Soulmate Surprise From Crush

Rumah Faza

"Faza! jelaskan yang tadi mamah liat, kamu apain dia sampe kabur gitu? mama tau kamu tuh hidup di luar negeri, tapi ya jangan kamu samakan sama di sini dong, main sosor aja! " Monica.

"Ya gak ngapa-ngapain, dia yang mancing nyium Faza dulu,ya Faza balas." ucap Faza, yang sebenernya dia hampir keblabasan kalo gak ada Monica.

"Dia siapa kamu, Za?" Frans.

"Orang! " Faza.

"Ya emang dia orang, siapa bilang dia setan? arwah? " Frans, "Cari calon istri, Za. Kamu udah kepala 3, jangan main cewe terus, kasih kita cucu." Imbuhnya.

"Iya Za,apa lagi mamah pen gendong cucu, temen- temen kamu aja udah punya tunangan. si Gibran malah udah nikah." Monica.

"Ya, itu kan mereka. Bukan Faza." Faza.

"Qion aja yang hidung belang udah nemu jodohnnya Za," Frans.

"Karna dia hidung belang makanya cepet ketemu jodoh, hebat aja dia gak hamilin cewe." Faza.

"Kamu di bilangin bikin tensi ayah naik." Frans memijit pelipis keningnya, "Siapa gadis itu?!" Lanjut Frans dengan nada tinggi.

"Kalo tau emang mau di apain? " Faza malah balik tanya.

"Kerumahnya langsung! Lamar dia, Ayah gak yakin sama kamu, Za. Jangan-dangan dia udah kamu lebih apa-apa-kan, " Frans.

"Dia baru kukus SMA,mmm...bentar lagi kuliah si. "Faza.

"Gila kamu nak, kamu udah kepala 3 main sama Brondong? " Monica dengan suara kesalnya.

"Jadi Gadun daun muda kamu?" Frans.

"Astaghfirullah, ya eggak lah! kalian sama anak dari dulu gitu. sekalipun iya, beda 13 tahun doang," Faza.

"Ma! Masukin lagi aja dalam kandungan!" Faza.

"Kalo bisa, aku malah mau balikin kekamu biar jadi embrio." Monica.

Faza hanya terdiam, sementara Frans dan Monica sudah sangat kesal.

"Dia, Zia, " Lirih Faza.

"Zia? Mama gak salah dengar kan?" Monica.

"Anak vandra sama Mia? apa Zia yang lain?" Frans menegang.

"Hmm...kayaknya si iya, anak Om Vandra sama Tante Mia," Faza.

"Kayak-nya? Kamu bilang kayak-nya? " Frans, sembari meraih majalah di meja, lalu memukulkannya ke Faza.

"Anak satu kok bikin naik darah mulu, kalo dia Zia anak Mia apa kamu gak malu dulu suka emaknya , apa kamu bakalan bisa dapetin restu Vandra yang tadi-nya saingan kamu? kamu gak mikir? manggil dia ayah mertua apa saingan!" Frans dengan nada tinggi.

"Udah Yah, sabar, " Monica, sambil mengelus dada suaminya.

"Pas hamil dia kamu gak ngidam aneh-aneh padahal, kok bisa anaknya kaya gini, turunan siapa dia, " Frans.

"Pas bikinnya kali, coba ayah inget-inget." Faza.

"Berani kamu jawab, hah! " Frans, langsung mengejar Faza.

Faza langsung berlari sambil tersenyum, keluarga cemara kembali bersinar, karna Faza sudah memutuskan menetap di Indonesia.

"Anak siapa kamu, hah? " Frans.

"Anak Frans sama Monica!" Faza.

"Diem! " Frans.

"Kan kalo orang tua ngomong gak boleh didiemin dosa!" Faza sambil tertawa.

"Pengen,aku kutuk putraku ya allah!!!!" Frans.

"Entar nangis..." Faza.

Monica hanya melihat kelakuan suaminya dan anaknya, yang udah pada tua sama dewasa namun masih kaya anak kecil. Namun pikirannya masih tak bisa melupakan sosok Zia yang ayu, sexy juga anggun.

Gadis kecil yang manis Dmdan lucu sudah jadi secantik tadi, dia tak bisa melupakan sosok Zia, Monica merasa Zia sangat cocok dengan Faza yang gak jelas hidup-nya kalo soal pasangan, woman begutu-begitu Faza kan kaya raya, cocok lah sama Dia yang kaya juga.

Bodo amat! masa lalu. Yang penting Zia jadi menantunya, dirinya kepalang jatuh cinta sama Zia buat jadiin dia menantu.

Faza emang sudah 32 tahun, dia masih ganteng, dia malah jadi hot, pikiran Monica yang terus berharap Zia jadi menantunya.

Namun, bayangan indahnya rusak begitu saja karna ingatan saat melihat Faza yang memaksakan dirinya pada Zia.

"Malang sekali gadis itu, sudah mendorong Faza tapi Faza kehilangan kendali, dasar anak gak tau diri!" Pikir Monica.

Lalu Monica menelfon seseorang agar mencari tau rumah Zia dan keluarganya dimana,karna menurut media kediaman kakek Zia (CEO AMBW sebelumnya) tidak ada siapa-siapa, masih dengan Mansions mewah yang sepi tanpa keluarga, hanya ada para pelayanan dan pengawal.

Karna kalo nanya Faza pasti Faza bakal diem, Monica tidak mungkin sengotot ini kalo gak liat tatapan mata Faza sama Zia yang memiliki rasa cinta, bukan sebagai kakak adik, bukan tertarik biasa, tapi sebagai lawan Jenis, bukan juga tertarik Karna nafsu,dia yakin mereka saling suka! tapi masih denial, apa lagi mereka baru bertemu.

Setelah kejadian itu, beberapa minggu berlalu, Zia tengah sibuk karna menyandang Mahasiswa angkatan baru, dia yang mendapat beasiswa keluar negeri memilih untuk dalam negeri saja, para guru menyayangkan Karna Zia sangat jenius,namun mereka menerima keputusan Zia dan memberikan beasiswa ke University Indonesia, Zia memilih  ilmu computer, program study ilmu komputer stay ilmu Informatyka.

Jangan kira Zia menyia-nyiakan ke jeniusannya, dirinya dari jaman Smp mendapat les sebagai pewaris perusahaan AMBW dari rumah kakeknya, seorang mliyader dengan mudah memanggil dosen terpintar dari Harvard dengan sekali jentikan jari,Zia cukup sibuk belajar, dan belajar bela diri saat kecil, itu juga alasan Zia sangat pintar karna dibanding didikan dari kakeknya,pelajaran SMP dan SMA tidak ada apa-apanya.

Dia juga harus menjalankan tugas sebagai cicit, cucu, dan seorang anak dari mafia pas malamnya. Untung saha Zia terlahir dengan kepintaran yang tak terbatas, jadi dia bisa dengan mudah mengatur semua.

Tapi, dirinya juga sering jatuh sakit, mimisan karna belajar, belajar dan belajar.

Lebih mudah baginya buat belajar di luar neger, Tapi dia tidak mau, karna ada alasannya tersendiri, jadi kakeknya menyuruh seorang guru mengajar Zia sebagai pewaris.

Sedangkan Faza, tengah sibuk dengan proyek baru yang ada di dalam negeri dan luar, dia sering bolak balik ke luar negeri karna bisnisnya.

Malam ini, dia tengah lembur di kantornya WJ Construction. Dia meminum kopi di depan kaca, melihat kebawah dimana jalan raya dan pemandangan malam terlihat dari bangunan kantornya yang tinggi.

Faza mendapat laporan dari ajudannya bahwa Zia malam ini telah membunuh politikus yang korupsi lagi, Faza tersenyum miring, dia bersyukur dirinya kaya dan seberhasil ini, karna dengan ini dia bisa melindungi dan memantau bocah julidnya dari jauh.

Gak perlu dilindungi juga si, orang Zia aja banyak yang lindungin. Contohnya para pengawal yang dikirim kakeknya.

Sebenarnya, entah sejak kapan bocah julidnya menjadi seorang wanita di mata Faza, awalnya rindu, lalu mencari informasi, memantau, keterusan,terus keblabasan jadi kerutinan.

Faza juga tidak tau semua tentang Zia, sekalipun selama ini dia mencari informasi Zia, Karna terhalang status Zia yang seorang cucu mafia, koneksi Faza sering hilang pasti karna ulah kakek Zia.

Dia bersyukur belajar dan usahanya tak sia-sia, dia bisa bersanding dengan Zia sebagai kakak, adik.

Iya. kakak, adik! mungkin?!

Faza sadar mereka dari dunia kasta yang berbeda, Faza masih belum sadar sepenuhnya (denial) bahwa dirinya menganggap Zia sebagai wanita, bukan bocah yang sering adu julid sama dia.

Faza tiba-tiba tersedak mengingat mereka ciuman, "Uhuk, uhuk. Sialan! kenapa jadi keinget ciuman waktu itu? kenapa juga gue kepancing sama perkataan tuh bocah, padahal gue tau selama ini dia sama para om-om gak tau diri buat tugas nya, tapi kok bisa gue marah bangat?" Faza meletakkan cangkir kopinya.

"Mungkin ini perasaan khawatir sama adek, pasti! adek tapi gue cium, payah. " Gumam dia lagi.

Kepikiran juga kalo ngomong soal om-om dirinya juga masuk ke list om-om tapi ganteng.

Pasalnya Zia yang manggil dirinya om.

...----------------...

Siang hari WJ construction. 

Faza selesai rapat dan hendak makan sing, dia dan sekertarisnya akan makan siang di luar.

Mereka masuk ke lif sampai beberapa waktu dia sampai di lantai utama dan hendak keluar, namun Fokus Faza teralihkan kala berpapasan dengan seorang office cleaner perempuan diperusahaannya, dia mengacuhkan itu, lalu setelah diingat-ingat, Faza merasa ada yang aneh.

semua pegawainya sampai pembersih kantor tuh dia kenal, kok ini posturnya bisa bagus, ya sexy gitu? walau pake masker diinget-inget lagi Faza kaya kenal sama mata yang tadi bertatapan sebentar dengan nya.

Dia menghentikan langkah kakinya untuk masuk mobil, sekertarisnya langsung menanyakan atasannya itu kenapa.

"Ada masalah, Tuan?"

"Gak papa Al, cuma ada yang ketinggalan." Faza.

"Biar saya yang ambilman, Tuan." Alfa, sekertaris Faza.

"Biar saya aja, kamu pindahin aja mobil nya, Jangan disini, mungkin saya agak lama sedikit," Faza.

"Baik, Tuan." Alfa.

Faza celingukan, dia menaiki ruang kerjanya tapi tidak ada siapa-siapa, dia langsung membuka laptopnya dan melihat cctv perusahaan, dia mencari disetiap sudut layar.

"Ketemu! dilantai 18 ternyata, gak salah gue berati," Batin Faza. 

Faza bergegas kelantai 18, dimana ada loker panjang buat pegawai disana, dia menunggu sesaat di balik tembok, ketika terdengar suara langkah kaki dia langsung menarik tangan itu.

"Hmm..." Faza, dia menatap orang itu lalu membuka maskernya.

"Benar! kamu rupanya, ngapain kamu menyelinap diperusahan saya? " Tanya Faza.

Wanita itu sangat terkejut, selama ini dia tidak ketahuan, Bahkan kemari saat menyelinap untuk mengambil bukti yang telah dia kumpulkan saja tak ada yang curiga. Namun, wanita itu lega, karna Faza yang mengetahuinya bukan targetnya.

"Kalo sudah tau terus kenapa? " Wanita itu.

"Mau tak Lamar kamu, mau gak,Zi?"Ucap Faza, Ya. wanita itu adalah Zia.

"Kalo berani ya tinggal datang kerumah, terus lamar! kaya gitu aja kok susah." Zia dengan enteng.

Sebenernya kalo bukan sama  Faza si dia gak bakal bilang gitu, takut beneran di lamar, kalo Faza kan gak mungkin! dia gak suka sama dirinya.

"Kamu kalo ngomong sama pria yang sudah matang hati-hati, Zi. Terus ngapain kamu di sini, pake nyamar segala? Mata-matain saya? Penasaran kamu sama saya? " Faza.

Faza menatap Zia yang kelihatan tenang, tapi Faza tau kalo Zia hendak mencari alasan, Faza langsung ngeh kalo Zia sampe masuk perusahaannya berarti ada yang gak beres sama salah satu pegawainya dari ratusan pegawai di kantornya.

Gak mungkin kalo Zia nargetin dia, orang Fazakan bukan lelaki Badjingan seperti para korban Zia.

Zia langsung menghitung inci dada Faza dengan jari- jari lentiknya, lalu memegang dasi Faza.

"Gua nyamar karna rindu sama lo, Faza, Sayang..." Zia dengan nada dan tatapan menggoda.

Wajah Faza datar biasa aja tapi hatinya lagi ancul- anculan gak karuan, muka jutek kalo udah ngerayu beuhh sangat menggoda. Faza langsung istighfar dalam hati, sehingga dia bisa menenangkan jantung dan hatinya yang ketar ketir.