NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Tak Terduga

Kisah Cinta Tak Terduga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Cinta Murni
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Bintang panggung dan penulis misterius bertemu dalam pertemuan tak terduga.
Rory Ace Jordan, penyanyi terkenal sekaligus sosok Leader dalam sebuah grup musik, terpikat pada pesona Nayrela Louise, penulis berbakat yang identitasnya tersembunyi. Namun, cinta mereka yang tumbuh subur terancam ketika kebenaran tentang Nayrela terungkap.


Ikuti kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. LOML 11.

Nayla tiba di Apartemen dengan kedua mata melebar ketika dirinya melihat seseorang telah berdiri di depan pintu unit Apartemen menunggu dirinya.

Wanita itu menegakkan tubuhnya ketika melihat seseorang yang ia tunggu melangkah mendekat, membuka pintu Apartemen tanpa mengucapkan sepatah katapun, lalu melangkah masuk.

"Nay,,, Aku_,,,"

"Masuk!" potong Nayla cepat.

"Kau memiliki kunci cadangan Apartemenku, kenapa menunggu di luar?" imbuhnya.

Nayla bahkan tidak menoleh ketika melewati wanita itu.

"Maaf." dia menjawab, lalu menutup pintu setelah mereka berdua berada di dalam.

"Kopi atau teh?" tawar Nayla seraya meletakkan tas di sofa.

"Kopi saja," dia menjawab.

Wanita itu duduk di sisi berseberangan dengan Nayla yang menghidupkan mesin kopi dengan meja counter sebagai pembatas, mengamati tiap gerakan yang Nayla lakukan hingga Nayla berbalik dengan dua cangkir kopi yang siap untuk dinikmati.

"Sekarang katakan! Ada apa kau menemuiku malam-malam seperti ini?" tanya Nayla sembari memperhatikan apa yang dikenakan wanita itu. Setelan blazer lengkap dengan tas kerja yang selalu wanita itu bawa ketika datang ke kantor.

Wanita itu menyesap kopi buatan sahabatnya, menundukkan kepala sembari menarik napas dalam-dalam.

"Kau tidak seharusnya berada di sini, Rose," Nayla berkata.

"Maafkan aku, Nay," Rose berkata lirih tetap dengan kepala tertunduk.

Nayla menghela napas panjang, menopang dagu menggunakan satu tangan dengan pandangan tak lepas dari wanita yang menjadi sahabatnya sejak lama.

"Tataplah lawan bicaramu ketika kau sedang berbicara, Rose!" tegur Nayla.

Rose tetap bergeming, menatap cangkir berisi kopi yang baru sedikit berkurang. Membuat suara hembusan napas panjang dari Nayla kembali terdengar.

"Aku tidak marah padamu, Rose," ucap Nayla.

Suara Nayla yang melembut praktis membuat Rose mengangkat wajah, hingga pandangan mereka bertemu.

"Bukan berarti aku tidak kesal padamu," ucap Nayla lagi.

Rose hanya diam, menunggu sahabatnya menyelesaikan apa yang akan dia ucapkan.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal? Kau memiliki banyak kesempatan untuk mengatakannya bukan?"

"Aku berniat mengatakannya lebih cepat," Rose berkata setelah menunggu sejenak, namun Nayla tidak kembali berbicara.

"Tetapi, saat itu bertepatan dengan kamu menyelesaikan naskahmu sekaligus jadwal bukumu diterbitkan,"

"Itulah mengapa aku mengurungkan niatku untuk memberitahumu tentang ini,"

"Hal itu berlanjut dengan kondisi kesehatanmu memburuk dan kamu dirawat beberapa hari, lalu acara nominasi,"

"Kupikir bisa mengatakannya saat kita di kantor, namun Mr. Darwin mengatakannya lebih dulu," papar Rose.

"Lalu, apakah tentang kau merekrut penggantimu itu adalah benar?" tanya Nayla.

Rose mengangguk sebagai jawaban.

"Dan kau tidak meminta pendapatku?" sambut Nayla tidak setuju.

"Waktunya sangat terbatas, Nay," sahut Rose mengiba.

"Jika kamu tidak percaya dengan penilaianku tentang dia, temuilah dia sekali saja. Dan jika kamu tidak menyukainya, aku akan mencari orang lain,"

"Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Nayla tanpa beban.

Rose tergelak singkat, merasakan kelegaan dalam hatinya melihat sikap Nayla yang sangat ia pahami bahwa wanita itu tidak lagi marah terhadapnya.

"Grup fansmu_,,,," jawab Rose.

"Kau gila!" sergah Nayla segera berdiri dari duduknya, memotong cepat kalimat yang akan diucapkan Rose padanya.

"Dengarkan aku dulu!" pinta Rose menenangkan.

Nayla kembali duduk dengan sorot tidak senang, dan Rose tahu apa alasannya. Ia mengeluarkan lembaran kertas dari tas kerjanya, lalu menyodorkan kertas itu pada Nayla. Tak sampai di sana, Rose juga memberikan tab miliknya yang memuat data seseorang.

Nama Kavian Eldar Adrian tercantum dalam kertas serta Tab yang Nayla terima. Data lengkap dari pria yang akrab dengan panggilan Adrian, single, dan pernah bekerja disebuah kantor redaksi di kota lain menjadi pembantu asisten dari seorang komikus.

"Aku sudah bertemu dengannya, dan aku menawarkan pekerjaan untuk menjadi asistenmu," Rose memulai.

"Dia segera menerimanya, dia juga mengatakan bahwa dia penggemarmu, namun bukan penggemar yang akan bersikap berlebihan,"

"Salah satu hal terbaik yang dia miliki adalah, daya ingatnya sangat baik. Dia juga bisa memahami keadaan sekitar dengan cepat. Katakan saja, dia sangat cepat tanggap,"

"Hanya saja_,,,,"

"Dia bukan orang yang bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan," potong Nayla cepat.

"Benar," sambut Rose.

"Kamu lebih bisa diandalkan untuk menilai karakter seseorang hanya dengan melihat foto saja,"

"Lakukan sesukamu." sahut Nayla seraya meletakkan lembaran kertas beserta Tab di meja.

"Apakah itu artinya kamu akan datang ke kantor besok?" Rose bertanya lirih.

"Kenapa aku harus datang?" Nayla balas bertanya dengan alis terangkat.

"Dia akan datang ke kantor besok," jawab Rose.

"Kaulah yang harus mengurusnya, kenapa melibatkan aku?" protes Nayla.

"Tentu saja karena dia akan menjadi asistenmu," sahut Rose.

"Kaulah yang merekrutnya, bukan aku. Jadi, kamu yang harus mengurusnya. Lagi pula, mengapa harus besok? Aku tidak akan ke kantor jika tidak ada hal penting yang perlu ku kerjakan," sambut Nayla keberatan.

"Aku perlu mengajarkan tentang semua yang harus dia lakukan, dan itu membutuhkan waktu. Kamu juga perlu mengenalnya," jawab Rose.

"Bukankah itu sudah jelas? Itu tugasmu," sambut Nayla tanpa beban.

"Dia bisa mengenalku darimu dan aku sudah membaca datanya, itu sudah cukup,"

Rose mendesah lelah, mengusap wajah menggunakan telapak tangan, lalu terkekeh pelan.

"Baiklah, aku menyerah untuk berdebat. Akan ku anggap kamu setuju dengan pilihanku," sambut Rose.

"Lalu, bagaimana dengan para wartawan yang ingin bertemu denganmu?"

"Katakan saja aku tidak bisa bertemu mereka," jawab Nayla, ekspresi wajahnya berubah suram.

"Nay_,,,"

"Jika kau ingin membahas tentang popularitas atau sejenisnya, lebih baik kau pulang!" potong Nayla cepat.

"Mereka hanya mengenal bukumu, bukan dirimu. Tidakkah kamu ingin membuka diri untuk para penggemarmu?" tanya Rose lembut.

"Mereka bahkan selalu datang setiap kali kamu terpilih nominasi terbaik," imbuhnya.

"Jangan buat aku mengulangi apa yang sudah aku katakan, Rose!" jawab Nayla.

Untuk kesekian kalinya wanita yang menjadi asisten dari Nayla itu mendesah panjang, menyadari dirinya harus berhenti membahas tentang membuka identitas Nayla. Namun, sisi lain hatinya sangat menginginkan Nayla keluar dari zona nyaman wanita itu meski ia tahu masa kelam yang dimiliki sahabatnya.

"Pikirkanlah Nay! Setidaknya, ungkapkan kepada publik bahwa kamu wanita. Mungkin dengan begitu para wartawan akan berhenti datang ke kantor," ucap Rose lagi.

Nayla terdiam, tidak memberikan jawaban juga tidak memberikan tanggapan, hal yang cukup dimengerti oleh Rose hingga membuat wanita itu beranjak dari duduknya, mengitari meja lalu memberikan pelukan hangat untuk sahabatnya.

"Maafkan aku karena terlambat mengatakan padamu tentang pemindahanku," Rose berkata lirih.

"Aku bisa mengerti tentang itu, tapi aku tetap kesal karena aku mendengar kabar itu bukan dirimu," jawab Nayla.

"Maaf,"

...%%%%%%%%%%%...

Ditempat berbeda, Rory duduk bersandar di ruang latihan seorang diri dengan sebuah gitar di pangkuan. Pandangannya menerawang, mengingat kembali pertemuannya dengan wanita yang baru saja ia temui. Hingga tanpa sadar, jemari tangannya mulai memetik gitar yang berada di pangkuannya, menyenandungkan lagu yang sebelumnya tidak bisa ia selesaikan lantaran tidak menemukan lirik yang tepat untuk lagu miliknya. Namun, lagu itu mengalun begitu saja hanya dengan ia mengingat wajah Nayla.

....

. . . . .

. . . . .

To be continued...

NOTE :

-Komikus

Adalah seseorang yang membuat komik.

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Moms TZ
lah kok udahan sih, saking fokus baca mpe lupa komen
Zhu Yun💫
Weehhh udahan, secangkir ☕ dulu buat kakak author 😁
Zhu Yun💫
Ayo buruan minta lah Roy,,, minta Nay buat jadi istri sekalian biar bisa jagain Nay terus 💃💃💃💃💃
Zhu Yun💫
wajar-wajar saja kok Nay, paling Roy minta kamu jadi pacar, kalau gak ngajak ngadon sekalian 😆😆😆😆😆✌️
Zhu Yun💫
Hati2 Nay, justru kamu yang bakal diserang duluan nanti, Diserang didalam kamar..... 😆😆😆😆😆✌️
Zhu Yun💫
Demi kamu gak bakal lelah dia Nay, badaipun dia terjang 😆😆😆
Zhu Yun💫
Cemburu itu Ror,,,
Zenun
Rose dan Adrian
Zenun
Menangin Roy, biar bisa minta ke Nayla "mau kah kamu menjadi kekasih ku?"
🌟~Emp🌾
🌹🌹🌹menemani makan siang mu 😘
🌟~Emp🌾
pertanyaan nya, apa penyebab rose digantikan? kenapa suami rose bisa sakit? siapa kah pengganti rose? dan semoga author capek jawab nya /Joyful//Joyful//Joyful/
🌟~Emp🌾
siapa pengganti nya? kepo
🌟~Emp🌾
Apa salah nya rose?
🌟~Emp🌾
keren sir, Semoga itu bukan kata di bibir saja /Facepalm/
🌟~Emp🌾
kok maksa sih? mentang artis idola trus harus kenal gitu?
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Seneng kn Ror/Doge/
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
uhuuukkk🙃
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Nayyy kamu seperti ku, ada jawaban nya🙃🙃
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
sedetail itu loh
👑Кιкαη Αqυєєη🤎👑
Ror dan yg lain pasang telinga nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!