Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-26
"Ini beneran nggak apa-apa Bu?kalau saya menginap dirumah Ibu?nanti suami Ibu gimana?",tanya Rania memastikannya sekali lagi pada Amarta saat perjalanan pulang kerjanya.
"Iya Rania....,biar besok pagi kita bisa kebandara langsung dan tidak ada drama saling membangunkan karena takut telat seperti yang dulu,jadi lebih baik kamu menginap diApartmentku dan sekarang kita ambil kopermu dan semua yang akan kamu bawa",jawab Amarta yakin.
Amarta mengarahkan mobilnya masuk kedalam perumahan tempat Rania dan kedua orang tuanya tinggal.Namun Amarta hanya menunggu didalam mobil saat Rania mengambil kopernya dan pamitan dengan kedua orang tuanya.
Saat Rania keluar dan membawa koper kecilnya,Amarta keluar untuk membantunya membuka pintu mobil,saat itu juga Ia melihat seorang wanita yang mirip dengan orang yang mengintai Perusahaannya.
Amarta menyenggol Rania dan mengarahkan pandangannya pada seorang wanita yang diujung perumahan itu.
"Itu bukannya wanita yang kamu kasih liat ke aku yang katanya mengintai Perusahaan dan mengambil gambar diam-diam ya?kamu tau nggak dia siapa?apa dia udah lama tinggal disini?",tanya Amarta penasaran kepada Rania.
Namun Rania justru mengajak Amarta untuk masuk,agar mereka berbicara lebih nyaman.
"Masa sih?",jawab Rania memastikan.Namun saat dilihat lebih dalam,memang itu seperti wanita yang petugas security bicarakan.
Akhirnya Rania menceritakan apa yang Ia tahu tentang wanita itu.
"Dia udah cukup lama tinggal diPerumahan ini,namun yang anehnya tuh dia selalu pergi tengah malam dan menjelang pagi baru pulang,jadi seharian dia akan didalam rumah entah ngapain,beberapa kali tetangga penasaran saat dia tidak keluar rumah,eh pas ditanya sama tetangganya,dia justru marah,jadi sekarang warga disini cuek aja,selama tidak mengganggu warga-warga sini,ya semuanya diam aja",jawab Rania apa adanya.
Amarta hanya ber oh ria,walaupun pikirannya entah kenapa jadi punya pikiran yang tidak baik tentang wanita itu,namun Ia abaikan dan memilih untuk mencari makan sekaligus pulang ke Apartmentnya.
Saat tiba diApartmentnya,Amarta langsung mengajak Asti untuk kekamarnya,Ia tidak ingin jika Adrian melihatnya,itu juga kalau Adrian akan pulang,entahlah....,Amarta berpikir bahwa sulit untuk mendekatkan hubungan mereka lagi saat tidak ada komunikasi diantara mereka.
Sedangkan Adrian yang sedang sibuk mempersiapkan usahanya dengan teman-temannya,sangat berharap Ia mendapatkan pesan dari Amarta,namun Adrian juga tak bisa berharap banyak saat tau bahwa Ia yang salah karena mempermasalahkan hal yang tak seharusnya dijadikan masalah besar.
Kini Ia sedikit menyesalinya,karena ada perasaan dihatinya yang ingin selalu mendengar bagaimana Amarta bercerita tentang apapun.
Kesibukannya membuka restoran hanya pengalihan untuk tau bagaimana perasaannya dan juga bagaimana Amarta bersikap,walaupun ada sisi lain juga yang menginginkan bahwa keberhasilan restorannya suatu saat nanti bisa menjadi sesuatu yang membuat Amarta menerimanya.
Namun saat Adrian terus memikirkan Amarta dan kehidupan rumah tangganya yang tak berjalan mulus,justru Agatha datang dan mengacaukan semuanya.
Adrian bukan hanya muak saat Agatha terus berusaha mendekatinya,Tapi dia juga takut jika nantinya tak bisa membendung jiwa lelakinya saat bertemu dengan Agatha,karena tak dapat dipungkiri bahwa Agatha orang pertama yang Ia sentuh,jadi memori liarnya masih berputar pada diri Agatha yang memiliki kesempurnaan pada bentuk tubuhnya.
"Ah sial!besok dia sampai sini lagi,dan aku disuruh menjemputnya,dengan alasan bahwa temannya tidak bisa jemput",keluh Adrian saat mengingat bagaimana Agatha nekat dalam mendekatinya.
***
Jam 6 pagi,Amarta dan Rania telah rapi dengan penampilannya,kini mereka sedang menikmati sarapan paginya sebelum berangkat kebandara.
Walaupun tiket pesawatnya jam 10 pagi,namun tentu saja mereka harus berangkat lebih awal agar tidak ketinggalan.
Rania menoleh kekanan kekiri mencari Adrian,namun tak terlihat sosok suami dari Bos nya itu.
"Bu....,sepi banget nih Apartment?Suami Ibu mana?",tanya Rania yang tak bisa lagi memendam keingin tahuannya.
"Dia sedang sibuk mau buka usaha katanya,jadi nggak pulang mungkin" jawab Amarta santai.
Rania sampai menggelengkan kepalanya karena heran dengan pernikahan kontrak yang dilakukan Bos nya,padahal nilai 10 Milyar itu sangat banyak,tapi Adrian malah memperlakukan Amarta seenaknya sendiri.
Rania jadi ikutan kesal,karena Ia yang bekerja bertahun-tahun dengan Amarta aja,belum bisa mengumpulkan uang sebanyak itu.
"Seret aja sih Bu kesini suaminya,enak banget dia udah dibayar mahal tapi seenaknya sendiri,harusnya Ibu lebih tegas lagi sama dia,dia loh dikontrak,harusnya dia jangan bersikap begitu,ini malah Ibu yang harus ngalah diperlakukan seperti ini,kalau saya jadi Ibu,saya seret dia dan harus tunduk dengan perintahku.10 Milyar itu banyak Bu..,pokoknya Ibu sepulang dari perjalan bisnis ini,Ibu harus yang punya kendali bagaimana jalannya kontrak nikah ini berjalan,keenakan Adrian kalau begitu Bu,dia bisa saja diluar sana main-main dengan wanita,dan Ibu yang udah membayar semahal itu hanya dapat beban pikirannya saja,aku sih nggak sudi ya...",omel Rania begitu kencang.
Amarta menatap Rania tajam."Kamu ada benernya juga Rania!,Kok jadi aku yang begini sih,harusnya aku punya kuasa penuh atas Adrian karena udah aku bayar mahal,yaudah nanti aku pertimbangin lagi semuanya,aku lupa bahwa aku membayarnya mahal karena bukan hanya tentang status,tapi juga pengabdian".
Setelah itu,mereka menuju parkiran dan Amarta membawa mobilnya sendiri daripada menaiki Taxi,walaupun nanti mobilnya akan Ia inapkan dibandara.
Saat mereka akan melakukan check in,Amarta dan Rania tak dapat menghindari tatapan matanya dari dua orang yang sedang berpelukan didepan matanya.
"OMG....,ini nggak salah,itu Adrian kan....",ucap Rania dengan mulutnya yang terbuka.
Amarta tetap diam,semuanya terekam jelas dimemorinya,saat wanita yang membawa koper dan mengenakan kacamata,memeluk Adrian dengan mesra dan mencium kedua pipi Adrian dengan tak kalah mesranya.
Sungguh Amarta merutuki kebodohannya karena telah memilih orang yang salah,walaupun pernikahan kontrak,namun reputasinya tetap Ia junjung didepan umum,karena sebagai Pengusaha,nama baik adalah citranya yang harus Ia jaga.
"Bu...,kok diam aja sih!labrak dong Bu Adriannya,enak aja dia bermesraan didepan umum seperti itu dengan seorang wanita,kalau rekan bisnis atau musuh Ibu tau,ini bisa jadi bahan ejekan kepada Ibu,Ayolah Bu..,Ibu punya kuasa penuh terhadap Adrian saat ini,bukan hanya karena Ibu mengontraknya sebagai suami,namun bermesraan didepan umum juga tak pantas dilihat orang",ucap Rania dengan menggebu-gebu.
Amarta jadi tertantang mendengar Rania yang terus berceloteh,namun Amarta tetap akan bersikap elegan untuk mendekati lawannya.
"Hai suamiku.....,mesra sekali sih sama mantannya,lain kali jangan ditempat ramai begini dong...,kan aku yang malu jadinya,masa seorang suami dari istri Pemilik Perusahaan terkemuka bermesraan ditempat umum sih,apa perlu aku transfer uangnya buat kalian sewa tempat,sepertinya 50 juta cukup lah ya..,sampai aku kembali dari perjalanan bisnis ini",ucap Amarta dengan senyum misteriusnya yang mampu membuat Adrian menganga tak percaya.
Saat Adrian berusaha menjelaskannya,Amarta melemparkan cek kewajah Adrian,dan Agatha yang tak tau diri,justru memungut cek itu dengan suka cita.