Lapak Sayuranku

" Nur, non clara buka pintunya"..

Suara pertama yang aku dengar ketika bangun dari tidurku. Siapa yang pagi pagi begini datang bertamu di rumah kami, aku dan bibi nur pun segera membuka pintu dan melihat kedatangan pak jaka pemilik ruma, Jujur kami sangat takut untuk di usir hari ini

" Ada apa ya pak jaka" tanyaku

" Biarkan saya duduk dulu non" ucapnya segera masuk dengan wajah yang sedikit babak belur dan terlihat sangat panik

Tak lama dia pun segera berbicara kembali setelah membasahi tenggorokan nya dengan air yang di beri oleh bibi ..

" Begini non, saya datang minta maaf atas perbuatan saya kemaren, dan ini Surat tanah rumah ini sekarang jadi milik kalian, saya permisi ya non" ucapnya terlihat sangat terburu buru

Aku masih gak ngerti dengan apa yang terjadi hingga aku hanya terdiam menatap surat tanah tersebut

Aku menyusul keluar untuk meminta penjelasan pada pak Jaka, namun tak ku lihat lagi dirinya, Hanya ada seorang preman yang bernama bang Baron berdiri di depan lapakku dan tersenyum padaku dan berkata jika dia dan beberapa temannya akan membantu ku memperbaiki lapakku kembali

*****

" Bu ibu kalian tahu gak rumah yang biasa di tempati bang Jaka udah hancur, trus katanya nih ya bang Jaka kemarin sempat babak belur di hajar sama anak buahnya bang Baron itu" Ucap seorang ibu memancing semua pelanggan ku untuk bergosip ria

" Masa sih Bu, trus bang Jaka sekarang tinggal dimana? Pantesan tadi aku lihat bang Jaka pagi pagi banget udah pergi dengan mobil pickup nya" tambah ibu yang lain

"Biarin aja, bang Jaka kan juga orangnya jahat, suka naikin harga sewa tiba tiba, Seperti kemarin kan neng? Bang Jaka sempat datang di sini marah marah trus bongkar dan buang semua sayuran neng clara" ungkap ibu Meri

" Yang bener neng? Masa sih bang Jaka tega begitu sama Eneng?" Tanya yang lain sementara aku hanya tersenyum menanggapi ucapan ibu tersebut

" Eeehhhh itu bang Baron, gimana kalau kita tanya saja sama bang Baron" ucap seorang ibu lagi

" Bang, bang Baron..!!" Panggil seorang pelanggan pada bang Baron

"Kenapa sih Bu, gw lagi sibuk nih" jawab bang Baron yang terlihat buru buru

" Bang Jaka ada masalah apa gitu sama bang Baron sampai rumahnya di bongkar segala?"

" Masalahnya dia cari masalah sama orang yang salah Bu, makanya gw hajar aja tuh orang"

" Tapi masalah nya apa bang?" Desak seorang ibu lagi pada bang Baron

" Gak perlu cari tau Bu, Yang penting sekarang bang Jaka sudah tak di sini lagi, udah balik ke kampung dia, dan gak akan berani datang ke sini lag, Udah ya Bu gw buru buru nih masih ada urusan, Neng clara Abang pamit ya" ucap bang Baron padaku dengan memberikan senyum manis dan sedikit membungkuk

" Yee bang Baron giliran sama cewek cantik aja, sopannya minta ampun" gerutu seorang ibu lagi...

" Neng clara ini belanjaan saya, semua berapa neng?"

" Semua dua puluh lima ribu Bu"

" Murah banget ya belanja di sini, Ya sudah ini ya neng uangnya, saya permisi ya neng"..

" Iya Bu makasih ya Bu"..

" Neng, nenek yang kemarin itu masih ada?" Tanya ibu Meri mencari keberadaan nenek Wulan

" Iya Bu, namanya nenek Wulan, kasihan Bu belum ada keluarga nya yang nyariin dia"

" Jagain aja dulu neng, kasihan kalau di harus pergi tapi gak tau keman, Iya neng ini ibu titip ya buat raka sama nenek itu" ucap ibu Meri memberiku sebuah kantong yang berisi buah buahan

" Makasih ya Bu, nanti aku berikan pada mereka"

" Ya udah neng, ibu pamit dulu ya, salam buat nenek Wulan"

" Iya Bu, makasih sekali lagi ya Bu Meri" ucapku dan Bu Meri membalas ucapanku dengan senyuman dan segera berjalan menunggu ojek di depan lapak

" Nek, ini ada buah buahan buat nenek dan raka, titipan dari ibu Meri"..

" Bilang sama ibu Meri terima kasih ya nak, Oya bi nur dimana nak?"...

" Bi nur ada di belakang, bentar ya nek saya panggilkan"

Aku segera ke belakang untuk memanggil bibi yang sedang memasak sembari mengulik sambel

" Bi, masak apa? Enak banget baunya"...

" Ini non bibi masak sayur asem dan ikan asin plus sambel kan cocok itu non"..

" Aduh bi, baru ngomong aja udah ngiler aku bi, udah ngeces aja bi"

" Hehehe kalau non laper makan aja non, daripada ngeces terus non"

" Biar tunggu sekalian aja bi, kita makan bareng bareng"

" Tapi Bu Wulan makan ini gak ya non? Kita kan gak tau makanan kesukaan Bu Wulan"

" Kalau dia gak bisa makan, biar ntar aku beliin nasi bungkus di depan sana bi"

" Ya udah ayo kita makan dulu, ajak den raka dan Bu Wulan juga non"

" Nek, ayo makan yuk, raka ayo dek kita makan"

Kami berempat makan dengan lahap, begitupun dengan nenek yang awalnya masih merasa tak yakin dengan makanan kami

****

Aku langsung kembali ke lapak sehabis makan bersama, ini lah rutinitas ku tiap hari, hanya di lapak ini aku bisa merasa bahagia apalagi jika lapak sedang ramai oleh pelanggan, sungguh bahagia sekali hatiku, karena bisa menghasilkan uang dari usahaku sendiri

Di dalam rumah bi nur dan nenek Wulang sedang berbincang..

" Bi, maaf saya mau tanya yang tempo hari datang ke sini marah marah tuh siapa ya bi? Kok dia ngaku sebagai calon istri keluarga mahavir?" Tanya omah wulan

" Oowww itu namanya Ratna Bu, kalau anaknya namanya Shella,Mereka itu keluarga non Clara, Tapi begitulah mereka sangat jahat pada non clara dan den raka, Padahal mereka kaya juga karena harta peninggalan keluarga non clara Bu"

" Maksudnya gimana bi?" Tanya nya lagi

" Non Clara itu dulunya anak orang kaya, tapi orang tuanya meninggal kecelakaan waktu non clara masih umur sembilan tahun Bu, Saat itu ratna yang ingin mengurus mereka berdua, tapi gak tau kenapa harta warisan keluarga non clara tiba tiba saja habis, alasan ratna karena keluarga mereka punya banyak utang makanya dipake buat bayar"

" Padahal setau saya, keluarga clara gak pernah punya utang dimana pun Bu, saya sangat mengenal mereka, Dan saya yakin jika harta dan warisan non Clara itu pasti sudah di ambil oleh ratna" Sambung bibi

" Jadi clara tau gak semua itu?"..

" Gak lah Bu, non clara saat itu masih kecil, dan belum ngerti apa apa, Makanya aku tuh sedih banget Bu lihat non Clara di hina oleh ratna dan anaknya itu, Apalagi melihat non Clara kerja keras untuk mencari nafkah gini, Coba aja orang tua non Clara masih hidup, pasti non Clara gak akan mengalami ini semua Bu" ucap bibi sendu

" Jahat banget ya mereka, yang cewek juga kasarnya minta ampun bi, masa saya tua gini di dorong, kemarin bibi lihat sendiri kan? Amit amit deh punya anak kayak dia"

" Emang sudah kayak gitu wataknya Bu, dari dulu sama seperti ibunya kayak gitu juga"

" Trus Clara udah punya pacar blum bi? Saya mau kenalin sama cucu saya"

" Kalau soal itu yang saya taunya sudah ada Bu, namanya mas Adit, Orangnya baik banget, sederhana dan sopan"..

" Ooww gitu ya bi.. ya sudah bi saya mau ke dalam dulu temenin raka" ucap nenek Wulan berlalu dan bermain bersama raka, sedangkan bibi lanjut kembali ke dapur entah apa yang akan di kerjakan di sana