Fan yu gadis bangsawan yang di buang hanya karena alasan konyol, dia dianggap sial oleh keluarga besarnya karena menyebabkan kematian ibu kandung nya.
ayahnya yang depresi yang tidak bisa menjaga Fan yu yang masih bayi, nenek Fan yu memerintah bibi Li bersama Xie untuk membawa Fan yu pergi ke kuil di pinggir kota.
saat dewasa Fan yu mengalami peristiwa yang merubah dirinya menjadi orang lain, dimana saat itu pembunuh bayaran mengejar Fan yu dan dia terpeleset ke pinggir sungai.
dan tenggelam terjatuh ke sungai, saat tenggelam itu Fan yu kehilangan nyawanya.
saat tubuh Fan yu berada di peti mati, tiba-tiba saja fenomenal aneh terjadi awan menjadi gelap petir menyambar di atas kuil. Lalu Fan yu kembali hidup, dan membuat semua orang terkejut melihat kebangkitan Fan yu.
apa yang terjadi kepada Fan yu?
bagaimana cerita setelah kebangkitan Fan yu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22.
Pengawal permaisuri mencari keberadaan peramal tersebut, sedangkan permaisuri dan ibu tiri Fan yu mereka berdua membicarakan tentang pernikahan anak mereka.
Pembicaraan mereka yang nyambung dan cara nyonya Lou mengambil hati permaisuri, membuat permaisuri menyukai dirinya.
Dan tak beberapa lama, pengawal permaisuri kembali, mereka membawa peramal tersebut dan dihadapkan pada permaisuri.
Langsung saja peramal tersebut tertunduk dan memberi hormat kepada permaisuri, mereka berdua melihat kearah peramal itu.
Pengawal itu membawa pria setengah baya di hadapan permaisuri, saat tahu wanita yang didepan nya permaisuri.
Pria itu langsung menundukkan kepalanya dan memberikan hormat kepada permaisuri,permaisuri memperhatikan dengan teliti wajah dari peramal itu.
Wajahnya teduh, matanya sipit namun tajam bagaikan pisau yang mampu membedah rahasia terdalam hati manusia.
Rambutnya panjang keperakan, diikat separuh ke atas dengan tusuk giok tua. Di pinggangnya tergantung kipas dari bulu bangau dan kantung kecil berisi koin I Ching.
Rupa peramal itu sangat meyakinkan permaisuri, permaisuri menanyakan siapa dirinya.
"Siapa namamu? " Tanya permaisuri.
"Saya Mo zhen, orang sering memanggilku dengan sebutan peramal Mo, yang mulia! "jawabnya sambil tertunduk memberi hormat kepada permaisuri.
Mo zhen lalu menjelaskan cara dia meramal, dia dapat membaca takdir lewat bayangan air dan gerakan angin.
Setelah mendengarkan penjelasan peramal itu, nyonya Lou meminta takdir putrinya Bai he yang akan menikah dengan pangeran negeri Lou yan.
Dengan aktingnya yang hebat, Mo zhen mengeluarkan tipu daya nya. Dan mengatakan kalau pernikahan mereka tidak bahagia, dan bisa menyebabkan peperangan dua negara antara Bei dan Lou yan.
Nyonya Lou mendengarkan ramalan itu, langsung saja berpura-pura sedih.
"Hiks..! ".
" Bagaimana ini permaisuri?, jika putriku menikah dengan pangeran Lou yan. Maka kekacauan akan terjadi, rakyat kita tidak bisa menang melawan Lou yan "ucap ibunya Bai he sambil menangis tersedu-sedu.
Permaisuri sudah mulai terperangkap dalam permainan nyonya Lou,permaisuri lalu menanyakan solusi dari bencana yang akan terjadi pada negeri nya.
" Bagaimana cara mengatasinya? "Tanyanya.
Peramal itu lalu melemparkan koin ke udara, dan koin pun berjatuhan dengan terdiam melihat koin itu.
"Jodoh ini terlalu dipaksakan, dan akan berakhir buruk terutama untuk negeri Bei. Tapi..! " Ucap peramal yang tiba-tiba terdiam hanya untuk membuat permaisuri penasaran dengan jawaban selanjutnya.
"Tapi apa tuan peramal?, cepat katakan! " Desak permaisuri yang tidak sabar mendengar nya.
"Tapi jika pengantin wanita di ganti oleh orang lain,harus sedarah dengan calon pengantin wanita. Maka bencana perang ini tidak akan terjadi! "Jawab Mo zhen.
Permaisuri yang mengerti maksud peramal itu, hanya bisa terdiam dalam kebingungan. Dimana dia harus mengorbankan kebahagiaan putranya, dengan kedamaian negerinya.
" Itu mustahil tuan peramal, itu salah!.walaupun dia mempunyai saudara tiri, tapi mengorbankan kebahagiaan nya sama dengan mengorbankan kebahagiaan putri kandung ku sendiri "ucap nyonya Lou yang berpura-pura menolak perkataan peramal itu.
Permaisuri juga setuju dengan ucapan nyonya Lou, tapi setelah peramal itu akan pergi satu katanya membuat permaisuri ragu.
" Kalian tidak perduli kedamaian negeri ini, hanya karena kebahagiaan orang tersebut. Ini juga sudah takdir orang itu, hanya gadis itu yang bisa menyelamatkan seluruh rakyat Bei "ucap peramal itu.
Setelah mengatakan itu, peramal itu langsung pergi dengan melepaskan bom asap seakan-akan dia pergi tanpa jejak.
Setelah pertemuan mereka berdua di kuil,permaisuri dan nyonya Lou merencanakan sesuatu agar Bai he dan Yu chen tidak bisa lepas dari hubungan mereka.
Karena pernikahan dengan negeri Lou yan sebelum pernikahan Fan yu dan Yu chen, maka rencana mereka akan di jalankan saat acara jamuan di istana untuk keluarga Lou.
Permaisuri juga meminta agar Kaisar tidak tahu masalah ini, setelah itu permaisuri kembali ke istana nya dan nyonya Lou kembali dari kuil dengan suasana hati yang bahagia.
Rencana pertukaran pernikahan mereka berhasil, dan setelah sampai di kediaman keluarga Lou. Nyonya Lou langsung pergi ke kamar Bai he, menceritakan rencana mereka telah berhasil.
Bai he pun kembali bersemangat, dia tidak perlu menikah dengan pangeran negeri lain.
"Tapi ibu, bagaimana cara menjauhkan kak Fan yu? " Tanya Bai he.
"Kamu tenang saja!, permaisuri yang akan mengurus dirinya. Jika didepan permaisuri Fan yu akan menurunkan kewaspadaan nya" Jawab nyonya Lou.
Bai he pun menyerahkan semuanya kepada ibunya, dan yang dia inginkan adalah mimpinya terwujud walaupun harus mengorbankan Fan yu.
Hari perjamuan telah tiba, keluarga Lou semuanya bersiap-siap pergi kecuali nenek Fan yu. Karena usianya sudah lanjut, dia memutuskan untuk di rumah saja.
Hari itu Fan yu juga tidak senang, karena pengumuman kalau dia adalah putri mahkota akan di umumkan didepan seluruh undangan pesta tersebut.
Fan yu yang tampil memukau, lain dari hari biasanya. Dengan menggunakan pakaian mewah putih kemerahan, dengan bordiran bunga kecil dengan benang emas.
Pakaian itu hadiah dari istana untuk acara penting tersebut, dengan hiasan rambut yang mewah tapi tetap sederhana.
Penampilan Fan yu seperti putri raja malam ini, tapi kecantikannya ternodai karena dia tidak tersenyum bahagia diwajahnya.
"Nona,jangan dipasang wajah seperti itu! " Seru Xie.
"Iya.., dasar cerewet! " Jawab Fan yu.
Fan yu berusaha untuk memasang tersenyum nya, walaupun dihatinya masih ragu menjadi putri mahkota.
Akhirnya kereta kuda milik keluarga Lou berangkat ke istana, kereta para pejabat dan bangsawan pergi ke istana untuk menghadiri undangan Kaisar.
Saat kereta Fan yu masuk ke dalam istana, lalu Fan yu melangkahkan kakinya untuk pertama kali di istana.
Fan yu melihat istana begitu luas, seperti yang dia lihat di drama tv.Dia sudah tidak terlalu heran, dengan tatapan sedih Fan yu berbicara dalam hatinya.
'ini akan menjadi penjarakan, sebuah sangkar emas yang sulit yang diimpikan oleh seluruh orang di zaman ini'.
Tiba-tiba dayang permaisuri datang menemui Fan yu, dia lalu memberi hormat kepada Fan yu dan keluarganya.
"Saya menyampaikan pesan kepada nona Fan yu dari permaisuri" Ucap dayang itu.
"Katakan!, apa pesan yang mulia kepada ku? " Tanya Fan yu.
"Permaisuri meminta anda menemuinya sebelum masuk ke dalam aula utama" Jawab dayang itu.
Mendengar ucapan itu tuan Lou memerintahkan Fan yu untuk segera menemui permaisuri, begitu juga ibu tirinya mendesak segera menemuinya.
Akhirnya Fan yu mengikuti dayang itu, dan keluarga Fan yu yang lain berjalan memasuki aula pesta.
Saat berjalan ke aula pesta mata mereka dimanjakan dengan cahaya lentera sutra merah keemasan yang menggantung di setiap tiang, menyebarkan sinar yang lembut.
Saat langkah mereka memasuki Aula utama,mereka melihat tempat jamuan digelar begitu luas, lantainya berlapis batu giok hijau dan putih, sementara pilar-pilar tinggi dihiasi ukiran naga emas yang melilit naik hingga langit-langit berlukiskan awan dan burung phoenix.
Dan di tengah aula, meja jamuan panjang berbentuk huruf U terhampar, penuh dengan hidangan mewah khas kekaisaran.
Wadah porselen halus bergambar bunga teratai menampung sup sarang burung, bebek panggang berlapis madu disajikan utuh di piring perak, dan dim sum mungil tertata rapi seperti karya seni.
Para selir dan tamu bangsawan duduk bersimpuh di atas bantal sutra, mengenakan jubah brokat yang menjuntai lembut, hiasan kepala berkilauan di bawah cahaya lentera. Musik petikan gu zheng dan seruling bambu mengalun merdu, mengiringi tarian lembut dari dayang-dayang istana yang berselendang tipis, bergerak seperti angin yang menari di musim semi untuk menyambut tamu Kaisar.
Kaisar duduk di kursi tertinggi, di atas panggung kecil berlapis permadani merah dan emas sambil menikmati tarian dan musik yang dilakukan para dayang serta pemusik istana.
Di samping kursi Kaisar terdapat kursi permaisuri yang masih kosong, sementara para pejabat tinggi dan jenderal duduk teratur sesuai pangkat sedangkan keluarga Lou duduk sedikit menjauh dari pejabat tinggi di istana.
Suasana dipenuhi wibawa, namun juga hangat oleh tawa sopan, dan aroma dupa kayu cendana melayang di udara, menambah kesan suci pada perjamuan tersebut.
Nyonya Lou sebelum duduk di kursinya menarik tangan Bai he, dan membisikkan sesuatu di telinganya.
Bai he pun terkejut, dengan mata melotot dan memandang tajam kearah ibunya.