valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 11
******
"aku akan selalu merindukan bunda" rengek valerie didalam pelukan bundanya.
"sayang... Bunda hanya pergi beberapa waktu saja. Kamu bisa mengunjungi bunda dan bunda juga bisa datang menengok kamu jika bunda punya waktu sayang. Stop jangan menangis terus, bunda sedih nih" bunda farah terus mengelus surai hitam panjang nan lurus milik valerie itu.
"mar, gue titip anak gue yah!!! Jagain" ucap farah ia menoleh kearah maria.
"ck,,, dia menantu saya kalau anda lupa" sahut mommy maria memutar bola matanya jengah kearah sahabatnya itu. Farah terkekeh melihat reaksi dari maria yang menurutnya selalu sama dari dulu hingga sekarang.
"gue cuman ngingetin aja sih" ucap farah lagi disela kekehannya.
"udah sono masuk entar ketinggalan pesawat lagi" sahut maria lagi.
"jangan kangen yee" farah terus saja menggoda sahabatnya itu.
"sayang nurut yah sama suami juga sama daddy dan mommy" ucap farah menangkup wajah anak gadisnya dan menyematkan kecupan ringan dikening valerie.
"iya bunda" jawab valerie sembari mengangguk anggukkan kepalanya.
*********
masih dibandara namun, bedanya saat ini farah dan kemal telah masuk kedalam pesawat. Valerie masih betah menatap pesawat yang tengah bersiap untuk lepas landas. Tanpa ia bisa cegah air matanya mengalir begitu saja. Baru satu hari bertemu dengan sosok ibunya dikehidupan keduanya harus terpisah jarak yang cukup jauh itu.
"sayang" mommy maria mengelus bahu valerie dan ikut menatap pesawat yang sudah mulai berjalan.
"vale gak papa mom" valerie mencoba untuk tersenyum dan menoleh menatap wajah tulus dari sang mertua.
"mom, aku akan balik kekantor apa mommy akan ikut?" tanya riko yang sudah berdiri disamping maria.
"yah aku ikut daddy saja. Sayang kamu pulang bersama axcel yah!. Mommy ada sedikit urusan, kalau anak mommy membuat ulah tinggalin saja dia dipinggir jalan" ucap maria sambil melirik putranya yang sedang memutar bola matanya dengan malas.
"iya mom" jawab valerie yang sesekali masih melirik kearah pesawat yang sudah tak terlihat.
"gue ke toilet sebentar" ucap valerie setelah kedua mertuanya pamit pulang terlebih dahulu.
"hm" axcel hanya berdehem saja namun, ia tetap mengikuti gadis itu dari belakang.
Valerie mengedikkan bahunya saat axcel terus membuntutinya hingga depan pintu toilet khusus wanita itu. Setelah menuntaskan hajatnya valerie keluar dan masih mendapati axcel yang menunggunya sambil menyandarkan pundaknya ditembok sambil bermain ponsel.
'selalu saja tampan, sungguh sangat meresahkan' batin valerie menghampiri axcel.
"yuk" ajak valerie begitu gadis itu sampai dihadapan axcel.
"sudah selesai?" tanya axcel ia pun memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya.
"hm" valerie segera membalikkan badan dan berjalan terlebih dahulu.
*******
"kita ngapain kesini?" kening valerie mengerut saat melihat mobil axcel berhenti tepat didepan sebuah restoran.
"makan" jawab axcel. Kemudian lelaki itu membuka sabuk pengamannya lalu membuka pintu mobilnya dan keluar.
"ayo" ucap axcel saat ia sudah membuka pintu mobil disamping valerie.
"tapi, gue gak lapar xcel!" seru valerie masih bertahan dikursi penumpang samping kemudi.
"mau jalan sendiri atau aku gendong?" lelaki itu berjongkok dan masuk kedalam untuk membuka sabuk pengaman yang masih terpasang rapi di badan valerie.
Jantung valerie seketika ingin berlompat keluar. bahkan saking dekatnya wajah axcel dengan wajahnya ia dapat merasakan hembusan nafas axcel menerpa wajahnya. Untuk sesaat valerie menahan nafasnya sediri telapak tangan sudah berkeringat dingin. Gugup sampai tulangnya terasa seperti jeli bahkan hanya untuk bernafas saja ia seperti kesulitan.
"bernafas valerie" ucap axcel dengan lembut sambil menatap manik mata valerie yang berwarna madu gelap yang sangat bening.
'cantik' batin axcel terus menatap mata valerie tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandangannya diwajah valerie.
"hey" axcel menyentuh hidung mancung nan mungil milik valerie karena ia gemas melihat tingkah gadis itu. Ia sangat gemas jika saja mereka sedang tidak berada didepan umum. Rasanya pertahanan axcel goyah juga melihat valerie yang sangat menggemaskan itu. Ternyata gadis itu bisa malu dan salah tingkah juga pikir axcel.
"ha?" reaksi valerie yang membuat axcel terkekeh gemas lalu memundurkan wajahnya.
Mata valerie tak bisa berpaling dari wajah tampan axcel yang sedang tersenyum. Rasanya kadar gula yang ditimbulkan oleh senyuman axcel sudah mencapai batas maksimal. 'datar aja tampan apa pula senyum meleleh hati adek bang' batin valerie menjerit.
Mereka pun masuk kedalam restoran dan memilih duduk dipaling pojok. Selain tempatnya sedikit terpisah dari meja lain disana juga ada jendela besar yang terbuat dari kaca. Valerie dapat melihat orang yang tengah berlalu lalang diluar restoran tanpa bisa melihat balik kearah valerie.
Saat menunggu pesanan entah mengapa tiba tiba suasananya menjadi sedikit canggung. Valerie mengalihkan rasanya dengan bermain ponsel.
"axcel? Kenapa gak bilang akan kesini?" mendengar ada seorang perempuan yang tengah menyapa mereka. Valerie mendongak mendapati 2 gadis yang sudah berdiri disamping meja mereka.
Axcel hanya diam bahkan lelaki itu tak menjawab pertanyaan dari gadis cantik didepannya. Valerie akui gadis yang didepannya ini cantik selain itu dia memiliki tinggi badan yang hampir sejajar dengan axcel. Memiliki kulit yang putih bersih dan senyuman yang menawan. Untuk sesaat valerie merasa insecure melihat penampilan gadis didepannya itu.
Valerie melirik axcel yang masih fokus dengan ponsel ditangannya.
"xcel aku gabung yah. Lagian meja disini juga sudah pada penuh." ucap gadis itu sambil menarik kursi disamping axcel. Valerie mengedarkan pandangannya ternyata memang benar restoran itu sedang ramai sekarang oleh pengunjung. Karena merupakan restoran yang viral dikalangan anak mudah seperti mereka.
"hallo. Pasti adiknya axcel yah, kenalin aku viona teman dekat axcel" ujar viona mengulurkan tangannya kearah valerie.
Deg........
Jantung valerie seketika berdebar hebat ada rasa nyeri yang menyelinap begitu saja. Sakit rasanya jantungnya seperti sedang diremas. Gadis itu menghela nafas berat lalu menerima uluran tangan viona.
"valerie" jawab valerie ia melirik kearah axcel yang tak memperdulikan mereka ia masih sama sibuk dengan ponsel ditangannya.
"anne" gadis disamping viona juga ikut mengukurkan tangannya kearah valerie mau tidak mau valerie menyambutnya dengan wajah dingin.
"valerie" jawabnya.
Setelah pesanannya diantar oleh pelayan segera valerie menyantap makanananya tanpa menghiraukan viona dan temannya. Valerie tidak dapat menyembunyikan rasanya karena itu sungguh sangat mengganggunya. Melihat viona sedang mencoba mengajak axcel mengobrol meski hanya ditanggapi seadanya namun itu sukses membuat mood valerie hancur.
Sejenak valerie diam saat perkataan viona kembali melintas di otak kecilnya. Apa katanya teman dekat? Otak valerie seketika kembali berpetualang kemasa lalu namun, ia tak menemukan viona ada disana. Bahkan sampai axcel meninggal pun viona tidak pernah muncul. Atau viona sebenarnya ada dimasa lalu hanya valerie saja yang tidak menyadarinya?.
melihat axcel yang menanggapinya meski hanya ham hem namun itu sangat berpengaruh untuk valerie. Itu adalah resiko yang harus valerie tanggung memiliki suami tampan akan selalu menarik pelakor untuk mendekat. Sekali lagi valerie menghela nafas ia tak bisa berbuat apa apa untuk mempertahankan apa yang ia miliki saat ini. Terlebih lagi hubungannya dengan axcel hanya sebatas pernikahan politik. Valerie sudah jatuh cinta pada pandangan pertamanya pada axcel dikehidupan ini. Namun, entah mengapa axcel terasa berbeda tidak seperti pada ingatannya dimasalalu. 'aku harus bagaimana untuk mempertahankan milikku?' batin valerie.