Vanesa, Gadis muda yang menerima pinangan kekasihnya setelah melewati kesedihan panjang akibat meninggalnya kedua orang tuanya, Berharap jika menikah sosok Arldan akan membawa kebahagiaan untuknya.
Namun siapa sangka semuanya berubah setelah pria itu mengucapkan janji suci pernikahan mereka.
Masih teringat dengan jelas ingatannya di malam itu.
"Arland, Bisa bantu aku menurunkan resleting gaunku?"
Sahut Vanesa yang sejak tadi merasa kesulitan menurunkan resleting gaun pengantin nya.
Tangan kokoh Arland bergerak menurunkan resleting di punggung istrinya dengan gerakan perlahan.
"Terima kasih"
Sahut Vanesa yang menatap Arland di pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Arland menarik ujung bibirnya, Menciptakan senyum mengerikan yang membuat Vanesa melunturkan senyum miliknya.
"Vanesa, Selamat datang di neraka milikku"
Ucap Arldan pada saat itu yang kemudian meninggalkan Vanesa begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke Jepang
Mahnatan
"Kau gila, Lupakan dia telah tiada sejak beberapa tahun yang lalu"
Umpat seorang pria paruh baya ke arah rekan bisnis sekaligus sahabatnya.
"Istriku yakin jika dia masih hidup"
Jawab pria itu yang membuang pandangannya.
"Bukankah ibu dan anak memiliki ikatan batin, Dan aku percaya pada firasat seorang ibu"
Lanjutnya lagi membuat temannya kehilangan kata katanya, Dia benar benar tidak tau harus dengan cara apa meyakinkan temannya itu.
Mahnatan, Di posisi yang berbeda
"Mom kau pikir aku kekurangan wanita? Bahkan aku bisa membelinya saat ini jika aku mau"
Sahut seorang pria tampan dengan frustasi ketika mendengar mommy nya berniat menjodohkannya dengan anak dari teman arisan mommy nya.
"Aku belum siap, Mom"
Lanjut pria itu lagi yang tidak habis pikir jika wanita itu menelfon nya di pagi pagi buta hanya untuk membahas tentang wanita.
Ohh god, Bahkan tidurnya lebih penting daripada seorang wanita.
"Yakkkk kau anak durhaka"
Suara melengking dari seberang sana membuat pria tersebut seketika menjauhkan ponselnya dari telinganya.
Dia pikir jika saja mommy nya jadi penyanyi, Itu mungkin saja sebab mommy nya memiliki nada tinggi yang benar benar luar biasa.
Wanita paruh baya di seberang sana terdengar mengamuk setelah mendengar perkataan putranya tadi.
"Mommy mau menantu, Bukan wanita bayaran"
Sarkasnya
"Dengar sekali lagi, MENANTU bukan WANITA BAYARAN"
Sahut mommy pria itu lagi yang berusaha menekan setiap kalimatnya.
"Apa bedanya? Bukankah semua wanita sama saja?"
Pria itu menjawab dengan santai.
Baginya wanita sama saja, Penggila uang dan mengincar kekayaan, Rela melakukan apapun demi dua hal tersebut, termasuk mengorbankan diri mereka sendiri. Hal itu juga yang membuatnya enggan untuk mencari sosok istri bahkan sampai saat ini.
"Jadi kau menyamakan mommy dengan wanita wanita bayaranmu ha?"
Bentak mommy di seberang sana membuat pria itu seketika memijat pelipisnya yang tiba tiba berdenyut.
Wanita itu benar benar terlalu sensitif, Bukan begitu maksudnya.
Dia pikir bagaimana bisa daddy nya jatuh cinta dengan sosok wanita seperti mommy nya, Bahkan menurut cerita dari keluarganya, Daddy nya lah yang tergila gila pada wanita itu.
Bukankah pelet mommy nya terlalu luar biasa?
"Mom bisakah tidak membahasnya saat ini?"
Sahut pria itu yang mulai lelah membahasnya, Dia perlu melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
"Tidak, Sangat sangat tidak bisa oke"
Mendengar jawaban mommy nya membuat pria itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah.
"Bukankah kau memiliki pertemuan dengan tuan Asahi di jepang?"
Tanya wanita itu dengan tiba tiba
"Bagaimana mommy tau tentang itu"
Pria tersebut mengerutkan keningnya
"Kau lupa jika tuan Asahi adalah teman daddy mu?"
Wanita di seberang sana terdengar menjawab dengan malas
"Lupakan itu"
"Setelah melakukan pertemuan dengan tuan Asahi, Temui mommy nanti di hotel XXXX"
Lanjut wanita itu lagi dengan cepat
"Mom, Kau ada di jepang?"
Tebak pria itu, Dia cukup terkejut mendengar mommy nya telah berada di negeri sakura hari ini. Bahkan baru seminggu yang lalu wanita itu mengambil liburan di paris.
"Ya mommy ada di jepang bersama daddy mu"
"Apa yang kalian lakukan di sana?"
"Tentu saja berlibur, Kau pikir orang tua tidak memerlukan liburan"
Wanita tersebut terdengar tidak senang dengan pertanyaan putranya tadi.
Ya ya ya ya, Tidak ada yang salah jika wanita itu yang menginginkannya bukan?
"Mommy akan tutup telfonnya, Jangan lupa untuk datang, Atau mommy benar benar akan marah padamu"
Belum sempat pria itu menjawab panggilannya benar benar terputus.
Pria itu mendengus kesal, Lantas membuang ponselnya di atas tempat tidur king size miliknya
"Exel, Atur penerbangan ke jepang malam ini"
Sahutnya pada sosok pria yang baru saja masuk kedalam kamarnya
"Baik tuan"
Jawab Exel yang kemudian berlalu dari sana.
****************
Indonesia
Saat ini Arldan dan Vanesa sedang berada di atas mobil menuju bandara, Dimana mobil tersebut di kendarai oleh Jack yang merupakan tangan kanan dari tuan besar Santoso.
Tidak ada yang membuka suaranya, Seolah mereka bertiga adalah orang asing yang di tempatkan dalam ruang yang sama.
Vanesa membuang pandangannya ke luar jendela, Banyak beban di pikiran gadis yang membuatnya terkadang menghela nafasnya panjang.
Entahlah, Rasanya saat ini hanya dunianya yang berhenti, Sedangkan dunia orang lain terlihat berputar mengelilingi dunianya seolah menertawakan dirinya.
Vanesa memejamkan matanya beberapa waktu, Menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.
Beberapa waktu berlalu, Setelah sampai di bandara, Dimana Jack langsung memilih pergi meninggalkan sepasang suami istri itu.
Kini Vanesa terlihat kesusahan menyeret dua koper besar miliknya dan milik Arldan, Dimana pria pemilik koper tersebut telah berjalan di depan sana tampa berniat menunggu dirinya yang berada cukup jauh di belakang.
Rasanya gadis itu ingin menangis, Seolah semakin hari perlakuan Arldan semakin membuat dirinya hancur.
"Cepatlah, Bukankah kau terlalu lama"
Sentak Arldan di depan sana yang menatap kesal ke arah Vanesa.
Gadis itu tidak membuka mulutnya, Berusaha mempercepat langkahnya mengikuti Arldan yang kini mulai meninggalkannya kembali.
****************
Mahnatan
"Aku ingin ke jepang"
Seorang wanita paruh baya tampak berbicara ke arah suaminya yang sedang menyeruput kopi di ruang tamu.
"Begitu tiba tiba? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal, Sayang"
Suami dari wanita itu mengerutkan keningnya ketika mendengar permintaan istrinya yang begitu tiba tiba.
"Aku ingin menghabiskan waktu dengan aunty Hana"
Jawab wanita tersebut dengan nada yang sedikit rendah, Pandangnya terlihat melanglang jauh di depan sana.
Sang suami terlihat menghela nafasnya pelan, Dia tau apa yang ada di pikiran istrinya saat ini.
Dengan hati hati dia bergerak, Memeluk tubuh istrinya dengan hangat.
"Jangan terlalu di pikiran, Kelak semuanya akan baik baik saja"
Bisik pria tersebut ke telinga istrinya.
Wanita itu tidak menjawab, Memilih memejamkan matanya menikmati hangatnya pelukan suaminya.
Untuk sesaat lelehan bening di pelupuk matanya tumpah, Membuat tubuhnya terasa bergetar menahan isak tangisnya agar tidak pecah.
Sang suami hanya bisa mengelus punggung istrinya dengan lembut, Entahlah sudah berapa tahun mereka dalam situasi yang dikatakan tidak baik baik saja.
Dimana putri mereka menghilang dan tidak tau dimana keberadaanya. Jangankan mengetahui di mana putri mereka saat ini, Mengetahui jika dia masih hidup atau tidak saja mereka benar benar tidak tau.
Namun istrinya selalu mengatakan.
"Percayalah padaku, Putri kita masih hidup, Ku mohon jangan berhenti mencarinya"
Dan benar sampai sekarang mereka benar benar masih mencarinya, Beharap jika suatu saat keajaiban akan menghampiri keluarga mereka.
Dimana putri mereka akan kembali dalam pelukan mereka dalam kondisi baik baik saja.
"Aku akan meminta Johan menyiapkan jet pribadi kita"
Sahut pria itu kemudian.