NovelToon NovelToon
Manuskrip Vyonich

Manuskrip Vyonich

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Cinta Terlarang / Epik Petualangan / Persahabatan / Romansa
Popularitas:233
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Rifa'i

Arka Fadhlan, seorang pakar kriptografi, menemukan potongan manuskrip kuno yang disebut Vyonich, teks misterius yang diyakini berasal dari peradaban yang telah lama menghilang. Berbagai pihak mulai memburunya—dari akademisi yang ingin mengungkap sejarah hingga organisasi rahasia yang percaya bahwa manuskrip itu menyimpan rahasia luar biasa.

Saat Arka mulai memecahkan kode dalam manuskrip, ia menemukan pola yang mengarah ke lokasi tersembunyi di berbagai penjuru dunia. Dibantu oleh Kiara, seorang arkeolog eksentrik, mereka memulai perjalanan berbahaya melintasi reruntuhan kuno dan menghadapi bahaya tak terduga.

Namun, semakin dalam mereka menggali, semakin banyak rahasia yang terungkap—termasuk kebenaran mengejutkan tentang asal-usul manusia dan kemungkinan adanya kekuatan yang telah lama terlupakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERBURUAN DI VYONIS

Pintu kuil meledak berkeping-keping. Asap dan serpihan batu beterbangan ke segala arah. Arka dan Kiara mundur dengan cepat, melindungi diri dari pecahan yang berjatuhan.

Dari balik kepulan debu, beberapa sosok muncul pria dan wanita berpakaian hitam, wajah mereka tersembunyi di balik masker. Masing-masing membawa senjata canggih yang tidak terlihat seperti senjata biasa.

"Mereka menemukannya," salah satu dari mereka berkata dengan nada puas.

Lalu pria bertubuh besar yang tampaknya pemimpin mereka melangkah maju.

"Serahkan manuskrip itu," katanya dengan suara berat.

Arka dan Kiara saling berpandangan.

Mereka tahu ini bukan pilihan.

PILIHAN TERAKHIR

Kiara menggenggam tangan Arka dengan kuat. "Kita tidak bisa membiarkan mereka mengambilnya."

Arka mengangguk pelan. "Aku tahu."

Dari sudut matanya, ia melihat figur penjaga Vyonis masih berdiri di tengah kuil, memperhatikan mereka tanpa ekspresi.

"Apa yang harus kita lakukan?" Arka bertanya padanya.

Figur itu menatap lurus ke arah para penyusup, lalu berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh Arka dan Kiara:

"Kota ini adalah perangkap. Mereka tidak akan keluar hidup-hidup jika kalian tahu cara menutup gerbang."

Arka menelan ludah. Menutup gerbang?

"Cepat, Arka!" Kiara menariknya ke belakang. Para penyusup mulai bergerak, menyebar ke seluruh ruangan.

"Tangkap mereka, tapi jangan bunuh," perintah si pemimpin. "Manuskrip itu lebih penting."

Arka tahu mereka tak punya waktu lagi. Ia meraih Manuskrip Vyonich dengan kedua tangannya dan membukanya di halaman terakhir.

Tepat saat ia melakukannya, ukiran di dinding mulai bersinar lebih terang.

Kiara melihat ke atas. "Arka… apa yang kau lakukan?"

Arka tidak yakin. Tetapi sesuatu dalam dirinya memberitahunya bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.

KEKUATAN VYONIC

Para penyusup mulai maju, senjata mereka siap.

Tetapi sebelum mereka bisa menyerang—

RUANGAN ITU BERGUNCANG!

Lantai bergetar hebat, dinding-dinding kuil memancarkan cahaya biru terang.

Para penyusup terhuyung, kehilangan keseimbangan.

"Apa yang terjadi?!" salah satu dari mereka berteriak.

Lalu, patung-patung batu di sepanjang kuil mulai bergerak.

Arka dan Kiara terpana saat melihat patung-patung kuno yang menyerupai para penjaga Vyonis itu hidup kembali. Mata mereka bersinar biru, dan mereka mulai melangkah maju dengan gerakan yang berat namun penuh kekuatan.

"Mereka… bangkit?" Kiara berbisik.

Arka menatap figur penjaga Vyonis yang masih berdiri di tengah ruangan.

"Inilah alasan kota ini tetap terkubur selama ribuan tahun," bisiknya. "Vyonis bukan hanya kota. Ini adalah benteng."

Para penyusup segera sadar bahwa mereka dalam bahaya. Mereka mengangkat senjata, tetapi sebelum mereka bisa menembak—

Para penjaga batu menyerang.

PERLAWANAN TERAKHIR

Pertempuran pecah di dalam kuil.

Para penjaga batu bergerak lebih cepat dari yang terlihat. Dengan tangan kosong, mereka menghancurkan senjata musuh dalam hitungan detik. Salah satu dari mereka mengangkat seorang penyusup dan melemparkannya ke dinding, membuat batu pecah berkeping-keping.

"Kita harus keluar dari sini!" seorang penyusup berteriak.

Tetapi pintu kuil sudah tertutup rapat.

Arka melihat kesempatan mereka untuk melarikan diri.

"Kiara, ikut aku!"

Mereka berlari ke arah sisi lain kuil, mencari jalan keluar lain. Sementara itu, pertempuran semakin sengit. Para penjaga batu tidak terkalahkan, dan musuh mereka mulai panik.

Si pemimpin penyusup mencoba menekan sesuatu di lengannya—mungkin alat komunikasi atau pemicu bom—tetapi sebelum ia sempat melakukannya, salah satu penjaga batu menghantamnya dengan pukulan keras.

Pria itu terlempar ke belakang dan menabrak dinding.

Arka dan Kiara tidak menunggu lebih lama. Mereka menemukan sebuah lorong rahasia di belakang kuil dan segera berlari masuk.

LORONG KEGELAPAN

Lorong itu panjang dan sempit, diterangi oleh ukiran bercahaya di dinding.

Mereka berlari tanpa berhenti, napas mereka memburu.

Di belakang mereka, suara pertempuran masih terdengar, tetapi semakin lama semakin melemah.

"Kita berhasil kabur?" Kiara bertanya dengan suara terengah.

Arka tidak yakin.

Tetapi satu hal yang ia tahu: mereka masih hidup.

Dan Manuskrip Vyonic masih ada di tangan mereka.

GERBANG TERAKHIR

Lorong itu akhirnya membawa mereka ke sebuah ruangan lain, lebih kecil dari kuil sebelumnya.

Di tengah ruangan, ada sebuah altar kecil, dan di atasnya terdapat sebuah bola kristal bercahaya biru.

Arka merasakan naskah di tangannya bergetar lagi.

"Aku pikir… ini adalah kuncinya," katanya pelan.

Kiara mengerutkan kening. "Kunci untuk apa?"

Arka menatap bola kristal itu dengan serius.

"Untuk menutup Vyonis selamanya."

KEPUTUSAN TERBERAT

Sementara itu, suara langkah kaki mulai terdengar dari belakang mereka.

Tidak semua penyusup mati.

Sebagian dari mereka telah mengikuti mereka ke dalam lorong ini.

Kiara menggenggam tangan Arka. "Jika kita menutup Vyonis, kita mungkin tidak bisa keluar."

Arka menatapnya. Ia tahu itu.

Tetapi ia juga tahu bahwa jika Vyonis tetap terbuka, dunia akan berada dalam bahaya.

Dengan napas dalam, ia mengulurkan tangan dan menyentuh bola kristal itu.

Cahaya biru langsung menyelimuti mereka.

Dan dalam hitungan detik.

Segala sesuatu di sekitar mereka berubah.

Vyonis mulai runtuh.

Dan Arka serta Kiara… tidak tahu apakah mereka akan selamat.

RUNTUHNYA VYONIS

Saat Arka menyentuh bola kristal, seluruh kota berguncang hebat. Cahaya biru menyelimuti ruangan, mengalir melalui ukiran-ukiran di dinding seperti urat nadi raksasa.

Di luar lorong, suara ledakan terdengar. Tanah mulai retak. Bangunan-bangunan tua runtuh, seolah tersedot oleh kekuatan yang lebih besar.

Kiara terhuyung, nyaris jatuh. "Arka, apa yang kau lakukan?!"

Arka tidak bisa menjawab. Tubuhnya terasa terhubung dengan kristal itu, seakan sesuatu di dalamnya mengaktifkan mekanisme yang telah tidur selama ribuan tahun.

"Gerbang akan tertutup," bisik suara di kepalanya, suara sang Penjaga Vyonis. "Tetapi kau harus segera pergi. Jika tidak, kau akan ikut terkubur."

Arka tersentak. Ia melihat ke arah Kiara, lalu ke belakang mereka. Para penyusup masih mengejar.

Mereka tidak bisa membiarkan diri mereka tertinggal di sini.

Mereka harus keluar. Sekarang.

LOMBA MELAWAN WAKTU

Tanpa membuang waktu, Arka menarik tangan Kiara dan berlari keluar lorong.

Mereka melewati koridor yang semakin rapuh langit-langitnya runtuh, dinding-dindingnya pecah dan bergemuruh.

Di belakang mereka, para penyusup juga berusaha kabur, tetapi tidak secepat mereka. Beberapa dari mereka tertimpa reruntuhan, sementara yang lain mencoba menembus dinding yang mulai menutup.

Kiara melihat ke belakang. "Kita hampir sampai! Terus lari!"

Tetapi saat mereka mencapai ujung lorong

Tanah di depan mereka mulai retak.

Lubang besar menganga, menghalangi jalan keluar mereka.

Arka dan Kiara berhenti mendadak.

"Kita harus lompat!" Arka berteriak.

Kiara menatapnya dengan ketakutan. "Apa kau gila? Jika kita jatuh."

"Kita tidak punya pilihan!"

Tanpa ragu, Arka menggenggam tangan Kiara lebih erat dan melompat.

Mereka melayang di udara beberapa detik yang terasa seperti selamanya sebelum akhirnya jatuh ke sisi lain, menghantam tanah dengan keras.

Kiara meringis, tetapi mereka selamat.

Saat mereka bangkit, mereka melihat gerbang batu besar di depan mereka mulai tertutup.

Mereka hanya punya beberapa detik sebelum Vyonis benar-benar terkubur selamanya.

1
Diana Dwiari
berasa nonton film lara croft
Ahmad Rifa'i: terima kasih kak sudah mampir ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!