NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:106.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 | Ketenangan yang diganggu

Lidya berjalan didepan sedangkan Ernest senantiasa mengikuti. Seperti biasa tidak ada yang membuka obrolan. Lidya yang malas dan Ernest yang canggung.

Namun sepertinya kali ini ada yang tak tahan dengan keheningan ini. Ernest menggaruk hidungnya gatal lalu melangkah cepat mengimbangi Lidya.

"Oh ya, namamu Gricella, bukan?" Tanya Ernest dengan wajah riangnya

Lidya berhenti, alisnya terangkat sebelah melihat bocah didepannya yang membungkuk lalu mencium punggung tangannya. Dia mendongak menatap Lidya dengan senyum jahilnya "Kalau tidak salah kita belum berkenalan secara resmi. Aku Ernest Virco Eduargo, pangeran mahkota kerajaan Eduargo, kau bisa memanggilku Ernest." Ucapnya yang terdengar seolah membanggakan dirinya didepan Lidya

'Sudah tau!' maki Lidya dalam hati.

Namun Lidya masih tau diri, dia tersenyum "salam kenal, Ernest. Seperti yang Anda tau nama saya Gricella, untuk kepanjangan nya tidak penting karena yang perlu anda tau hanya Gricella saja." Ucapnya lalu berjalan meninggalkan Ernest yang mematung seolah kehabisan kata-kata.

Lidya tiba-tiba berhenti, menoleh sebentar lalu tersenyum "Dan oh! Tentu saja panggil aku Gricella." Ucapnya tanpa dosa lalu kembali melangkah meninggalkan Ernest dibelakang.

Ernest berbalik, menatap punggung Lidya yang menjauh lalu tersenyum "Berbeda!" Gumamnya senang dan segera mengejar Lidya.

...-oOo-...

"Gricella tempat apa ini?"

Lidya menjawabnya dengan malas "Karena tidak ada ayam disini, tentu saja ini kandang kuda, bukan kandang singa."

Ernest mangut seolah mengerti "kenapa jika ada ayam disebut kandang singa?"

Lidya menjawab masih dengan senyum lelahnya "entahlah pangeran saya hanya asal bicara tadi, jangan terlalu dipikirkan."

"Tapi aku sudah terlanjur kepikiran." Ucapnya cepat. Lalu seolah ide telah muncul, Ernest berkata dengan semangat "Mungkin jika kau punya kandang ayam, namanya akan menjadi kandang singa! Ya pasti begitu!" Lanjutnya semakin nyeleneh.

Lidya tersenyum semakin lebar 'Apa sejak awal anak ini berniat memancing musuh?!' geram Lidya semakin kesal

Lidya berpikir dengan keras cara untuk mengalihkan pembicaraan ini "Pangeran, apakah pangeran merasa sudah lelah? Kita sudah berkeliling sangat lama, saya khawatir anda akan sakit bila kelelahan." Jelas Lidya dengan raut khawatir.

Ernest terlihat berpikir "kurasa aku memang sedikit lelah."

Senyum Lidya semakin lebar "bagaimana kalau kita hentikan ini lalu beristirahat." Dan setelah itu pulanglah! Waktu santai ku hilang gara-gara bocah sepertimu! Batinnya senang dengan senyum yang semakin lebar

Ernest nampak menimang sebentar, seakan mendapat pencerahan, matanya berbinar senang.

"Bagaimana kalau kita menikmati camilan dan teh di taman tempat kau tidur sebelumnya? Tempat itu sangat indah dan menenangkan. Aku yakin setelah beristirahat sebentar di sana energiku akan cepat pulih lalu kita bisa lanjut berkeliling." Usulnya yang disambut seluruh makian penghuni kebun binatang yang diingat oleh Lidya

'Mati saja kau sialan!'

...-oOo-...

Disinilah mereka, menikmati pemandangan dengan segelas teh Camomile dan segunung makanan kering. Lidya memandang lelah para pelayan yang mengantar kue kue ini.

Lidya jadi mengingat saat dia berdoa untuk mempertahankan ketenangannya disini. Dia membuang nafasnya pelan

'Sepertinya doa pertamaku selama setahun tidak dikabulkan, justru aku mendapat azab karena tidak berdoa selama setahun.'

'Tuhan memang adil TT.'

"Silahkan dinikmati, pangeran." Ucap para pelayan lalu pergi.

Lidya tidak mengambil pusing mereka yang tidak menawarinya juga. Toh ini sudah biasa, justru akan susah baginya menahan tawa sinis yang selama ini dia tahan bila melihat sikap mereka yang tiba-tiba berubah.

Namun pemikiran itu tidak sampai pada pangeran kita satu ini.

"Apakah para pelayan kediaman Duke tidak pernah diajari tata krama seorang pelayan?!" Geram nya kesal.

"Jelas-jelas ada nona mereka disini, namun menoleh pun tidak!" Ernest terlihat berapi-api. Jelas sekali api kemarahan yang berkobar dari matanya

Lidya tersenyum menanggapi "tidak perlu kesal, pangeran. Ini sudah biasa terjadi, karena itu tidak perlu terlalu dipikirkan." Ucapnya mencoba menenangkan masalah

Pangeran bangkit secara tiba-tiba "tidak bisa begitu! Sikap mereka yang seperti itu sama saja merendahkan sahabat sekaligus nona kediaman ini!"

Ernest berniat pergi yang Lidya tebak selanjutnya akan Memper-runyam masalah disini, namun Lidya tentu tidak akan membiarkannya. Karena belum sempat Ernest pergi, suara Lidya berhasil membuatnya terdiam.

"Satu langkah anda meninggalkan tempat ini, maka jalan-jalan kita akan selesai pangeran." Ancam Lidya masih dengan tenang menyesap tehnya.

Berbeda dengan Lidya yang tenang, Ernest sendiri menatap tajam gadis didepannya.

"Kau mengancam ku?" Geram Ernest tertahankan

"Maafkan kelancangan saya, pangeran, tetapi saya benar tidak apa. Jika anda berpikir bahwa saya hanya diam saat diperlakukan seperti itu, maka anda salah. Karena saya sudah menyiapkan rencana khusus untuk menghukum mereka nanti."

Ada saatnya membalas mereka. Tapi itu tidak sekarang

Lidya bangkit melangkah mendekati Ernest, tepat dihadapannya dia berhenti.

"Saya sangat senang dengan niat baik pangeran yang ingin membantu saya, tetapi sekali lagi maaf karena saya tidak butuh bantuan anda. Jadi mohon, anda tidak perlu ikut campur mengenai masalah ini, biarkan semua berjalan semestinya agar saya dapat memulai rencana saya."

Lidya memandang dingin Ernest yang menatapnya tajam lalu memilih pergi meninggalkan Ernest yang masih setia menatap punggungnya.

Ernest sendiri masih diam tidak menyangka akan mendapat teguran keras seperti itu. Hey, dia seorang pangeran lho.. Pangeran mahkota sebuah kerajaan! Dan kenapa rasanya ia seperti tak dihargai disini?

Ernest kemudian terduduk mengingat semuanya. Dengan wajah yang semakin menampilkan seringai lebar mengerikan dengan menatap kepergian gadis itu.

"Dia benar-benar berbeda!" Gumamnya bersemangat.

...-oOo-...

"Terimakasih Duke, seharusnya kau tidak perlu repot-repot mengantar kami seperti ini."

"Sudah menjadi tugas saya, yang mulia."

Raja dan ratu tersenyum "hah.. Seperti biasa ya.. Terlalu kaku!"

Lalu pandangan mereka beralih pada 2 Abg ini.. Ernest yang senantiasa menatap Lidya dan Lidya yang tidak berniat membalas tatapannya. Terlihat sekali penolakan yang kentara disini.

Sang ratu tersenyum "apa tidak ada yang ingin dikatakan sebelum kita pergi?" Tawarnya

Seperti biasa Ernest berdehem canggung "aku sangat menikmati kunjungan ini, terimakasih." Ucapnya diiringi senyuman manis

Mau tak mau Lidya harus menatapnya "anda berlebihan, itu sudah menjadi tugas saya, yang mulia." Ucap Lidya disertai senyuman Terpaksa!

"Tidak, datanglah ke istana ku, aku dengan senang hati akan mengajakmu berkeliling. Ku Pastikan kediaman ku tidak kalah besarnya dari tempatmu ini." Ucap Ernest semangat yang dibalas senyum lemah Lidya disampingnya

"Akan saya pikirkan." Putus Lidya menolak tatapan penuh harap anak didepan nya.

Cepatlah pergi bodoh! Aku ingin segera bersantai setelah kau pergi!

"Sudah selesai?" Tanya raja mendekati mereka.

"Tunggu, sebentar lagi." Balas Ernest panik

Ernest menatapnya dalam, dia terlihat sedikit gugup "ehem.. Gricella, sebelum pergi aku ada satu permintaan untukmu, maukah kau kabulkan?" Tanya Ernest penuh harap.

"Suatu kewajiban bagi saya, pangeran." Ucap Lidya seraya membungkuk mengangkat sedikit gaunnya

Awas saja merepotkan!

Ernest terlihat menggaruk hidungnya gatal "ee.. Tolong kedepannya jangan panggil aku pangeran, aku merasa hubungan kita seperti orang asing dengan kau memanggilku pangeran. Ingat jangan terlalu formal, kita kan sahabat."

Sebelah alis Lidya terangkat "sahabat?"

Ernest tersenyum "ya, kau sahabatku sejak kau mengantar ku yang tersesat."

Lidya mangut "hanya tidak memanggilmu pangeran? Lalu aku harus memanggilmu apa?"

Ernest menjawab masih dengan senyumnya "panggil namaku, Ernest."

Setelah menimang sebentar, menatap duke yang mengangguk menyetujui Lidya pun mau tak-mau ikut menyetujui "Baiklah" Ucapnya. Lagipula ini tidak susah, batinnya.

Ernest tersenyum puas mendengarnya.

"Jadi sudah selesai?" Tanya raja dibalas anggukan singkat dari Ernest.

"Kalau begitu kita kembali." Raja mengangguk singkat kearah Duke lalu masuk ke kereta kuda, disusul sang ratu dibelakangnya yang tersenyum kearah Lidya dan tentu saja dibalas, dengan terpaksa.

Ernest masuk paling terakhir. Baru sebentar masuk, Kepalanya menyembul keluar lalu berteriak nyaring "Aku akan mengunjungimu dalam waktu dekat, jadi tunggu aku!"

Apa benar dia seorang pangeran? Kenapa tidak ada wibawa pangeran dari tubuhnya?! 

"Tentu saja, Hati-hati pange--."

"ERNESTT!!" Potongnya dari kereta.

Lidya tak bisa menahan senyum kesalnya "--maksudku Ernest. Aku akan menunggu kedatanganmu."

Lidya melambaikan tangannya mengantar kepergian kereta kuda itu. Setelah kereta hilang sepenuhnya, Lidya mendesah lega.

'Akhirnya penderitaan ku selesai. Definisi mimpi buruk yang sebenarnya.'

"Kau dekat dengan bocah itu?" Tanya Duke tiba-tiba.

"Tidak." Jawab Lidya tanpa ragu

Namun Alverd nampak tak percaya "Tapi yang kulihat tidak begitu."

"Anda ingin mendengar sebuah kejujuran?" Tanya Lidya mendongak demi menatap wajah ayah angkat nya. Dia sangat kesal sekarang, setelah direpotkan seharian ada apa lagi dengan pria sialan yang sayangnya ayah tampannya ini mengajak nya bicara.

Duke terdiam sebentar lalu berucap "katakan." Titahnya

"Saya hanya melakukan tugas saya dan tidak ada maksud tertentu didalamnya. Semua yang saya lakukan adalah formalitas yang tidak pernah anda lakukan selama ini dengan alasan merepotkan." Jelas Lidya tanpa takut ucapannya akan membuat orang didepannya marah. Apa kalian mengerti maksud perkataannya?

Duke diam sejenak mendengar nya lalu tiba-tiba mengangguk puas

"Bagus!" Ucapnya disertai senyuman tipis

Lidya terkejut saat dengan santainya Duke menepuk pucuk kepalanya.

"Lanjutkan! Tetap seperti ini," Ucapnya lalu menatap Hendrick

"Ayo." Alverd melangkah meninggalkan tempat itu disusul Hendrick dibelakangnya.

"Nona hebat." Ucap Hendrick dengan 2 jempol diberikan padanya.

'Dia pikir aku anak kecil?!'

Lalu mereka semua meninggalkannya di sana sendiri. Lidya terdiam dengan tangan meraba kepalanya. Ada apa dengan perasaannya? Perasaan bahagia ini, apa milik Gricella asli? Atau miliknya?

Yang manapun pemiliknya, namun entah kenapa Lidya merasa....

Senang.

...-oOo-...

Tuk tak.. Tuk tak..

"Putraku.. "

Ernest tersentak "--ah! Ya?

Ibunya tersenyum "Apa yang sedang kau pikirkan, kau terlihat banyak diam setelah kembali dari sana?"

Ernest kembali terdiam "bukan apa-apa." Jawabnya

Sang ibu tersenyum menggoda "apa ini tentang putri angkat Duke? Kau tertarik padanya?"

Ernest memejamkan matanya "apa terlihat jelas?" ucapnya tanpa berniat menutupi

Ratu pun tertawa mendengarnya lalu dengan jahil menatap suaminya "hey sayang.. Lihatlah wajah putramu ketika jatuh cinta. Bukankah putra kita sangat menggemaskan?"

Sang Raja tersenyum "yahh begitulah dia, persis sepertiku dulu."

Mendengarnya membuat Ernest mendengus.

"Kalian salah, ini belum ke tahap cinta. Aku hanya sedikit tertarik padanya."

Senyum ratu semakin lebar "oh ya, kau yakin?" Godanya semangat.

"Y--ya tentu saja."

Ratu kembali tertawa halus "kau tidak perlu malu putraku, jika pun benar kau hanya tertarik maka tidak lama lagi kau akan jatuh cinta. Ibu tau itu. Lagipula ibu juga tertarik padanya."

Matanya melirik suaminya "bukankah kau juga menyadarinya sayang?"

"Gadis itu terganggu dengan kita, jadi rasanya senang sekali saat gadis itu menampilkan Ekspresi menahan kesal karena permintaan kita."

Raja tersenyum "aku juga berpikir begitu."

"Sudah kuduga kalian semua menyadarinya."

Ratu tiba-tiba terpikirkan satu hal "Ah jangan bilang selama dengannya kau terus terusan mengganggunya?"

Ernest mengangkat bahunya santai "begitulah.. "

Ratu menutup mulutnya terkejut "astaga pantas saja wajahnya terlihat kesal saat menatapmu, dia pasti membencimu."

Ernest tersenyum "tidak masalah, lagipula aku seorang pangeran mahkota ditambah lagi statusnya yang sebagai sahabatku membuatnya tak bisa menolak kedatangan ku nanti." Ucapnya dengan seringaian disudut bibirnya

"Yah.. Itu baru putraku."

Ernest menatap keluar jendela, ingatannya berpindah saat dimana ia melihat seorang gadis yang tertidur di taman. Sebenarnya dia hanya iseng lalu mengganggunya, namun diluar dugaan raut kesal gadis itu sangat lucu. Tanpa sadar ia berkata bahwa ia tersesat.

Dan dia semakin tertarik saat melihat tingkahnya didepan ayah dan ibunya yang berstatus raja dan ratu. Biasanya para manusia akan menjilat ibunya dan bertingkah baik untuk menyenangkan, sedangkan gadis ini malah bertingkah baik demi menghindar dari sana. Dan melihat wajahnya yang selalu menahan kesal itu rasanya sangat lucu.

Dari sana dia ingin sedikit mengenal gadis itu. Selama dijalan tak henti-hentinya dia membuat gadis itu kesal, dia sengaja banyak bertanya demi melihat wajah kesal gadis itu yang menurutnya menggemaskan. Bahkan alasan tanah coklat pun ditanyainya.

Kenapa tanah berwarna coklat? Kenapa tidak biru atau mungkin ungu biar terlihat lebih berwarna dan tidak monoton?

Aku tidak tau, dari sananya begitu. Jika aku tuhan, akan ku buat tanah ini bermotif polkadot.

Kenapa?

Agar kau puas, polkadot tidak monoton kan?

Sampai pada akhirnya kejadian pelayan itu. Ia pikir gadis itu akan berpura-pura tersakiti layaknya nona bangsawan lemah pada umumnya, namun diluar dugaan, gadis itu justru mengancam dan memperingati nya.

Jangan salahkan dia jika ia semakin tertarik.

Bukannya dia tak pernah mendengar rumor tentang gadis itu. Nama Duke Alverd sudah tak asing bagi semua orang jadi wajar jika putri satu-satunya selalu menempati urutan teratas pencarian berita-berita dan selalu jadi bahan gosip setiap bangsawan.

Tentu saja dia juga mendengar rumornya.

Namun semua rumor itu langsung hancur saat melihat wajah cantik itu menatapnya datar saat di taman.

Sungguh dia bersumpah demi ayahnya yang tidak mandi 5 hari bahwa semua rumor itu benar-benar berbeda dari apa yang terlihat.

Memang benar jangan percaya pada kabar burung

Lihat dulu aslinya baru menyimpulkan.

Jangan jadi korban gosip selanjutnya, cukup ia saja. Tapi Ernest meragukan pemikiran nya.

'Semua orang sudah dicuci otaknya dengan rumor ini. Jika ada yang menyebut nama Gricella atau putri angkat Duke, pasti yang terpikirkan adalah gadis pemalu yang tidak mengerti etika.'

Ernest tersenyum sinis lalu bergumam pelan "yahh biarkan saja mereka, akan jadi tontonan menarik saat seluruh Kekaisaran tau wujud asli putri yang mereka ejek itu bersinar." Gumamnya yang hanya bisa didengar diri sendiri.

'Aku yakin, ketika semua orang melihat perubahannya, bukan tidak mungkin namanya akan muncul pada pencarian teratas seluruh Kekaisaran. Karena dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki semua orang.'

Ernest bersandar lalu memejamkan matanya.

'Kemampuan menjadi pusat perhatian.'

.

.

.

To be continued_

1
Aku siapa?
kaisar nya lucu cuyy
Aku siapa?
hhh..
Aku siapa?
ilustrasi ny lucu thorr
Aku siapa?
iya imut banget, minta satu lah~
Aku siapa?
wihh bakal jadi temen baru tuh
Saulia Aulia
Ditunggu kelanjutannya thorr!! Jangan nyerah sama tugas dan komentar negatif cerita ini ya.. Semangat!! ❤‍🔥
Saulia Aulia
🤣lucu banget kalian
Ririn Santi
hihi... gadis kecil seperti Lidya tentu lebih memprioritaskan pd karir dan mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dong ketimbang cari jodoh, kita lihat trik trik para lebah menarik perhatiannya
Grey
kan bener Alan emang si Alan 😂🤣
Chauli Maulidiah
lanjuut thoorrr..

dan jgn bikin cerita baru dl.

selesain tugas, trs lanjut up yg banyak ya..
Sintia nisa
😭 posenya aja bikin ngakak, ditambah gambar kucingnya😭😭 capekk
Sintia nisa
ngakak aku thor
Sintia nisa
🤣🤣 gambarnya dapet dari mana thor
Sintia nisa
hahaha nampak pasrah sekali kamu hydor
Atiilysaiff_
Para bebeb semua... bentar ya, bab yg othor buat terakhir dgn episode yg paling panjang malah gk lulus review😭😭😭
Atiilysaiff_: KESALLLLL!! DAH NULIS SUSAH SUSAH MALAH GAK TER-UPPLODE
total 1 replies
dewi_oetari14
kayak Harry Potter donk
Danang Kurniawan
perasaan sudah lebih 1minggu thor.. jangan php dungs...
Atiilysaiff_: Udah up tuh~
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
sorry cerita nya gak menarik, terlalu bertele tele, lalu kenapa bisa pembicaraan pangeran mahkota kepada gricella ini, cerita cupu skippp duluu
Atiilysaiff_: Maaf kalau ceritanya kurang memuaskan ya kak. Saya sebagai Author cerita ini kurang menyadari banyaknya kekurangan pada karakter dan jalan cerita ini pada awalnya. Namun setelah semua kritik kalian termasuk kakak, saya akhirnya menyadari letak kesalahan saya membuat cerita ini.

Terlepas dari itu terimakasih karena sudah singgah di cerita ini walau hanya beberapa bab saja. Saya berharap kakak bisa mampir lagi ke cerita ini saat cerita ini sudah diperbaiki (revisi) menjadi lebih baik.

Oh ya Ngomong-ngomong orang yang muncul di episode ini berbeda dari putra mahkota yang muncul di beberapa episode sebelumnya. Putra mahkota Kekaisaran bernama Kaysen sedangkan yang muncul di episode ini namanya Ernest. Gelar mereka berbeda, Kaysen Putra Mahkota Kekaisaran sedangkan Ernest pangeran mahkota kerajaan. Dan jelas yang paling tinggi gelar nya adalah Kaysen sebagai putra mahkota Kekaisaran. Cmiww
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
cerita nya terlalu banyak penjelasaan, terlalu banyak bicara, kenapa gak sat..sett..aja ini lambat gerakan,,, jangan sampai cupu lah setelah bertransmigrasi
Atiilysaiff_: Iya.. belum diperbaiki soalnya. Tapi tenang aja, makin lama penulisan author semakin baik kok. Terlepas dari ceritanya yang memang cukup membosankan, author jamin dipertengahan nanti keseruannya baru akan dapat😘
total 1 replies
Marwiyah Ningsih S
semoga aja gak cuman 1 orang yang transmigrasi, jangan sampe satu kampung ikut juga transmigrasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!