat sang gadis tidak bisa berpikir panjang.

"Cepat! Jawablah dengan cepat! Kita tidak bisa berlama-lama di sini atau kau akan terhisap ke dalam gerbang itu! Aku akan membawamu kembali asal kau mau melakukan sesuatu untukku!" seru bocah itu, terlihat sekali buru-buru dan tidak sabaran. Matanya terus melihat ke arah belakang Leona, ke arah gerbang cahaya yang terasa seperti nina bobo untuk siapa pun yang ada di sana.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Leona.

"Selamatkan ibuku. Tolong selamatkan ibuku dan keluargaku," kata sang bocah, kali ini air mukanya berubah mengiba.

"Kau akan membawaku kembali?" tanya Leona lagi, mulai paham dimana ia berada saat ini walau pikirannya tampak tumpang tindih dan terasa seperti melayang.

"Pasti," jawab bocah itu penuh keyakinan.

"Aku akan membantu. Bawa aku kembali," ujar Leona.

Bocah itu menarik Leona pergi keluar dari rombongan orang-orang di sana. Ia berlari dengan menggenggam erat tangan Leona, luar biasa erat seolah takut kalau-kalau genggaman tangan itu akan lepas.

Leona melihat ke belakang, ke kerumunan orang-orang yang berjalan melewati gerbang besar menjulang ke langit itu. Semakin lama semakin jauh. Ia melihat ke depan sekarang, ke bocah kecil yang tidak ia tahu siapa. Hingga cahaya terang ia menyilaukan mata Leona, membuat gadis itu memejamkan matanya karena tidak kuat dengan cahaya terang tersebut.

Ia mendengar suara 'bip' di telinganya. Entah apa, tapi ia tidak bisa membuka mata, rasanya Leona ingin lelap dalam tidur karena merasa lelah yang tiba-tiba mengambil alih.

Namun satu hal yang tertangkap telinga gadis itu. Hal yang membuatnya seolah merasa kalau dirinya baik-baik saja.

"Kumohon, tetaplah hidup, Princess."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!