NovelToon NovelToon
Annaisha

Annaisha

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: -Nul

Annaisha: Rumah Penuh Hangat" adalah sebuah kisah menyentuh tentang cinta dan kekuatan keluarga. Putra dan Syifa adalah pasangan yang penuh kasih sayang, berusaha memberikan yang terbaik bagi kedua anak mereka, Anna dan Kevin. Anna, yang mengidap autisme, menjadi pusat perhatian dan kasih sayang dalam keluarga ini.

Melalui momen-momen sederhana namun penuh makna, novel ini menggambarkan perjuangan dan kebahagiaan dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Dengan cinta yang tak kenal lelah, keluarga ini menghadapi tantangan sehari-hari dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan keluarga dan betapa kuatnya cinta dalam mengatasi segala rintangan. Bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah yang mengharukan dan penuh kehangatan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon -Nul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. She’s Gone

Lin berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan menenteng sebuah paperbag. Perempuan dengan rambut tergerai panjang itu memandang lurus ke depan, dengan ketukan sepatu yang terdengar sepanjang ia melangkah.

Membuka pintu ruang inap di ujung koridor, pandangannya langsung tertuju pada Putra yang tengah makan dan disuapi oleh istrinya. Menyapa? Tentu tidak. Ia masih kesal jika mengingat pertengkaran mereka beberapa waktu lalu, namun mendadak biasa saja ketika membawa Putra ke rumah sakit.

Menarik kursi di salah satu sisi ranjang Putra, Lin meletakkan paperbag itu di atas nakas. Perempuan itu menatap kakaknya dengan penuh rasa iba.

"Mas, aku ada kerjaan di luar kota selama beberapa hari. Jadi Anna sama Kevin nggak ada yang jagain di rumah," keluh Lin mencurahkan kegundahannya. Seusai resign dari pekerjaannya di Amerika, nyatanya Perempuan itu dengan mudah mendapat job di Indonesia. Namun jika harus meninggalkan keponakannya di rumah sendirian, ia merasa berat hati.

"Kamu pergi aja, biar anak-anak di rumah sama Syifa. Lagipun, aku nggak perlu ditunggu setiap hari kok, mungkin beberapa hari lagi aku juga bisa keluar dari rumah sakit," balas lelaki itu memberi solusi. Ia juga tak sampai hati untuk meminta adiknya mengesampingkan pekerjaan demi menjaga anak-anaknya.

Putra merasa, ia dan Syifa juga masih mampu jika mengurus Anna dan Kevin hanya berdua. "Mas Putra benar, Lin. Biar aku yang nungguin anak-anak di rumah, kalau aku lagi jenguk Mas Putra, ada Bu Laras yang mau menjaga mereka kok," sahut Syifa ikut angkat bicara.

Mendengar jawaban itu membuat Lin sedikit lega, setidaknya ia tidak khawatir Anna dan Kevin akan kesepian di rumah. "Yaudah kalau begitu. Beneran ya aman kalau aku tinggal?" tanya perempuan itu memastikan sekali lagi.

Pada awalnya kedatangan Lin kemari ingin mengadukan perihal luka yang ia temukan pada tubuh keponakannya. Namun Syifa ternyata ada di ruangan ini, membuatnya urung untuk mengatakannya pada Putra. Lagipun, Lin masih belum mempunyai bukti bahwa Syifa lah yang menyakiti anak-anaknya.

Meskipun begitu, Lin yakin bahwa ini adalah indikasi adanya kekerasan pada anak.

"Anna sama Kevin nggak repotin kamu kan? Anna akhir-akhir ini memang susah makan, tapi lihat pesan kamu bahwa Anna makannya banyak banget, Mas jadi cukup lega," cetus Putra. Ia takut Anna maupun Kevin akan rewel jika tak ada orang tuanya, dan ia tak ingin merepotkan sang adik.

"Nggak lah, aku nggak pernah merasa direpotin. Gimanapun juga mereka keponakan aku, jadi udah wajar kan kalau aku ikut bantu?" tanya Lin yang mendapat anggukan persetujuan dari Syifa.

Putra tersenyum kecil, dalam lubuk hatinya ia merasa lega. Dibalik kondisinya yang tak berdaya seperti ini, keluarganya masih selalu ada untuknya. Walau hanya ada Lin, dan orang tuanya sudah meninggal sejak lama, Putra tetap merasa bersyukur.

🌙🪐✨️

Suara teriakan Syifa menggema memenuhi rumah yang terlihat sunyi itu. Para tetangga datang berbondong-bondong untuk mengecek kondisinya, yang mereka ketahui bahwa Putra sedang tidak ada di rumah.

Wanita itu terlihat keluar dari rumah dengan air mata yang bercucuran. Raungan penuh iba itu membuat siapa saja yang mendengarnya menaruh simpati, meski tak tahu apa yang terjadi dengannya.

Bu Laras, wanita yang selalu mengasuh Kevin dan Anna itu mendekat, memeluk tubuh kecil Syifa untuk membuatnya tenang. "Bu.. apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis histeris kaya gini?" tanya Bu Laras kebingungan. Belum ia temukan sebab mengapa Syifa belum bisa berhenti menangis.

"Anak saya.." Syifa berkata dengan terbata-bata. Menunjuk ke dalam rumah dengan pintu terbuka, dan ia yang masih sesenggukan. "Anak saya tenggelam, tolong..."

Sontak para warga yang mendengar ucapan itu segera berlari masuk menuju belakang rumah Syifa dimana ada sebuah kolam renang yang cukup dalam di sana.

Langkah mereka terhenti, kala melihat tubuh mungil Kevin yang berusaha meraih Anna yang sudah mengambang di atas air. Begitupun Syifa dan Bu Laras yang menyusul mereka masuk ke dalam sana.

Mengambil alih Kevin agar menjauh dari kolam renang, beberapa warga membantu menarik tubuh Anna agar keluar dari air. Memeriksa denyut dan nafas Anak perempuan itu, namun tak ada respon baik yang Anna tunjukkan.

Salah seorang warga yang berprofesi sebagai perawat memberi pertolongan pertama bagi Anna. Wanita itu terus memompa dada Syifa berharap denyut nadinya kembali normal.

"Kita bawa ke rumah sakit saja, Pak," saran Pak RT yang juga ada di lokasi kejadian.

Syifa semakin histeris begitu melihat tubuh Anna yang dibawa pergi. Menyiapkan mobil di depan rumah Syifa, mereka segera membawa masuk Anna yang basah kuyup di dalam mobil.

Bu Laras menoleh ke arah perawat itu, dan menghela nafas gusar begitu ia mendapat gelengan singkat. Anna mungkin tidak akan selamat. Namun ia tak ingin mengambil risiko dan menyatakan bahwa Anna telah meninggal, lebih baik mereka membawa Anna dulu ke rumah sakit.

Di dalam mobil sana, Syifa terus mengusap pipi Anna yang kini mulai terasa dingin. Menatap penuh luka pada anak perempuannya yang kini tak membuka mata. "Anna, ini Bunda. Bangun ya, Bunda nggak akan siap kalau kamu pergi ninggalin Bunda," gumam wanita itu dengan lirih.

Bu Laras mengusap bahu Syifa berupaya untuk membuatnya tegar. Walau ia sendiri merasa hancur begitu tahu bahwa anak yang sering ia jaga, ternyata telah pergi meninggalkannya.

"Bu Syifa, bagaimanapun keadaan Anna nanti. Ibu mohon kamu yang tabah, ya?" pesan Bu Laras sembari mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir membasahi pipi.

Tak dapat ia definisikan akan sehancur apa Putra jika mengetahui anak perempuannya akan datang padanya, namun dalam kondisi yang tidak bernyawa.

Tak lama, mereka sampai di rumah sakit yang sama, tempat Putra dirawat inap. Suster rumah sakit mengambil alih Anna dan meletakkannya di atas brangkar. Suara decitan brangkar itu terdengar di penjuru rumah sakit, membuat Syifa semakin sesak dan menyalahkan dirinya sendiri karena telah lalai menjadi seorang ibu.

Syifa berhenti di depan ruang UGD, menatap kosong ke dalam ruangan dimana Anna tengah mendapat penanganan di sana.

Ia tersentak kecil begitu merasakan genggaman pada jemarinya. Anna membalikkan tubuh, dan mendapati Putra berada di belakangnya. Tanpa kata, ia langsung memeluk tubuh lelaki itu, menumpahkan tangisnya di sana.

Tak ada yang lebih berat dari seorang ibu yang telah kehilangan anaknya. "Mas, maafin aku. Aku gagal jaga Anna. Dia kaya gini karena aku Mas," gumam wanita itu dengan lemah. Putra menggeleng, tak setuju dengan ucapan istrinya yang begitu merasa bersalah.

"Syifa, ini bukan salah kamu. Anak kita pasti akan baik-baik aja," lirih Putra sembari menyeka air matanya.

Perasaannya begitu hancur saat Bu Laras memberitahunya, bahwa Anna tenggelam di kolam renang rumahnya. Dan ia dibawa ke sini dalam kondisi tak sadarkan diri.

Dokter yang bertugas keluar dari UGD, membawa kabar duka atau harsa yang sangat dinantikan oleh orang-orang yang menangis di depan ruangan kala itu.

"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan putri Anda."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!