Kirana, Wanita Pelampiasan Hasrat

"Tuan, apa masih belum selesai? Saya lelah, ini juga sakit." Ucap Kirana, sudah hampir satu jam Jeff mengajak nya bergelut di atas di ranjang, ini penyatuan ketiga kali nya setelah malam panas waktu itu.

"Aku belum meledak, Kirana."

"Tapi milik saya sudah ngilu.." Kirana meringis saat pria itu kembali menggerakan pinggang nya maju mundur.

"Kalau begitu lakukan hal lain yang membuat aku senang, Kirana."

"Maksudnya?" Tanya Kirana polos, meskipun sudah di polosi berkali-kali oleh Jeff.

"Lakukan dengan mulut mu!"

"Dengan mulut? Seperti apa?" Kirana mana tau apa yang di maksud Jeff, setau nya berhubungan panas begitu selalu pakai mulut bawah.

Jeff berdecak dan menarik senjata nya dari jepitan lubang sempit Kirana, lalu mengambil ponsel nya, memutar video yang menunjukan cara nya memuaskan pria dengan mulut. Kirana melotot, dia merasa ngeri sendiri. Membayangkan senjata dengan ukuran besar dan panjang itu masuk ke dalam mulut nya? Tidak mungkin.

"Kau sanggup?" Kirana refleks menggelengkan kepala nya.

"Kalau begitu diam dan biarkan aku menyelesaikan permainan ku dulu, Kirana." Jeff kembali menaiki tubuh nya dan kembali menusuk inti Kirana, mengeluarkan benda itu keluar masuk dengan perlahan.

Kirana diam saja, dia memejamkan mata nya. Memilih tidur saja, dari pada harus tersiksa merasakan benda itu keluar masuk di bawah nya, itu pun milik nya sudah sakit dan ngilu. Tapi dari pada merasakan benda itu di mulut nya, mungkin membiarkan pria itu menuntaskan hasrat nya melalui mulut bawah itu lebih baik.

Entah kapan pria itu menyelesaikan permainan nya, tapi saat Kirana terbangun tepat tengah malam, Jeff sudah tertidur dengan tangan yang memeluk perut nya.

"Huumm, jam berapa ini?" Gumam Kirana sambil mengucek mata nya, dia melihat jam kecil yang ada di meja, ternyata menunjukan pukul 12 malam tepat.

"Tubuh ku sakit, pria ini seakan tak pernah ada puas nya membuat aku kelelahan!" Gerutu Kirana, dia membelitkan selimut nya dan pergi karena desakan ingin buang air. Kirana berjalan sempoyongan, karena sedang tidur nyenyak, nyawa nya belum terkumpul sepenuh nya.

Tak lupa, dia mengenakan dulu pakaian nya yang tadi di lempar sembarangan oleh Jeff.

Karena kurang fokus, Kirana malah menabrak pintu kamar mandi cukup keras hingga kepala nya memantul.

"Aahhsss, sejak kapan ada pintu disini sihh." Rutuk nya sambil memegangi dahi nya yang terbentur pintu, padahal itu kan bukan salah pintu nya.

"Kenapa, Kirana?" Tanya Jeff yang ikut terbangun saat mendengar Kirana memekik, tapi pria itu tak tau malu. Dia berjalan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh nya, bahkan senjata yang tadi mengobrak-abrik inti nya dengan perkasa, kini terkulai lemas.

"Cuma terbentur pintu." Jawab Kirana sambil mengusap dahi nya yang tadi mencium pintu.

"Kau sudah berpakaian lagi, kenapa?" Tanya Jeff, dia meraba tubuh Kirana dari balik daster rumahan nya.

"Dingin." Jawab nya singkat.

"Saat tidur buka lagi, aku ingin memeluk mu langsung tanpa perantara benang sehelai pun."

"Tapi, nanti saya kedinginan tuan."

"Ada aku yang akan menghangatkan mu, kau ingin pipis kan? Cepatlah, aku menunggu." Ucap Jeff, dia meremas buah kenyal Kirana sebelum dia pergi ke kamar lagi.

"Menyebalkan, pria itu sangat menyebalkan sekarang! Aku menyesali keputusan ku melakukan cinta satu malam dengan pria itu, nafsuaan!" Rutuk Kirana, lalu masuk ke kamar mandi untuk menunaikan hajat nya.

Di kamar, Jeff memeriksa ponsel nya yang terdapat beberapa panggilan tak terjawab. Lagi-lagi, pria itu lupa mengabari istrinya, kalau dia tidak pulang lagi malah sibuk bercinta dengan Kirana. Brengseek memang.

"Sialan, aku lupa lagi. Kiran, kau membuat aku gila!" Gumam Jeff, dia merutuki kebodohan nya sendiri dengan melupakan istri nya di rumah.

"Huhh, perempuan itu benar-benar membuat dunia ku berpaling." Jeff menggelengkan kepala nya.

"Tuan, kenapa memasang wajah aneh seperti itu?" Tanya Kirana, perempuan itu sudah selesai dan kembali ke kamar dengan membawa segelas coklat panas.

"Apa itu?"

"Ini? Coklat panas." Jawab nya datar, dia paling tak suka kalau ada yang meminta coklat favorit nya.

Jeff merebut cangkir itu dari tangan Kirana dan meminum coklat itu perlahan, membuat perempuan itu cemberut.

"Tuan, itu coklat punya saya."

"Aku hanya minta sedikit, Kirana." Ucap Jeff cuek.

Sumpah demi apapun, rasanya dia ingin sekali memukul Jeffran. Tapi dia lupa kalau Jeff adalah bos nya. Bisa-bisa dia di pecat, kalau berani kurang ajar pada atasan nya sendiri.

"Kamu kesal, ya? Mau pukul, silahkan."

"Saya mana berani, Tuan."

"Aku saja berani menikmati tubuh mu, kenapa kau tak bisa melakukan hal semacam itu?" Tanya Jeff enteng, dengan wajah datar nya.

Tidak begitu konsep nya, Tuan. Sudahlah, lebih baik tidur saja. Masih malam untuk berdebat." Ucap Kirana, perempuan itu bersiap tidur kembali. Tapi Jeff langsung memeluk nya, menenggelamkan kepala nya di dada Kirana. 

Sebelumnya, pria itu sudah berhasil membuka kembali daster rumahan yang di kenakan Kirana, membuatnya kembali polos seperti tadi.

"Kenyal sekali.." Jeff mendusel kan wajah nya, membuat Kirana kesal.

"Jangan begini."

"Kenapa? Ini nyaman dari pada harus tidur di kasur itu, aku lebih baik aku tidur disini." Jawab Jeff. Kirana memutar mata nya, dia jengah dengan kelakuan Jeff. Semakin lama semakin menyebalkan.

"Ayo tidur." Kirana mencoba memejamkan mata nya, tapi tangan Jeff terasa meraba-raba tubuh nya.

"Diam lah, ini masih malam. Besok saya berkerja, tolong jangan ganggu waktu istirahat saya!"

"Kau marah?"

"Kalau iya memang nya kenapa?" Tanya Kirana ketus.

"Tidak, kau terlihat menggemaskan saat marah." Perempuan itu sangat kesal, dia mencubit pipi Jeff dengan kuat, membuat pria itu meringis.

"Sakitt.." Ringis nya, namun Kirana tak menjawab dan memilih memejamkan mata nya, dia akan tidur meski tak nyaman dengan Jeff yang ada di dada nya. Tak lama, Jeff pun terlelap menyusul Kirana ke alam mimpi.

Pagi hari nya, Kirana terbangun lebih dulu. Dia cukup kesulitan menyingkirkan kepala Jeff dari dada nya tanpa membangunkan pria itu, akhirnya berhasil dan Kirana segera pergi dari kamar itu, sebelum pria itu bangun dan kembali menghajar nya.

Kirana menyiapkan beberapa bahan untuk sarapan dan juga bekal untuk makan siang. Kirana mengambil beberapa lembar uang dari dompet nya, dia menunggu tukang sayur keliling lewat.

"Bang, ada ayam?"

"Ada, tapi tinggal paha nya aja. Gimana ibu mu, ada perkembangan?"

"Ibu koma bang, gak tau kapan dia sadar." Jawab Kirana lirih, sambil memilih sayuran.

"Beli apa, yang?" Kirana menoleh dan melihat Jeff keluar dengan wajah bantal dan rambut acak-acakan nya.

"Wihh, neng Kiran punya pacar."

"Apa sih bang, nggak kok." Ucap Kirana dengan wajah yang memerah.

"Masak tumis jamur Yang, pake cabe."

"Apa sih, kok manggil Yang?" Tanya Kirana ketus.

"Lah emang nya kenapa?"

"Ini ayam nya mau di buat apa?" Tanya Kirana, karena sudah pasti Jeff akan meminta jatah makan siang nya.

"Ayam rica-rica enak, pake kemangi." Jawab Jeff, dia berdiri di samping Kirana yang sedang memilih sayuran.

"Ada kemangi nya bang?"

"Ada dong, 5 ribuan." Jawab abang sayur itu.

"Jadi berapa?" Abang itu menghitung sayuran yang di pilih Kirana.

"Semua nya jadi 65 ribu, Neng."

"Ini uang nya." Jeffran mengulurkan selembar uang merah, dia gercep membayar belanjaan Kirana begitu abang sayur nya selesai bicara, keburu perempuan itu membayar nya sendiri.

"Kembalian nya ambil aja." Ucap Jeff, lalu pergi menarik Kirana masuk ke dalam rumah nya.

"Ganteng amat itu pacar nya Neng Kiran, dewasa juga." Puji abang sayur itu, lalu pergi melanjutkan berkeliling menjajakan jualan sayur nya.

"Ngapain tadi panggil saya begitu, Tuan?"

"Memang nya kenapa? Cuma sayang doang, orang kan nyangka nya kita pacaran, Kiran."

"Tapi fakta nya kan gak gitu, Tuan sudah punya istri." Ucap Kirana mengingatkan.

"Cepatlah masak, aku lapar." Kirana mendelik, pria itu seenaknya sendiri padahal sedang bertamu di rumah orang.

Jeffran tersenyum jahil, dia begitu senang membuat Kirana kesal. Dia juga senang melihat Kirana bertingkah layaknya ibu rumah tangga yang melayani suami nya, dia memasak dengan gaya nya yang membuat Jeff kagum. Kirana, benar-benar definisi calon istri idaman.

Dia bisa mengurus suami dengan baik, melayani nya, juga hebat saat di atas ranjang. Sempurna.

Tangan mungil nya lincah menggoreng dan mengiris bumbu-bumbu dan sayuran. Queen dulu tidak begitu, bahkan wanita itu tidak bisa memasak sama sekali, hanya mengandalkan pembantu.

Kirana yang merasa di perhatikan menoleh, Jeff tersenyum manis, membuat hati nya berdebar. Moment langka melihat pria datar itu tersenyum, Kirana yang bekerja 4 bulanan ini pun, rasanya baru pertama kali melihat bos nya itu tersenyum semanis itu.

Kirana membalas senyuman itu dengan canggung, dia salah tingkah sampai salah mengambil panci, membuat Jeff tergelak.

"Kenapa harus salting sih, kan jadi nya malu." Gumam Kirana, lalu melanjutkan kembali acara memasak nya. Sedangkan Jeff, pria itu berkirim pesan dengan Anna, pelayan pribadi istri nya di rumah. 

.......

🌷🌷🌷🌷

jangan lupa tinggalin jejak beb😚😚