NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KAU CANTIK SEKALI HANNA

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Minggu cerah, cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui sela-sela jendela rumah sakit. Levi terbangun lebih awal, ia tersenyum samar, ketika ia mengingat kejadian tadi malam. Ia terpaksa memilih tidur di sofa ketika Hanna sudah tidak bermimpi buruk lagi. Ia takut jika Hanna terbangun dan melihat posisi tidur mereka. Bisa-bisa Hanna salah paham dengan situasi itu.

Levi merenggangkan otot-ototnya. Cuaca pagi ini membantunya lebih bersemangat lagi. Ia melangkah pelan mendekati ranjang rumah sakit. Levi mengambil kursi dan duduk di dekat Hanna. Ia melihat Hanna tertidur nyaman. Wajahnya terlihat polos seperti bayi. Napasnya teratur dan berhembus lembut tanpa dengkuran. Levi tersenyum, Ia tertegun sejenak sambil menopang dagunya, terhanyut menatap Hanna yang terlihat cantik walau ia sedang tidur.

"Kau cantik sekali Hanna, kau seperti bayi polos jika sedang tertidur seperti ini." Kata Levi pelan hampir tak terdengar.

Lagi-lagi, Levi teringat kejadian tadi malam. Sebelumnya, entah mengapa perasaan itu terasa nyaman sekali, rasa sejuk yang sangat sulit ia gambarkan ketika Levi memeluk Hanna. Ada perasaan yang menggelitik hatinya. Aliran darahnya berdesir, seperti kedutan-kedutan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia memang merasakan sensasi hangat yang merayap di sekujur tubuhnya. Levi berusaha membuka matanya yang masih terasa berat dan layu. Levi merasa bahagia bisa menenangkan Hanna lewat pelukannya.

Levi merapikan selimut yang digunakan Hanna. Lalu Ia berjalan keluar menuju balkon yang menghubungkan langsung ke kamar rawat inap. Ia bersandar pada pagarnya, memandang keindahan pagi hari dan ia menikmati sinar matahari pagi. Levi melirik jam yang ada di tangannya, pukul tujuh pagi.

"Selamat pagi, tuan." sapa Yordan. Ia dengan cepat ke ruangan rawat inap setelah di dihubungi Levi. Lelaki itu tidak pulang dan memilih menunggu di mobil.

"Selamat pagi pak Yordan." balas Levi.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong cari tahu dimana rumah Hanna. Pak Yordan bisa mencari informasi itu dari Albert."

Lelaki itu mengernyit bingung. "Tuan Levi bahkan bersedia mencari alamat rumah teman satu sekolahnya?" Batin Yordan. Ia terus menatap Levi.

"Jangan menatapku seperti itu pak Yordan." Kata Levi melirik pak Yordan dengan ekor matanya.

"Maaf tuan, apakah anda baik-baik saja?"

Levi tersenyum smrik sambil mengangkat alisnya setengah. "Keluarganya harus tahu bahwa Hanna sedang sakit. Apa anda tidak menginginkan itu pak?"

"Maaf tuan! Maksud saya bukan seperti itu." Pak Yordan sedikit membungkukkan badannya.

"Apakah ayah mencariku?" Tanya Levi. Walau rasanya tak mungkin ayah tirinya mencari tahu keberadaannya.

"Tuan Abram masih berada di luar kota tuan."

"Baiklah. Sekarang cari tahu alamat Hanna." Ucap Levi sambil memejamkan matanya, untuk menikmati pagi dengan baik.

"Siap tuan! Saya akan mencari tahu alamatnya." Kata Yordan. Kemudian ia pamit undur diri dan meninggalkan ruang rawat inap.

🔹🔹🔹🔹🔹

Hanna merasakan sesuatu yang perih di punggung tangannya saat ia menggerakkan tangannya.

"Hmmm.... hmmmm...hmmmm...." Hanna mengigau dan mengerutkan keningnya. Perlahan-lahan Hanna membuka matanya. Pandangannya buram, masih beradaptasi dengan cahaya ruangan. Akhirnya Hanna berhasil membuka matanya dengan sempurna. Ia melihat sekelilingnya di dominasi warna putih. Aroma obat-obatan tercium jelas di hidungnya.

"Kenapa aku berada di sini?" Hanna berusaha mengingat. Ia melihat punggung tangannya sudah tertancap infus. Hanna kembali menegakkan pandangannya, ia merubah posisinya dengan duduk. Mendorong tubuhnya ke belakang sampai terhenti ke sandaran kasur. Hanna meringis kesakitan karena jarum infus yang tertanam di punggung tangannya terasa sakit. Sesaat kemudian ia menyadari sekarang ia berada dirumah sakit. Ia mengerutkan keningnya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Sudah bangun?" Levi sedikit terkejut dan tersenyum dengan lembut ke arah Hanna. Levi membuka pintu balkon lebih lebar. Ia melangkah panjang, mendapati Hanna sudah duduk.

"Kau?" Hanna mengernyitkan keningnya saat melihat Levi ada di rumah sakit.

"Kau pingsan di sekolah Hanna, suhu badanmu sangat panas. Jadi aku membawamu ke rumah sakit."

Tiba-tiba Hanna teringat sesuatu. "Bibi?" Aku harus pulang." Ucap Hanna dengan suara terendahnya. Ia masih bingung.

"Lumayan lama kau tertidur Hanna. Suhu badanmu sudah tidak panas lagi." Kata Levi tersenyum.

"Apa kau menungguiku di sini?" Hanna masih terkejut, bagaimana mungkin Levi bisa menjaganya di sini.

"Hmmm. Aku tidak tahu harus menghubungi siapa. Keluargamu pasti mencemaskanmu." Kata Levi membuka wadah makanan yang berisi bubur yang di bawa pak Yordan tadi.

Hanna diam dan terus melihat ke arah Levi. "Ternyata masih ada orang yang begitu baik kepadaku." Batinnya.

"Tadi aku meminta pak Yordan membawakan bubur untuk kau makan. Sore ini dokter sudah mengizinkanmu pulang. Tapi sebelumnya makan dulu." Ranjang rumah sakit sedikit di naikkan Levi agar Hanna bisa menyandarkan punggungnya dengan nyaman.

Levi mengambil duduk di dekat Hanna. Ia sudah memegang mangkuk bubur.

"Hanna, makan ya! Aku suap...!" Levi seakan minta izin kepada Hanna.

Merasa tidak nyaman, Hanna mengambil mangkuk bubur dari tangan Levi. "Biar saya saja." Ucapnya sedikit menunduk. Kedekatan ini membuatnya tidak nyaman. Apalagi ia dan Levi tidak terlalu begitu dekat.

"Oh... maaf." Kata Levi dengan dengan pelan.

"Terima kasih sudah membawaku ke rumah sakit Levi. Aku tidak tahu harus membalasnya dengan apa."

Levi lagi-lagi tersenyum. "Jangan terlalu terbebani. Aku senang bisa membantu teman."

Hanna memasukkan bubur ke dalam mulutnya perlahan. "Bagaimana dengan biaya pengobatannya Levi. Aku tidak punya uang untuk membayarnya." Ucap Hanna to the point. Lebih baik ia terus terang sekarang. Dari pada ia menjadi bulan-bulanan bibinya.

"Soal biaya rumah sakit kau tak perlu khawatir. Aku sudah membayarnya."

Hanna menunduk sedih. Ia tidak tahu harus berkata apalagi. "Sekali lagi aku ucapkan terima kasih Levi. Aku tidak tahu harus membalasnya dengan apa." Mata Hanna berkaca-kaca. Ia tidak menyangka masih ada orang yang baik hati membantunya. Levi hanya tersenyum di sana. Sementara Hanna kembali menikmati makanannya. Hening menyeruak di antara mereka. Tak ada pembicaraan lagi. Levi larut dalam pikirannya.

Namun tiba-tiba ponsel Levi berbunyi seakan memecah keheningan ruangan yang di tempati Hanna. Levi memberi kode kepada Hanna. Ia segera keluar dari ruang rawat inap dan dengan cepat mengangkat ponselnya.

"Ada apa pak Yordan?"

"Saya sudah mendapatkan nomor teleponnya dan sudah menghubungi keluarganya, tuan. Ternyata Hanna tinggal bersama bibinya dan sepupunya Nara." Ucap pak Yordan menjelaskan setelah panggilannya diangkat dari di seberang.

"Hmmm, terus?"

"Awalnya bibinya tidak percaya kalau Hanna sakit. Tapi setelah saya menyakinkan, bibinya ingin melihat langsung ke rumah sakit, tuan."

Dahi Levi mengernyit bingung. "Kenapa mereka tidak percaya, apa jangan-jangan mereka memang tidak mencari Hanna? Setidaknya mereka ke sekolah dan pak Tomas tahu jika Hanna sakit."

"Awalnya saya juga berpikiran seperti itu tuan."

"Tapi baguslah jika mereka sudah tahu, setidaknya mereka bisa melihat Hanna dirawat."

"Tapi tuan....?" Kalimat pak Yordan menggantung.

"Tapi apa pak Yordan?" kejar Levi dengan cepat.

"Beliau ingin dijemput dan diantarkan ke rumah sakit."

"Tidak masalah. Lakukan sesuai permintaan mereka."

"Tapi dengan satu syarat tuan."

Levi mengusap dahinya tak percaya, jika keluarga Hanna memberikan persyaratan. "Persyaratan apa pak?"

"Tuan Levi harus meninggalkan rumah sakit sekarang. Bibinya tidak ingin anda ada di sana."

Levi menghela napas panjang. Tentu saja persyaratan itu tidak masuk akal. "Baiklah. Dalam waktu tiga puluh menit, saya akan meninggalkan rumah sakit."

"Maafkan saya tuan, itu benar-benar permintaan keluarga Hanna."

"Tidak masalah pak Yordan, aku bisa memakluminya."

"Baik tuan. Saya akan menjemput dan mengantar bibi Hanna ke rumah sakit."

"Terima kasih pak Yordan."

"Sama-sama tuan."

Panggilan telepon pun terputus. Levi terdiam sesaat, memikirkan setiap ucapan pak Yordan.

"Apakah mimpi Hanna ada hubungannya dengan bibinya?"

.

.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
Briana Annette
mantap thor
Magdalena💨
lanjut
Magdalena💨
Baru baca Uda update lagi author
suatu keberuntungan buat aku dah 😆
🎄Claudya🎄
kesal Dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!