Lily: Rahasia Gadis Kampung.

"Bagaimana kalau kau mengajak Lily untuk melihat proses pembuatan video klip lagumu, atau apapun itu, agar wawasan Lily bisa bertambah," ucap Eko dengan sumringah.

"Pa... kalau dia ikut, bisa terjadi masalah lagi," timpal Daren dengan melirik ke arah Lily yang hanya sibuk menikmati makanan yang berada di piringnya.

"Betul sekali, Papa meminta gadis kampung ini ikut, itu bisa membuat Daren malu, Pa." timpal Nyonya Helsi cepat.

"Menurutku, mengajak Lily untuk menambah wawasannya itu sangat bagus, tapi kegiatan seperti itu sangat membosankan, bagaimana kalau Lily ikut denganku keluar kota melihat pekerjaan yang aku lakukan sangat menyenangkan," timpal Bagas dengan memberikan makanan ke atas piring Lily.

Agam melihat itu segera menerima makanan yang harusnya diletakkan di atas piring milik Lily, kini makanan tersebut berada di atas piring Agam.

Agam menyimpan piringnya kembali dan menjelaskan bahwa cuaca saat ini sering berubah, terlebih lagi melakukan perjalanan jauh ke luar kota.

"Lebih baik, Lily di rumah saja," ucap Agam.

"Lily akan ikut Daren, bagaimana menurutmu Lily?" tanya Eko lembut.

Lily terlihat berpikir, tapi dia sebenarnya hanya pura-pura, dia ingin melihat reaksi Agam dan juga Bagas.

Lily menjelaskan bahwa seharian di kantor memang membosankan, membuat Agam melirik ke arahnya dan berpikir jika mungkin saja Lily sudah bosan melihatnya di kantor.

Bagas mendengar itu tersenyum penuh kemenangan, dia yakin bahwa memang Agam sudah menyukai Lily.

"Targetku memang sudah tepat."

Daren mengusap kepalannya yang tidak sakit. Dia benar-benar merasa kesal dengan keadaan saat itu, terlebih lagi Lily memilih untuk ikut dengannya.

...----------------...

Studio Rekaman.

Lily melihat semua persiapan para kru dan mendengar lagu yang akan Daren nyanyikan. Daren mengganti pakaian yang akan dikenakan dan juga dia sibuk di rias oleh profesional make up.

"Nada suara untuk akhir lagu, itu harusnya kau menggunakan nada rendah, jangan ditekan," jelas Lily mendekati Daren.

"Hm, seprtinya kau terdengar lebih paham tentang tangga nada," jelas Daren.

Sutradara telah meminta beberapa kru bersiap karena tidak lama lagi, kamera akan siap. Seluruh kru berlarian untuk mengerjakan tugas masing-masing. Tiba-tiba salah satu kru mendekat dan memberitahu sutradara, jika artis untuk pemeran di video klip sedang kecelakaan.

"Apa?!"

Sutradara kemudian mengusap kepalanya kasar, semua persiapan sudah lengkap. TIba-tiba amukan sutradara reda saat matanya tertuju pada Lily yang berdiri tidak jauh dari Daren.

Dia mendekati Lily.

"Aku minta bantuanmu, bisakah kau menggantikan artis tersebut?"

"Apa?!" Daren dan Lily syok bersamaan.

Sutradara menjelaskan, adegan yang akan dilakukan Lily hanya mudah, sedikit melakukan dance dan selanjutnya mengikuti arahan sutradara di belakang kamera.

"Lily jangan membuat video klipku hancur," ucap Daren.

Lily tersenyum sinis.

"Semuanya bersiap," teriak sutradara.

Lily diarahkan untuk mengganti gaun sesuai dengan tema lagu, tidak berlang lama dia keluar menggunakan gaun putih membuat Daren terpesona.

Lily melambaikan tangan di hadapan wajah Daren untuk menyadarkannya.

"Hei, ada apa?"

"Tidak ada!" Ucap Daren spontan dan melangkah segera ke depan kamera.

Lily pun ikut. Sutradara sudah memberikan aba-aba.

"Kamera... rolling... action..."

Lagu mulai mengalun indah, Daren pun sesuai konsep sudah melakukan tugasnya, dia bernyanyi sesuai lirik dan sesekali dance. Tiba-tiba giliran Lily yang ternyata sangat hebat mengimbangi tarian Daren. DIa bahkan terlihat lebih profesioanl dibidangnya.

Gerakan terakhir dari lagu adalah, mereka akan saling menatap dan berpelukan.

Lagu terhenti, seluruh kru bersorak bertepuk tangan, begitupun dengan sutradara yang merasa Lily adalah rekan terbaik untuk Daren.

Daren mengambil langkah sedikit menjauh dari Lily.

"Ada apa? Kau takut denganku?" tanya Lily.

"Aku tidak takut, aku hanya khawatir kau terlalu mendalami peran dan akhirnya kau mencintaiku? Aku harus bagaimana?" ucap Daren.

Lily hanya menggelengkan kepalanya dan tidak percaya dengan apa yang dipikirkan Daren saat itu.

"Sepertinya bocah ini paling menyebalkan di keluarga Barata," batin Lily.

Sutradara mendekat dan meminta Lily untuk merekam suaranya, karena dalam lirik lagu Daren dia membutuhkan suara wanita untuk menambah lirik.

"Tidak, tidak. Suaranya sumbang, nanti dia merusak laguku," ucap Daren.

"Aku? Merusak lagumu?" tanya Lily dengan sinis.

Dia kemudian meminta sutradara menujukan jalannya untuk rekaman suara, dia bisa menjamin jika suaranya tidak seprti yang Daren tuduhkan.

...----------------...

Esok hari.

Di perusahaan Barata Corp.

Agam sudah mendapatkan informasi tentang lagu terbaru Daren yang sudah rilis. Dia segera membuka laptopnya dan melihat chanel milik Daren. Dia mendengar lagu dan video secara keseluruhan dan juga, Agam membaca komentar yang berada di video tersebut.

Para netizen memuji Lily dan menjodohkan mereka berdua karena terlihat cocok. Tapi banyak yang mengatakan juga bahwa suara Lily mirip dengan penyayi 'She' yang sudah terkenal suaranya tapi wujudnya sangat misterius, dia hanya menyanyi di sosial media tanpa menampilkan wajahnya.

"Kakak kau harus membantu aku," ucap Daren yang tiba-tiba memasuki ruangan bersama dengan Lily di belakangnya.

Daren menjelaskan jika penjualan albumnya buruk, lagu yang rilis buatannya menjadi kontroversi karena semua netizen menganggapnya curang. Daren menggunakan suara 'She' untuk membuat lagunya laku, sedangkan para netizen tahu jika 'She' tidak pernah muncul di permukaan menampilkan dirinya.

"Ini semua gara-gara kau!" ucap Daren dengan menatap Lily.

Lily hanya tersenyum dan duduk di sebuah sofa,

"Bukannya hari itu kau dengar sendiri saat kita rekaman? Bahkan kau menyetujuinya begitu saja, kenapa sekarang kau menyalahkanku? Hanya karena suaraku mirip dengan penyanyi itu."

Agam diam berpikir, dia merasa curiga dengan Lily, terlebih lagi penyanyi yang 'She' tidak ada yang tahu wajahnya seperti apa.

"Apa mungkin... dia?" batin Agam.

"Kalau menurutku, masalah ini bisa mereda jika LIly meminta maaf secara langsung melalui media sosial, agar..."

"Aku tidak akan melakukannya. Untuk apa meminta maaf tanpa melakukan kesalahan apa pun?" ucap Lily dengan memotong ucapan Sera.

Sera datang begitu saja dan mendengar perbincangan mereka terlebih dulu. Daren yang mendengar ucapan Sera pun tidak terima. Dia tidak ingin karena masalah dalam lagunya tapi mengorbankan orang lain.

"Aku tidak akan melimpahkan kesalahan kepada orang lain," ucap Daren.

"Hm, bocah ini walau menyebalkan dia punya sikap juga ternyata," batin Lily dengan tersenyum sinis, dia kembali meneguk minumannya dan menyilangkan kakinya.

"Tenang saja, aku yang akan mencari solusinya,"

"Solusi yang seperti apa? Apakah dengan mengakui di hadapan publik bahwa kau adalah She? SIapa yang akan percaya?" ucap Sera sinis dengan menyilangkan tangannya di dada.

"Aku memang dia," ucap Lily.

Ddddrrrttttt

Lily meraih ponselnya dan melihat pesan tersebut.

"Bos, ada seseorang yang membayar para netizen yang memberikan komentar jahat tentang album tersebut agar terjadi kontroversi."