Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
Saat Ayunda memejamkan kedua matanya dengan tubuh yang sudah beringsut akibat Leon yang semakin dekat ke arahnya, tak lama datang seseorang dari balik pintu masuk.
Ayunda merasa sangat lega, dan ia pun bergegas pergi dari ruangan Tuan Leon.
"Hallo Tuan Leon! Wah kehadiranku sepertinya telah mengganggu aktifitas mu!" ucapnya dengan sengaja ingin menggoda.
"ya, kau telah menggangguku, kenapa hah?"
"Aih, galak kali kau ini! Sejak kapan seleramu jadi berubah? kasihan tahu karyawanmu itu, barusan wajahnya penuh dengan tekanan!" godanya kembali.
"Arrrkkhhhh..persetan kau! Kau datang kesini hanya ingin membuatku semakin kesal saja hah?" tegurnya dengan kesal.
Dokter Arthur malah tertawa terbahak-bahak."Yaelah, digodain gitu saja udah ngambek!" jawabnya tertawa puas
"Sudahlah, jangan kebanyakan ngoceh! Tugasmu di sini adalah untuk memeriksa kondisiku, bukannya mengejekku, rupanya kau sudah bosan hidup hah?" omelnya sambil berkacak pinggang.
"Waw..aku kira manusia sepertimu tidak akan pernah sakit! Tapi ternyata perkiraan ku salah!"
Mendengar Dokter Arthur berkata seperti itu, Leon langsung memelototi dirinya.
"Kalau kau bukan teman baikku, tubuhmu sudah habis aku cincang!"
"Yaelah, dari dulu ancamanmu itu gak mempan bro! Yasudah ayo cepat kau berbaring, aku tidak punya banyak waktu! Pasienku masih banyak dan sedang menungguku di Rumah sakit!" ujarnya sambil menyiapkan peralatan medisnya.
Akhirnya Leon pun berbaring di atas kursi sofa, dan Dokter Arthur memeriksa kondisi tubuhnya dengan teliti
"Coba kau jelaskan apa yang telah terjadi dengan dirimu saat ini?"
"Entahlah setelah tadi aku tiba di bandara, tiba-tiba aku merasa mual dan juga pusing, sampai akhirnya aku muntah dan tubuhku mendadak menjadi lemas!"
"Hemmm...tapi setelah aku memeriksa kondisi mu, tidak ada hal yang serius, semuanya normal-normal saja!" ucapnya masih dengan posisi menempatkan stetoskop diarea perut.
Mendengar diagnosa dari Dokter Arthur, Leon sempat merasa geram.
"Hey, aku itu sedang sakit! Masa kau bilang kondisiku tidak apa-apa? Jangan-jangan kau itu adalah Dokter gadungan!" tuduhnya sampai mendengus kesal.
Mendengar hal itu, Dokter Arthur hanya bisa menghela napasnya.
"Dasar pria keras kepala! Kalau kau masih tidak percaya juga! Sebaiknya kau pergi ke Rumah Sakit saja, kita lakukan medical checkup agar kau lebih puas dengan hasilnya, bagaimana?" tantang Dokter Arthur yang sudah mulai kesal terhadap Leon.
"Aarrkkhhhhh...ribet! Yasudah..cepat kau berikan aku obat agar aku tidak mual dan lemas seperti ini!" pintanya sambil terus mengomel.
"Aih.. sikapmu sudah seperti wanita yang sedang datang bulan, menyebalkan!" Dokter Arthur terus saja menggerutu.
Hingga akhirnya ia menuliskan beberapa resep obat dan juga vitamin.
"Segera kau perintahkan anak buahmu untuk menebus obat ini dan secepatnya kau minum! Perbanyak istirahat dan kurangi sifatmu yang suka ngomel tidak jelas!" penjelasan dari Dokter Arthur malah membuat Leon memelototi ke arahnya.
Akhirnya Dokter Arthur bergegas pergi dari Ruangan tersebut, sebelum Leon benar-benar murka padanya, sedangkan Leon ia segera memerintahkan anak buahnya untuk menebuskan obat di apotik, dengan perasaan yang masih kesal atas perkataan dari Dokter Arthur.
"Dasar Dokter sialan!" umpatnya sambil mengepalkan tangan.
Menjelang jam makan siang, Ayunda kembali merasakan mual, dan ia pun memuntahkan makan siangnya yang baru saja masuk kedalam perutnya, Evi yang menyaksikannya , ia merasa kasihan!"
"Yu, kamu sakit? Sebaiknya kamu segera periksa ke klinik gih, kebetulan di dalam gedung ini ada klinik khusus karyawan, kalau mau kau bisa aku antar!" ajak Evi
Tanpa berpikir panjang, akhirnya Ayunda menyetujui saran dari Evi, ia sendiri tidak ingin sampai dirinya jatuh sakit, pikirnya nanti siapa yang akan mencari nafkah jika seandainya ia jatuh sakit? sebelum itu terjadi akhirnya Ayu menyetujui saran dari Evi.
Setibanya di klinik, Ayu segera di periksa kondisi tubuhnya oleh seorang Dokter wanita, sebut saja namanya Dokter Winda.
"Bolehkah saya tahu jadwal menstruasi anda?" tanya Dokter Winda secara serius.
"Boleh Dok, biasanya jadwal menstruasi saya setiap tanggal 5 awal bulan, kalaupun telat mungkin sampai tiga hari, tapi entah kenapa sudah tanggal 30, saya belum menstruasi Dok?" tanyanya tanpa memiliki rasa curiga sedikitpun.
"Saya pernah baca di salah satu artikel, katanya jika seorang wanita sedang mengalami stress, siklus menstruasinya bisa terganggu dan menyebabkan keterlambatan, apakah betul begitu Dok?" sambungnya kembali.
Mendengar penjelasan dari Ayu, akhirnya Dokter Winda melakukan tes urine, ia pun sempat menaruh curiga atas kondisi Ayu.
Tiga puluh menit kemudian, Ayunda kembali di panggil oleh Dokter Winda, ia yang saat ini telah di dampingi oleh Evi di ruangan tunggu, mulai merasakan cemas
"Vi, kau mau kan menemani aku ke dalam? Aku takut dengan hasil pemeriksaannya!" Ayunda benar-benar merasakan gugup
"Yasudah, aku temani kamu Yu! Semoga hasilnya baik-baik saja!" jawabnya sengaja untuk menyemangati Ayu agar tidak terlalu cemas.
Kini keduanya masuk kedalam ruangan Dokter.
Ayu dan Evi duduk bersebelahan, sedangkan Dokter Winda mulai memperhatikan mereka sambil menggenggam sebuah amplop berwarna putih di tangannya.
"Dok, bagaimana dengan hasilnya? Apakah saya baik-baik saja?" tanyanya mulai cemas kembali.
Kemudian Dokter Winda mengulurkan tangannya, Ayunda pun semakin bingung dibuatnya
"Selamat ya Bu Ayunda, saat ini anda sedang hamil, dan usia janin di dalam rahim anda sudah masuk usia empat minggu!"
Duar!
Penjelasan dari Dokter Winda bagaimana petir yang menyambar di siang bolong, langit seolah runtuh, Ayunda sampai diam terpaku dengan tatapan matanya yang kosong.
Evi yang berada di sebelahnya tak menyangka jika Ayu telah hamil, padahal setahu dirinya bahwa Ayu belum menikah, memiliki seorang kekasih pun tidak, karena Ayu sering bercerita tentang kehidupannya kepada Evi yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya.
Tubuh Ayunda mendadak bergetar hebat, kedua kakinya serasa lemas tak bertulang, Evi yang berada di sebelahnya berusaha menguatkan Ayunda, ia buru-buru merangkul pundaknya agar Ayu tak terjatuh.
"Serius Dok kalau temanku ini telah hamil?" tanya kembali Evi untuk memastikan, sedangkan Ayu ia sudah tak bisa membendung air matanya.
"Betul sekali, dari hasil pemeriksaan urine sudah di pastikan bahwa Bu Ayunda telah hamil, dan ini adalah hasil pemeriksaan berupa test pack dan juga hasil laboratorium!" jawabnya sambil memberikan amplop berwarna putih kepada Evi.
Setelah melakukan pemeriksaan, Ayunda dan Evi bergegas kembali ke tempat mereka bekerja, Ayu berusaha menghapus jejak air matanya.
"Yu, kalau kau percaya padaku, kau bisa menceritakan kepadaku tentang masalahmu ini? Jawab dengan jujur Yu, siapa pria yang telah menghamili kamu? Apakah pria itu salah satu karyawan di sini? Kalaupun ia, aku bersumpah akan ku buat pria itu menyesal seumur hidup, dan seandainya ia tidak mau bertanggung jawab, akan aku cincang tubuhnya!" Evi terlihat sangat geram, ia sampai mengepalkan tangan di hadapan Ayu, Ayu sendiri merasa senang karena Evi begitu peduli dan membelanya.
'Seandainya kau tahu siapa pemilik benih yang ada di dalam rahimku, aku yakin kau tidak akan mungkin berkata seperti itu, Evi! Tuan Leon, aku sedang mengandung darah daging mu!' tangisnya dalam hati.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok