"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Zio kembali dari klub dengan sebuah informasi penting yang ia dapatkan dari Jessica. Sebelumnya dia sudah meminta petugas Club untuk mengantar Jessica pulang.
Dia gamang antara memberitahu Arabelle sekarang atau tidak karena sudah pasti Arabelle belum mengetahui ini tetapi alangkah baiknya lagi Arabelle juga segera tahu apa yang sebenarnya terjadi di belakangnya selama ini.
Keesokan harinya Zio menghubungi Sean dan meminta untuk bertemu kebetulan hari ini adalah weekend jadi Zio tidak perlu pergi bekerja.
Sean yang dihubungi begitu penasaran disaat mendengar suara pria diseberang sana. Sebenarnya siapa orang yang diutus oleh Arabelle? Akhirnya Sean setuju untuk bertemu, kedua pria tampan itu akan bertemu di salah satu cafe di pusat kota Milan.
Rupanya Zio sampai lebih dulu, dia menunggu Sean yang belum kunjung datang. Tak berapa lama kemudian tampaklah seorang pria tampan dengan setelan jas yang melekat di tubuh tegapnya, pria itu menghampiri meja yang Zio pesan.
"Apa benar kau Zio? Orang yang dikirim Ara?" tanya Sean to the point.
"Tuan Sean?" Zio balik bertanya.
Bukannya menjawab Sean malah menatap Zio dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan sinisnya. Zio yang terlihat begitu tampan dan masih muda, sebenarnya siapa pria ini? Dan ada hubungan apa dia Arabelle? Sean menjadi penasaran dan hatinya juga menjadi tidak menentu karena setaunya Arabelle tidak akan mudah percaya kepada orang lain.
Tak ingin kalah Zio juga balas menatap Sean dengan sinis, entah apa yang sedang pria itu pikirkan tentangnya.
"Apa ada yang salah Tuan?" tanya Gio jengah.
"Tidak ada!" jawab Sean dingin. Dia segera mendaratkan bokongnya di atas kursi.
"Bukti apa yang kau bawa hari ini?" tanya Sean mengalihkan pembicaraan.
"Kurasa ini cukup penting." Zio mengeluarkan sebuah flashdisk dari saku celananya.
"Ini akan menjawab pertanyaan kita." ucap Zio lagi.
Sean menatap Zio bertanya-tanya. Dia langsung menyambungkan flashdisk itu dengan laptopnya. Sean membuka sebuah file yang berisi rekaman suara Jessica bersama Zio. Sejenak keduanya terdiam sampai rekaman itu selesai.
Sean begitu terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka jika Xander yang terlihat begitu mencintai istrinya ternyata hanya sandiwara, dia mempunyai niat buruk sejak awal, "Apa Ara sudah tahu?"
Zio menggeleng, "Aku belum menemuinya juga belum menghubunginya."
Tak sampai disitu Sean juga membuka beberapa file lain dimana potret-potret menjijikan Xander dan Jessica terpampang begitu jelas. Semuanya berkat kecerdasan otak Zio.
"Xander benar-benar brengsek." umpat Sean. Kedua tangannya mengepal karena menahan emosi.
Zio hanya diam memperhatikan dan sepertinya dia menyadari sesuatu.
"Apa setelah semuanya selesai Belle akan bersatu dengan pengacara ini?" lirihnya dalam hati.
"Kau pulanglah dulu dan jangan beritahu apa-apa pada Ara, situasinya belum tepat."
Zio mengangguk setuju, "Baiklah. Aku pamit." baru saja Zio ingin beranjak dari tempat duduknya, Sean kembali bersuara.
"Ada hubungan apa kau dengan Ara?"
Mendengar pertanyaan itu Zio pun tersenyum miring, "Hanya sebatas orang suruhan."
Sean menatap Zio dengan tatapan yang sulit diartikan, entah kenapa dia tidak yakin dengan jawaban pria itu.
"Kalau Tuan tidak percaya, lebih baik tanyakan langsung pada Belle."
Apa katanya? Belle? Sebatas orang suruhan sampai berani memanggil nama seperti itu? Tentu saja Sean tidak percaya. Berbagai pikiran negatif mulai memasuki pikirannya. Tapi Sean tak mampu bertanya lagi karena Zio sudah pergi dari sana.
"Kuharap kau tidak bermain gila Ara."