Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Satu bulan kemudian, perlahan kelopak mata ku bergerak menunjukkan tanda - tanda kalau aku mulai sadar. Semua orang seketika diam menunggu kepastian tapi mommy sudah sangat yakin kalau aku akan bangun.

" Sayang, kamu mendengar mommy?" Mommy dengan girang mengusap kepala ku .daddy dan yg lain nya mendekati sambil menunggu akan kesadaran ku.

Kelopak mata ku terbuka secara perlahan menampilkan sepasang mata yg tampak bingung. Aku berusaha menggerakkan kepala sedikit tetapi rasa sakit itu membuat ku mengerang pelan.

" Mom apa yg terjadi?" Aku membuka suara sambil menahan sakit. Suara sangat pelan nyaris tak terdengar jelas.

" Kamu dan abang terlibat kecelakaan, kamu hampir meninggal karna jantung kamu berhenti berdetak tapi ada keajaiban datang , ginjal kamu juga rusak maka dari itu satu ginjal milik abang di donorkan ke kamu, semua ini karna gadis yg mau mau jadi temen itu, kamu juga koma sebulan lama nya" Mommy menceritakan sambil menunduk tak kuasa mengingat semua itu.

" Mom jadi abang hanya punya satu ginjal?" Aku mencoba mengingat kejadian tempo lalu sambil menahan sakit yg masih menguasai .

" Iya Thel, abang hanya punya satu ginjal, tulang iga abang juga rusak, maka dari itu abang masih belum boleh pulang" Abang mengusap kepala ku sambil tersenyum manis.

" Makasih ya bang, kalo nggak dari abang mungkin aku udah nggak ada ,waktu itu aku liat mobil om Arga yg nabrak dan pengemudi nya Viona kan?" Aku berusaha mencoba mengingat sambil melihat wajah mommy yg tak suka ketika mendengar nama itu di sebut.

"Iya abang mau kamu bahagia, kamu bener, dia sekarang udah di kantor polisi di tahan, atas perbuatan nya, udah 3 minggu , kamu nggak usah mikirin dia lagi, sekarang fokus sama kesembuhan mu dulu, semua ini terjadi karna dia, kalau tidak kamu akan baik - baik aja, abang nggak sudi kalau kamu deket ama dia" Abang bahagia karna aku sudah sadar dan rasa nya kebahagiaan itu lengkap walau ada rasa sakit di antara kami.

" Thel mommy mohon ya kamu jangan deket sama keluarga itu, mommy nggak sudi, mommy takut kamu kenapa - kenapa lagi, mulai sekarang kamu nggak usah ada hubungan ama dia, mommy kek gini karna mommy sayang sama kamu" Mommy memeluk ku sambil mengusap air mata bahagia nya.

" Iya mom, aku nggak akan deket lagi ama dia dan keluarga nya, kejadian itu membuat ku takut untuk mengendarai mobil, walau waktu itu abang yg mengendarai nya. aku trauma mom, rasanya kematian datang di saat kejadian itu berlangsung, bahkan aku liat nenek dan kakek datang menghampiriku, aku kira aku nggak akan selamat, tapi keajaiban dan kesempatan hadir untuk ku" Aku mengusap air mata mommy yg jatuh, aku merasa sedih karna kedua mata mommy sembab.

" Janji ya, mommy nggak mau ada korban dengan kamu dekat lagi ama dia dan keluarga nya, daddy juga udah ngurus semua nya soal perpindahan kuliah mu, walau jurusan nya sama tapi beda tempat, itu lebih baik daripada kamu jadi korban seperti daddy dulu"Mommy mengecup keningku, senyum manis dan haru itu menjadi satu membuat ku merasa bahagia sekali.

" Janji mom" Aku memijit pelipis ku yg terasa sakit mungkin aku belum sepenuhnya membaik, mommy menyelimuti ku dengan selimut favorite ku .

" Udah ya jangan banyak bicara dulu, kamu baru aja sadar, daddy seneng karna kamu bisa kembali lagi untuk kami, jangan pernah melakukan hal yg nantinya kamu menyesal ya ganteng nya daddy" Daddy mengusap rambut ku sambil memberikan senyum tipis nya.

Aku tersenyum sambil memandangi wajah kedua orang tua ku yg begitu menyayangi diri ini, aku sangat bersyukur karna aku di kelilingi banyak orang yg sangat baik dan tulus.

Sahabat ku belum tau kalau aku sudah sadar, karna mereka sibuk dengan tugas kuliah nya, banyak hal yg belum aku capai.

Om Adit pun keluar untuk menghubungi Luciano, dengan mengirim chat.

[Ano, Ethel udah sadar, tapi nggak usah semua temen yg lain nya ikut karna Ethel masih belum pulih]Pesan itu sudah terkirim , tak lama pun getaran terasa yg merupakan balasan nya.

[Oke om, aku dan Gito aja yg ke sana, aku rindu dengan suara nya] Luciano membalas cepat dia girang karna aku akhirnya sadar juga.

Om Adit hanya membaca nya sambil melangkah kan kaki nya ke arah kantin untuk membeli sesuatu , di sana ada Vyan juga yg sedang jajan dia kangen akan jajanan favorite nya . Dia belum di izinkan pulang karna masih belum membaik luka itu.

" Om" Sapa Vyan yg tersenyum sambil duduk di kursi roda tangan nya di balut infusan.

" Iya" om Adit singkat sambil membeli kebutuhan nya , lalu om Arga menghampiri membawa tas ransel.

" Gimana keadaan nya Ethel?" Om Arga memberanikan diri untuk bertanya sambil mengambil alih Vyan yg tadinya di dorong oleh tante Arin.

" Ethel udah sadar dari koma nya, walau masih belum pulih, saya permisi ya" Om Adit sambil membawa plastik berisi makanan yg di beli nya meninggalkan mereka.

Setelah punggung om Adit hilang dari pandangan , Vyan kembali bertanya.

" Bun kenapa sih om Adit dingin gitu?" Vyan menatap wajah cantik bunda nya. Tante Arin langsung berjongkok.

" Karna kecelakaan waktu itu membuat keluarga nya Ethel nggak mau ada hubungan apa pun sama kita, maka dari itu mereka jaga jarak" tante Arin menjawab nya sambil tersenyum tipis.

" Oh gitu ya, aku paham kok, kak Ethel hampir tiada karna kak Viona" Vyan mengingat semua itu sambil mengunyah roti kesukaan nya .

" Udah, sekarang kita kembali ke ruangan kamu ya" om Arga mendorong Vyan sambil tersenyum palsu nyatanya masih tak percaya jika putri kesayangan nya di tahan.

Mereka pun menuju ruang Vip no 8 agar Vyan bisa istirahat lagi, setiap hari tante Arin ke sel tahanan yg di sana Viona di tahan untuk mengirim makanan dan obat untuk Viona yg masih terlihat pucat.