Brotherly Love Bond.

Kini keadaan Erlan benar benar memperhatikan, pria itu sama sekali tak mau menyentuh Makanan nya semenjak sang istri di keluarkan dari ruangan ICU.

dokter mengatakan istri nya kehilangan Begitu banyak darah, dan koma. Pria itu benar benar putus asa dan frustasi.

Dia menyesali semua perbuatannya pada wanita itu, tidak seharusnya dia egois seperti ini.

"sayang, maaf kan aku ayo buka mata mu,"lirih Erlan terus memegang tangan istrinya.

" aku memang salah, aku tidak seharusnya seperti ini padamu, tolong maafkan aku,"lirih nya lagi.

"jangan tinggalkan aku pliss,"lirih nya.

Sebuah tangan memegang pundak pria itu, Erlan menoleh dan menatap sang kakak yang ada di hadapan nya.

" Erlan, makan lah, jangan siksa dirimu seperti ini, jika kau sakit, kau tidak bisa menjaga istri mu,"ucap Erik.

" tapi kak, elin juga belum makan, bagaimana bisa aku makan,"lirih Erlan.

" pikirkan keadaan mu dulu, urusan elin biar dokter yang mengurus nya,"ucap Erik.

" ayo makan bersama ku, aku juga belum makan, bahkan ibu juga tak menyentuh makanan nya saat melihat keadaan mu, apa kau mau melihat ibu juga jatuh sakit,"ucap Erik.

Erlan menggeleng kan kepala nya, " aku tidak mau melihat ibu sakit kak, cukup sudah aku membebani nya,"lirih Erlan.

"yasudah ayo kita makan dulu,"ucap Erik, yang di angguki oleh Erlan.

Kedua pria itu melangkah kan kaki nya menuju sofa yang ada di ruangan itu.

Terlihat Mira sudah menyiapkan makanan untuk nya.

" ibu maaf karena sudah begitu banyak merepotkan mu,"lirih Erlan memegang tangan wanita itu paruh baya itu.

" tidak nak, kamu tidak pernah merepotkan ibu. Ibu akan melakukan apapun untuk anak anak ibu, karena sampai kapan pun ibu akan tetap menganggap kalian putra putri ibu yang masih kecil,"ucap Mira.

Erlan mengangguk dan memeluk tubuh ibu nya, Erik dan si kembar pun ikut memeluk tubuh ibu nya.

" walaupun aku tidak terlahir dari rahim mu, tapi aku benar benar bangga memiliki seorang ibu seperti mu,"ucap Erik.

" kami juga bangga memiliki ibu,"ucap Erlan dan si kembar.

Setelah drama pelukan itu selesai, mereka pun menikmati makanan nya.

tapi kali ini mereka berempat meminta Mira untuk menyuapi nya.

Mira pun melakukan nya dengan senang hati, kapan lagi dia bisa menyuapi anak anak nya yang sudah besar ini.

Setelah mereka semua kenyang, mereka pun satu persatu kembali menyuapi sang ibu.

Bahkan Mira sampai kewalahan menerima suapan demi suapan dari anak anak nya.

Mereka tertawa bahagia, karena melihat sang ibu yang begitu sulit untuk mengunyah makanan nya.

Tapi Mira tak mempermasalahkan nya, karena dia tau Momen seperti ini tidak akan pernah terulang kembali.

Mereka Berempat kembali memeluk tubuh ibu nya, sedangkan Emil pria itu hanya terus tersenyum melihat tingkah istri dan anak anak nya.

" terimakasih tuhan karena telah mengirim istri Cantik ku ini di dalam hidup ku, andai saja aku tidak bertemu dengan nya, mungkin pemandangan seperti ini tidak akan pernah aku liat, dan bahkan mungkin aku tidak akan pernah melihat tumbuh kembang putra ku Erik,"batin Emil.

" Anita, kau bahagia kan? Istri ku yang sekarang merawat putra kita dengan baik, sekarang dia sudah tumbuh menjadi pria yang sangat tampan, bahkan aku juga sudah memiliki anak dari nya, dan mereka benar benar sangat akur, mereka bisa menerima kehadiran Erik di hidup nya tanpa bermusuhan, dan mereka mendapatkan kasih sayang yang setara dari ibu nya,"batin Emil lagi, dan tersenyum.