Pernikahan Didalam Pernikahan

Bel pintu Apartmentnya mengganggu Alena yang masih ingin menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan diatas kasur.

Dengan mata yang masih mengantuk,Alena mengenakan selimut panjangnya untuk menutupi kepalanya dan membuka pintu Apartmentnya,karena Alena pikir itu adalah petugas laundry yang biasa mengantarkan pakaian ketempat Alena saat libur bekerja.

Alena membukanya secara perlahan dan terkejut saat melihat siapa orang yang ada didepannya.

"Bapak ngapain disini....",ucap Alena dengan suaranya yang tinggi.

Bara tersenyum tipis saat melihat Alena yang tampak berbeda dari biasanya."Aku nggak boleh masuk nih",jawab Bagas mengalihkan tatapan Alena yang hanya memperlihatkan sebagian wajahnya.

"Bapak tunggu aja dimana deh Maaf,Alena masih ingin tidur Pak,lagian Bapak kenapa tiba-tiba kesini,bikin kaget aja kan",ucap Alena yang sebenarnya menutupi kecanggungan akibat berbalas pesan semalem.

Bara akhirnya mengalah,tapi sebelum benar-benar pergi,Bara memberikan 1 buah paperbag yang berisi makanan untuk sarapan pagi Alena dan juga Dini.

"Dimakan ya...,aku tunggu direstoran terdekat",pamit Bara dengan tersenyum lebar membuat Alena semakin tak bisa mengalihkan pesona yang Bara tebarkan.

Alena menerima paper bag yang Bara bawa,Ia segera menyelinap masuk kekamarnya untuk menetralkan jantungnya yang berdetak dengan kencang,bahkan Alena merasa bahwa Pak Bara semakin terlihat tampan.

Alena menepok-nepok kedua pipinya yang terasa panas,Ia seperti mengalami jatuh cinta yang kedua kalinya."Nggak mungkin nggak mungkin,pasti aku hanya kaget aja karena lama nggak ketemu",gumam Alena menepis perasaanya sendiri yang terpesona dengan ketampanan Bara.

Alena masih mengurung diri dikamarnya selama 15 menit lamanya, Ia membiarkan makanan yang Bara bawa tergeletak dimeja makan,namun kedamaiannya terganggu saat Dini tiba-tiba masuk kekamarnya.

"Hmmmm Bu...,itu ada sarapan dipaperbag dari siapa?apa Ibu yang pesen atau ada tamu yang dateng",tanya Dini sambil membawa 1 gelas air putih.

Alena terbangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamarnya diikuti oleh Dini dibelakangnya.

Alena membuka paperbag yang Bara bawa dan melihat 2 porsi bubur ayam beserta toppingnya.

"Ini dari Pak Bara tadi dia mampir kesini memberikan ini untuk kita",jawab Alena datar.

Dini hampir saja menyemburkan minuman yang akan Ia telan jika Ia tak berusaha menahannya.

"APA??Pak Bara kesini pagi tadi?dan ngasih kita sarapan?nggak mungkin banget seorang Pemilik Perusahaan mau nganterin karyawan sarapan seperti ini jika tidak ada maksud,Pak Bara suka sama kamu kan Bu?",tanya Dini yang membuat Alena tersedak makanan yang sedang Ia nikmati.

Alena berusaha mencari air minum dan Dini membantunya."Kamu apa-apaan sih Dini,nggak mungkin lah Pak Bara suka sama aku,emang aku siapa bisa disukai sama Pak Bara",jawab Alena mencoba terus menikmati bubur ayam yang Bara bawa.

Dini mendekati Alena dan melihat wajah Alena yang malu-malu."Udah deh Ibu ngaku aja sama Dini,Ibu keliatan banget merona tau diwajahnya",goda Dini yang berhasil membuat Alena memegang kedua pipinya.

Dini justru tertawa karena jebakannya ternyata termakan oleh Alena yang terus memegang pipinya."Hahahaha Ibu lucu banget,jadi bener kan kalian ada hubungan?udah cerita aja sama Dini Bu,dijamin semuanya aman",goda Dini sekali lagi yang membuat Alena mengalihkan obrolan mereka dipagi hari.

"Udah ah Din,mendingan cepat kita habiskan makanan ini dan bersiap,kamu lupa kalau kita harus ketemu sama Clara siang ini,kita harus mendengar permintaan Maafnya dan kita liat sejauh mana dia akan bersikap tulus meminta maaf,atau sebenarnya itu hanya akal-akalannya saja agar dia tidak tersakiti sendirian",ucap Alena dengan serius.

Dini dan Alena fokus pada makanan masing-masing,namun Dini menemukan catatan kecil yang ada didalam paper bag yang Pak Bara bawa,Dini membacanya sekilas dan dia tersenyum penuh arti.

"Dimakan ya sarapannya,aku tau kamu sangat malas untuk sarapan pagi selama tinggal disini".

Alena lebih dulu masuk kedalam kamarnya untuk bersiap,Alena mendapati ponselnya berbunyi dan nama Pak Bara terpampang dilayar ponselnya.

"Halo Alena....,beneran nih nggak mau menemuiku?aku akan balik keibukota lagi nih jika kamu ingin istirahat".

Alena terdiam,dia bingung harus mengatakan apa,sampai akhirnya Ia memberanikan diri untuk Pak Bara menunggu 20 menit lagi untuk Alena bersiap,Ia akan menemui Pak Bara dulu sebelum nantinya akan bertemu Clara,Alena juga akan meminta nasehat tentang pertemuannya dengan Clara yang ingin meminta maaf.

15 menit berlalu,Alena telah siap dengan penampilannya yang dirasa sudah pas,Ia mondar mandir didepan cermin kamarnya memastikan semuanya tidak ada celah yang buruk pada penampilannya.

Alena keluar dan melihat Dini yang juga sudah rapi,namun karena Alena akan lebih dulu bertemu dengan Pak Bara,membuat Alena dengan wajah malu-malunya meminta Dini untuk menunggu didalam Apartment selama Alena bertemu dengan Pak Bara..

Dini terus menggodanya dan Alena semakin malu menghadapi temannya itu."Yaudah sana Bu pergi,kasian Pak Bara dianggurin lama,pasti dia sudah panas dingin menunggu Ibu yang tak kunjung dateng".

Alena keluar dari Apartmentnya dengan perasaan dari dalam hatinya yang terus gelisah sekaligus bingung.Tidak butuh waktu lama untuk Alena menemui Pak Bara yang berada dalam restoran sekitaran Apartmentnya.

Bara melihat penampilan Alena yang terlihat lebih modis dari biasanya,Ia senang karena Alena tampak terlihat semakin cantik.

"Sudah habis sarapannya Alena...?",tanya Bara saat keduanya terus terdiam tidak ada yang mau memulai pembicaraan diantara mereka.

"Sudah Pak,makasih ya Pak,kata Dini juga makasih,Bapak kenapa sampai repot-repot segala membawa sarapan,padahal disini juga ada banyak restoran yang buka 24 jam",jawab Alena apa adanya.

"Bedalah Alena...,itu kan dari aku".

Karena keduanya tidak ada yang membahas soal berbalas pesan semalam,Alena mengalihkan obrolan mereka mengenai Clara.

"Maaf Pak Bara....,sebenarnya siang ini saya dan Dini akan bertemu dengan Clara,beberapa hari lalu dia mengiriku pesan permintaan Maaf,karena ternyata sekarang dia juga telah bercerai dari Bagas,menurut Bapak apa sebaiknya saya menemuinya?karena jujur saya kurang percaya dengan isi pesan yang dia kirimkan".

"Ayo aku temani kamu bertemu dengan Clara,kebetulan aku nggak sibuk,jadi kamu akan aman jika Clara ternyata pura-pura atau bohong",ucap Bara tegas.

Alena merasa sedikit lega karena ada Bara yang akan menemaninya,entah kenapa Ia merasa Clara tidak semudah itu meminta maaf jika tidak ada besar yang mendasarinya.

"Terimakasih ya Pak,Bapak selalu ada buat saya",ucap Alena dengan lembut,namun Bara menganggapnya lain dari apa yang Alena pikirkan.

"Sama-sama Alena....,jadi bagaimana perasaanmu?apa ada aku disitu?",tanya Bara dengan tersenyum lebar.