Hamil Di Luar Nikah

Malam ini Dante berniat menemui Joana secara diam diam. Dia bahkan sampai mengenakan pakaian serba hitam. Tidak lupa masker dan topi untuk menutupi wajahnya agar tidak mudah di kenali.

Ya, para wartawan masih terus silih berganti nongkrong di depan rumah Joana. Semua itu mereka lakukan demi mendapat klarifikasi dari Joana maupun Thomas secara langsung.

Dante menatap para pemburu berita itu dari dalam mobilnya. Dante tau tidak akan semudah itu melewati mereka sekarang. Karena jika sampai keberadaan nya di ketahui oleh mereka, Dante harus siap siap menjadi buronan para wartawan tersebut.

“Sial !!” Umpat Dante kesal.

Sebenarnya Dante tidak perlu melalukan hal itu. Namun mengingat dirinya pernah melakukan itu dengan Joana beberapa kali Dante merasa harus bertanya langsung pada Joana siapa sebenarnya ayah biologis dari janin yang sedang Joana kandung sekarang.

Beberapa saat berpikir akhirnya Dante menemukan cara agar bisa masuk ke dalam rumah Joana.

Dante tersenyum miring. Dia kemudian keluar dari mobilnya dan berjalan mengendap endap melewati pintu belakang yang memang jarang di ketahui orang lain. Dan yah, Dante berhasil. Dia masuk ke dalam rumah Joana melewati pintu belakang dengan memanjat dinding tinggi yang bisa dengan gampang dia lewati.

“Ya Tuhan..”

Si mbok yang lebih dulu mengetahui keberadaan Dante tentu sangat terkejut. Apa lagi setelah kejujuran Joana ke publik tentu tidak sembarang orang boleh masuk ke dalam rumah termasuk Dante.

“Mbok maaf saya lancang. Saya mau ketemu Joana. Ada yang harus saya bicarakan sama dia. Ini penting, sangat amat penting.” Dante menjelaskan maksud kedatangannya. Dia tidak mau di anggap sebagai penyusup.

“Tapi non..”

“Joana nggak perlu bicara apapun sama kamu.” Suara lantang dan tegas Thomas menyela apa yang hendak si mbok katakan. Pria itu melangkah mendekat dan berdiri tepat di samping si mbok.

“Mbok istirahat saja. Ini sudah malam. Biar dia jadi urusan saya.” Ujar Thomas pada si mbok.

“Ya tuan. Si mbok permisi.”

Thomas mengangguk sebagai jawaban. Setelah si mbok berlalu, Thomas pun mendekat pada Dante lalu berhenti saat jarak mereka sudah satu meter.

“Om saya..”

Thomas mengangkat tangan menyuruh agar Dante berhenti berbicara. Pria itu sungguh tidak ingin mendengar apapun dari mulut Dante. Karena dengan ketidak pedulian Dante pada putrinya yang sedang berbadan dua itu sudah membuat Thomas tau bahwa Dante memang bukan orang yang baik.

“Keluar.” Tegas Thomas.

“Tapi om.. Saya perlu bicara dengan Joana.. Saya...”

“Joana nggak akan mau bertemu sama kamu. Lagi pula kalian sudah selesai hubungan. Tidak ada yang perlu di bicarakan.” Thomas kembali menyela.

“Nggak om.. Tentang Joana, saya perlu tau anak siapa yang sedang dia kandung.” Dante yang enggan pergi tanpa penjelasan pun memberanikan diri berkata begitu terang terangan pada Thomas.

Ucapan Dante membuat Thomas murka karena secara tidak langsung Dante seperti mengatakan bahwa Joana adalah cewek yang mau melakukan itu dengan sembarang orang.

“Keluar saya bilang.” Tekan Thomas berusaha menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik pada Dante.

“Enggak om. Saya harus bicara dengan Joana. Ini penting.”

“Itu anak Daniel.” Kata Thomas cepat.

Dante terperangah tidak percaya mendengar apa yang Thomas katakan. Walaupun akhir akhir ini memang Joana sedang di gosipkan dekat dengan Daniel. Bahkan Dante juga melihat Joana mengobrol dengan Daniel di sekolah beberapa kali.

“Apa? Daniel?” Dante menggeleng tidak percaya. Daniel memang kaya raya. Tapi Dante tau persis Joana sangat tidak menyukai Daniel. Jangan kan suka, kenal saja tidak. Kalaupun kenal pasti baru akhir akhir ini saja.

“Sekarang sudah jelas kan? Kamu sudah tau Joana hamil anak siapa? Saya bahkan sudah setuju dengan hubungan mereka. Jadi saya tegaskan sekali lagi sama kamu, Jangan usik kehidupan putri saya lagi. Karena kalau sampai kamu mengusik putri saya dan membuatnya tidak nyaman, saya tidak akan segan memberi kamu pelajaran.”

Dante masih tetap tidak percaya. Walaupun awalnya Dante hanya ingin memastikan bahwa Janin yang sedang Joana kandung bukan lah darah dagingnya, namun entah kenapa tiba tiba Dante berharap Joana memang sedang hamil anaknya.

“Sekarang kamu pergi dan jangan pernah lagi menginjakkan kaki kamu di rumah ini sebelum saya panggil satpam untuk menyeret dan melempar kamu keluar.” Usir Thomas.

Dante menelan ludah. Dia tidak punya pilihan lain sekarang. Dengan berat hati Dante pun keluar dari rumah Joana melalui pintu belakang seperti tadi.

Namun itu bukan berarti Dante menyerah. Dante akan kembali mendatangi Joana untuk memastikan dan meminta kejelasan dari Joana tentang janin yang sedang Joana kandung sekarang.

Tanpa Thomas tau, Joana melihat semua itu. Joana melihat bahkan mendengar dengan jelas bagaimana Thomas mengusir Dante. Joana juga sempat terkejut saat Thomas mengatakan bahwa janin yang sedang Joana kandung adalah anak Daniel.

Joana ingin berteriak memberi tahu Dante bahwa janin itu adalah anak Dante tapi itu tidak mungkin. Papahnya pasti akan sangat marah bahkan kecewa jika Joana tidak menuruti rencana yang memang sudah mereka susun dengan matang. Yaitu dengan mengatakan bahwa janin yang sedang Joana kandung adalah darah daging Daniel.

Setelah Dante di usir, Joana pun kembali naik ke lantai dua. Joana menangis sejadi jadinya di dalam kamar tanpa ada siapapun yang tau. Joana tidak menyangka semuanya akan serumit itu. Kejelasan identitas anaknya menjadi taruhan bahkan sebelum anaknya lahir ke dunia.

*****

Paginya Thomas datang ke sekolah Joana. Dia mengajukan surat keluar nya Joana dari sekolah tersebut. Semua itu Thomas lakukan sebelum Joana di keluarkan dengan tidak hormat dari sekolah itu karena scandal yang menyeret namanya.

Pihak sekolah yang memang sudah berencana mengeluarkan Joana menerima saja.

Setelah dari ruang kepala sekolah, Thomas pun bertemu dengan Daniel di taman samping gedung sekolah. Mereka mengobrol serius tentang langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya untuk Joana juga janin dalam kandungannya.

“Bagaimana dengan kamu nanti? Apa kamu tidak keberatan kalau kamu juga di keluarkan dari sekolah ini?” Tanya Thomas pada Daniel.

Daniel tersenyum mendengarnya. Sebenarnya Daniel juga tidak terlalu ambil pusing jika di keluarkan. Toh sekarang dirinya juga sudah menjadi pengusaha. Sekolah hanya menjadi aktivitas biasa saja bagi Daniel sebagai remaja seperti pada umumnya. Otaknya yang genius mampu mempelajari segala hal dengan sangat singkat. Bahkan meski hanya sekali lihat saja.

“Itu nggak penting om. Yang penting bagi saya adalah Joana baik baik saja.” Jawab Daniel tenang.

Thomas tersenyum. Dia merasa lega karena selain baik Daniel juga begitu dewasa dalam menyikapi suatu masalah.

“Saya harap saya tidak salah percaya sama kamu Daniel.”

“Saya tidak akan menyia nyiakan kepercayaan om pada saya.” Senyum Daniel yakin.

Tanpa keduanya sadari Dante sedang mengawasi. Dante masih tidak percaya dengan apa yang Thomas katakan semalam. Dante juga merasa curiga karena sikap tenang Thomas pada Daniel.

TBC