Pejuang Garis Dua

Pada malam yang sama difta pergi mendatangi rumah siti ada sesuatu hal penting yang ingin difta sampaikan.

Bel rumah berbunyi siti bergegas membuka pintu rumahnya tersebut.

"Mas difta silahkan masuk mas"ujar siti.

"Saya ingin bertemu dengan ibu kamu siti"ujar difta.

"Memang ada keperluan apa mas"ujar siti yang penasaran.

"Ada hal penting yang harus mas bicarakan dengan ibu kamu"ujar difta.

"Sebentar ya mas saya panggil ibu"ujar siti.

"Iya sayang"ujar difta dengan senyuman.

Ibu siti mendatangi difta yang sedang duduk di ruangan tengah.

"Ini ibu mas difta ingin bertemu dengan ibu seperti nya mas difta ingin membicarakan hal penting"ujar siti

"Nak difta ingin membicarakan apa nak difta"ujar ibu.

"Kedatangan saya kesini ingin menyampaikan jika pernikahan saya dan siti akan di percepat bu.

"Siti terkejut saat mendengarnya".

"Iya ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia"ujar ibu.

"Iya bu terima kasih sudah percaya dengan saya,saya janji akan membahagiakan siti bu.

"Iya nak difta,Ibu sangat percaya dengan nak difta jika nak difta bisa membahagiakan anak ibu"ujar ibu.

"Pasti saya akan membahagiakan siti bu"ujar difta.

Saat mereka lagi membicarakan pernikahan nya siti dan difta,nissa tiba tiba datang dengan menanyakan apa yang mereka bicarakan.

"Ada apa ramai ramai,kalian sedang membicarakan apa seperti nya serius sekali"ujar nissa.

"ini nak difta kesini ingin segerakan pernikahan mbak kamu dan nak difta.

"Apa secepat itu,tetapi tidak mengapa,setelah mereka menikah pasti mereka akan berteduh di rumah ini pasti nya setiap hari saya bisa menjumpai pak dokter setiap hari nya"ujar nissa dalam hati.

"Nissa mengapa kamu diam kamu tidak menyukai jika mbak kamu akan menikah"ujar ibu.

"Bahagia sekali ibu makin cepat makin baik ya kan"ujar nissa menatap difta.

"Iya nissa doakan ya biar semua nya berjalan dengan lancar"ujar siti.

"Pasti mbak nissa doakan mbak dan pak dokter nya"ujar nissa.

"Iya sudah saya pamit pulang dulu ya bu"ujar difta.

"Iya nak difta hati hati di jalan"ujar ibu.

"Baik bu,mas pulang dulu ya"ujar difta.

"Iya mas hati hati di jalan ya"ujar siti.

"Iya sayang assalamualaikum..."ujar difta.

"Wa'alaikum salam"ujar siti.

Ke esokan hari nya farel sudah mulai bekerja.

"Sudah mulai bekerja farel memang sudah tidak sakit lagi"ujar mbak mika.

"Sudah mbak farel baik baik saja jika farel tidak bekerja siapa yang akan membeli semua peralatan untuk anak mbak"ujar farel.

"Iya mbak tau Maafkan mbak ya mbak sudah menyusahkan kamu disini"ujar farel.

"Sudah tidak mengapa mbak,mbak itu tidak pernah menyusahkan saya di saat mbak susah saya yang akan membantu mbak"ujar farel.

"Iya mbak akan selalu mendukung kamu farel"ujar mbak mika.

"Terima kasih ya mbak"ujar farel.

"Iya saya percaya dengan mbak,jika di lihat sisi menyukai kamu farel"ujar mbak mika.

"Tidak mungkin sisi menyukai saya mbak ya sudah saya pergi kerja dulu ya mbak assalamualaikum..."ujar farel.

"Iya, Wa'alaikum salam"ujar mbak mika.

Sesampai nya di jalan difta tidak sengaja bertemu dengan sisi,sisi ingin memberi undangan pernikahan siti dan difta ke farel.

"Sisi mau kemana"ujar farel.

"Rencana saya ingin sekali ke rumah kamu farel ingin memberi undangan ini"ujar sisi.

"Undangan pernikahan siapa sisi"ujar farel.

"Undangan pernikahan siti dan difta"ujar sisi.

"Difta terkejut saat melihat undangan tersebut".

"Siti menyuruh daya memberi undangan ini ke kamu,saya tau kamu masih sayang dengan siti kamu harus sabar ya"ujar sisi.

"Saya sudah lama melupakan nya sisi,memang dulu saya masih mengharapkan nya lagi tetapi sekarang tidak saya sudah tidak mencintai nya sisi"ujar farel.

"Bagaimana hati kamu saya tidak mengetahui nya saya hanya bisa menyemangati kamu disini"ujar sisi.

"Iya terima kasih ya sisi"ujar farel.

"Iya ya sudah saya pamit bekerja dulu ya assalamualaikum.."ujar sisi.

"Wa'alaikum salam"ujar farel.