NovelToon NovelToon
Transmigrasi Negeri Duyung

Transmigrasi Negeri Duyung

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Romansa Fantasi / Time Travel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.

gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itulah tujuanku

Hiaatttsss...

Hiatss..

AKHHHHHH..

Debbara yang sedang tertidur pulas terganggu akan suara tersebut. ia pun perlahan membuka kedua matanya lalu mulai terbangun dari tidurnya. ia merasa suara tersebut ada di area belakang. ia pun membuka jendelanya yang bisa melihat area belakang yang di mana itu tempat berlatih bela diri. ia menyingkap gorden lalu memperhatikan area tersebut. matanya terfokus pada seseorang yang sedang mengayunkan pedang. berulang kali berdiri namun terjatuh kembali.

Diketahui jika yang sedang ada di area tersebut adalah Xaviera, ia belum berinteraksi dengannya setelah insiden tersebut. ia mulai tertarik dengan latihan yang dilakukan oleh gadis itu. terlihat Xaviera bersikeras untuk menggunakan pedang tersebut namun karena berat jadi berulang kali terjatuh. karena kesal, ia pun menghentakkan kakinya karena berulang kali gagal untuk mengayunkan pedang tersebut. melihat tingkahnya membuat Debbara sedikit terkekeh. entah kenapa ia terhibur dengan sikap polos gadis itu.

Bagaimana tidak, ukuran pedangnya saja lebih besar dibandingkan badan gadis itu, tapi ia bersikeras untuk menggunakan pedang itu. kekehannya itu terhenti ketika Debbara tersadar ia telah menertawai orang yang berada di bawah levelnya. maksudnya tawaan yang harusnya ia keluarkan itu tawaan menghina bukan karena lucu. ia pun mngulum senyumnya kembali dan menyingkap gorden untuk menutup kembalijendela besar kamarnya. namun ia tidak menghentikan Xaviera berlatih dan membiarkannya. ia pun kembali melangkah menuju ke kasurnya dan melanjutkan tidurnya.

***

Semurat cahaya jingga mulai muncul di sela gelapnya langit tanda hari sudah akan pagi, Xaviera sangat kelelahan akibat ia melatih pedang semalaman dan tidak tertidur. ia belum menguasai teknik dasar apapun, dengan tatapan lelah ia menatap ke arah langit yang masih terlihat gelap namun terdapat sedikit cahaya. ia mengangkat tangan kanannya yang semalaman ia pakai untuk memegang pedang besar itu.

"Ternyata, sehari berlatih saja tidak cukup untuk menguasai ilmu dasar. rasanya tidak sanggup untuk memegang pedang besar itu, hh..." lenguhnya pasrah. kemudian ia pun terbangun kembali dan melihat pedang itu tergeletak di dekatnya. ia berdiri kembali untuk mencobanya kembali, namun karena tangannya benar-benar tegang ia sudah tidak bisa menggenggam tangan itu. ia hanya bisa meringis dan juga mendecak kesal.

"Ya ampun, ck.. tanganku.. biasanya kalung ini bisa menyembuhkan rasa sakit dengan sekejap, tapi entah kenapa tidak ada reaksi apapun. mungkin aku harus istirahat saja untuk memulihkan tangan kananku." pandangannya kembali menatap ke arah pedang tersebut. dengan raut wajah serius ia mendekati wajahnya pada pedang tersebut.

"Dengar ya pedang, sebentar lagi aku akan bisa menggunakanmu dan akan membuatmu jadi senjataku. berusahalah agar kita bisa berkolaborasi dan mengalahkan banyak musuh." ucapnya pada pedang itu. ia memutuskan untuk menghentikan latihannya sejenak untuk beristirahat.

Di balik jendela terdapat Debbara yang memperhatikan Xaviera dari kejauhan, entah apa yang ia pikirkan pada gadis itu. sudah sedari pagi ia memperhatikannya. karena tidak ingin ketahuan dirinya melihat gadis itu, ia segera menutup kembali jendelanya. ia memutuskan untuk pergi keluar kamar dan berjalan menuju perpustakaan khususnya. ruangan tersebut sangatlah luas dengan rak buku menjulang tinggi. ia pun duduk di kursi kebesarannya dengan sebuah buku di tangannya.

Namun pikirannya masih saja terngiang akan gadis itu, awal kedatangan gadis itu pun sangat misterius. Anvi mengatakan jika gadis itu berasal dari masa depan dan itu sesuai yang diramalkan. terlebih dia memiliki permata biru secerah air laut dalam dan itu permata yang sangat langka. menurut legenda, permata biru itu hanya ada satu di seluruh dunia dan keberadaannya tidak diketahui. apakah benar jika permata yang dimiliki gadis itu adalah permata langka? dalam buku yang ia baca tidak begitu banyak informasi yang di dapat. karena tidak mendapatkan informasi, Debbara pun kesal dan menutup bukunya. iapun memutuskan untuk keluar dari tempat itu untuk menenangkan dirinya.

***

Anvi melihat Xaviera yang sedng tertidur di atas tanah, ia segera menghampirinya untuk membangunkannya. ia terkejut sebab Xaviera kenapa ada di sini? dan ia melihat sebuah pedang di dekatnya. "untuk apa pedang itu?" batinnya terheran. ia mulai membangunkan Xaviera yang sedang tertidur itu dikarenakan hari sudah pagi menjelang siang. berulang kali ia membangunkan gadis itu, namun tidak berhasil. untuk ketiga kalinya ia kembali mencoba membangunkannya.

"Xaviera... bangun, Xaviera.. sedang apa kamu di sini? kenapa kamu tidur di sini?"

Karena terusik, perlahan Xaviera pun membuka matanya. ia melihat semurat bayang-bayang di atasnya. lalu setelah terlihat jelas, bayangan itu rupanya wujud seseorang yang sedang membangunkannya. "Nona Anvi?" ia pun berusaha terbangun dari tidurnya. walau ia masih mengantuk, ia mulai terbangun dari posisi tidurnya.

"Selamat pagi nona... huaaaahhh.." ucapnya pelan seraya menguap. ia masih mengusap wajah dan menggesek rambutnya karena gatal.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Eum, ohh.. aku habis berlatih pedang semalaman nona."

Anvi terheran dengan perkataan Xaviera barusan."Berlatih pedang? untuk apa? itu jurus yang dipakai manusia bukan kami bangsa duyung."

"Tapi saya manusia nona, saya ingin mempelajari ilmu berpedang untuk berjaga-jaga. ingat, kau hampir terbunuh sebab tebasan pedang? belajar pedang menurutku penting sebagai benteng pertahanan tambahan untuk melindungi area ini terutama tuan putri. teknik menggunakan pedang itu membantu kita supaya lebih strategic untuk mengambil langkah dalam pertarungan. maka dari itu, aku ingin menguasai pedang ini. jika orang itu kembali lagi, maka akanku hadapi dia dengan senjata bukan hanya mantra."

Mendengar perkataan Xaviera membuat Anvi tercengang, ia tidak terpikir jika penguasaan teknik pedang cukup penting. namun ia tidk bisa memakainya sebab bangsa duyung terikat sumpah tidak akan memakai apapun yang berhubungan dengan manusia. andalan mereka adalah mantra yang digunakan sebagai pertahanan dan perlawanan bukan pertarungan fisik. ia pun kembali tersenyum pada gadis itu,

"Baiklah, jika menurutmu baik lakukan apa yang ngin kamu pelajari. apapun yang menyangkut keselamatan putri, akanku dukung."

"Hehehe.. oke nona, aku akan berlatih lagi hari ini.. aduh, tanganku.." ternyata tangannya masih belum pulih juga. Anvi melihat itu memeriksa tangan Xaviera dan ternyata ia mengalami peregangan otot tangan menjadikannya sakit sampai tidak bisa memegang apapun. ia pun menggenggam tangannya lalu mulai membacakan mantra penyembuhan. Xaviera membulatkan matanya seraya cahaya hijau mulai memenuhi area tangannya. hanya sekejap, cahaya hijau itu pun menghilang. Xaviera mulai mencoba menggerakkan jari-jemarinya kembali. tangannya sudah tidak terasa sakit dan tegang lagi sebab sudah disembuhkan oleh Anvi. ia pun ersenyum lebar sembari menggenggam kedua tangan Anvi.

"Terima kasih nona Anvi.."

Anvi pun tersenyum lalu berdiri dari duduknya. "Berlatihlah sungguh-sungguh." saat hendak berbalik, ternyata Debbara sudah ada di dekat merek berdua. seketika Xaviera dan juga Anvi memberikan hormatnya pada tuan putri Debbara.

"Tuan putri, apakah gerangan anda menuju kemari? biar hamba saja yang menghampiri tuan putri jika menginginkan sesuatu." ujar Anvi dengan hati-hati. namun Debbara masih tetap terdiam dengan memasang wajah yang serius. ia tidak menjawab perkataan Anvi, pandangannya tiba-tiba saja mengarah pada Xaviera yang membuat gadis itu menjadi tegang karena ditatap seperti itu.

"Kamu.."

"Ii-iiya Deb.. maksudku tuan putri."

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." lalu Debbara menunjuk pada kalung permata yang dipakai Xaviera. "Dari mana kamu mendapatkan permata itu? bangsa manusia tidak akan memiliki permata khas bangsa kami. apa tujuanmu kemari?" rentetan pertanyaan Debbara yang dilayangkan pada Xaviera.

Terlihat gadis itu sangat kebingungan menjelaskan peristiwa yang ia alami selama ini. namun ia bisa menjelaskan versi singkat pada Debbara mengenai kedatangannya, "Eum, untuk kalung ini.. ini milik ibuku. dia sudah meninggal dunia sejak aku bayi dan menganugerahi kalung ini. aku pun sebenarnya belum begitu paham dengan kejadian ini. hal yang terjadi sebenarnya adalah kalung ini telah membawaku masuk ke sebuah dimensi yang terhubung pada zaman ini." Xaviera terdiam menarik nafasnya sejenak, lalu mulai berbicara kembali. kali ini ia dengan lantang menunjuk pada Debbara dengan telunjuknya.

"Anda.. tuan putri.. Anda selalu menghantuiku dengan mimpi yang aneh. dengan peristiwa yang sama seperti kemarin kau hampir terbunuh oleh orang berjubah hitam itu."

"Jhon?"

"Ya, tujuannya untuk menghabisimu dan anda memintaku untuk menolongmu. tapi aku kira hanya bunga tidur semata dan tak lama aku terlempar ke dunia yang sangat jauh dari zamanku. dari itu, aku bertekad untuk mengikuti alur yang sudah menjadi takdirku yaitu menjadi penolongmu tuan putri. itulah tujuanku."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!