Gairah Sang Mantan

Aku masih berdiri mematung dan menahan rasa sakit yang tiba² dengan cairan yang keluar dari tubuhku. Ibu yang mendengar teriakanku seketika langsung berlari menghampiriku .

"Ada apa Mey? Apa yang terjadi? "

"perutku sakit sekali ibu.. ada cairan yang keluar dari tubuhku " histerisku dengan menahan rasa sakit yang datang tiba²

ibu yang mendengar perkataanku seketika langsung membopongku untuk duduk kembali di kursi .

"kamu tahan sebentar ibu akan memanggil tetangga untuk meminta tolong mengantar kamu ke rumah sakit !" dengan panik Ibu berlari keluar rumah .

Aku sudah tidak kuat menahannya ,aku merasakan kontraksi yang sangat kuat dan sepertinya janin yang ada di perutku segera memintaa keluar . Aku menangis kesakitan ,hingga akhirnya ibu datang bersama dengan orang yang akan mengantarku ke rumah sakit .

Sesampainya di rumah sakit aku langsung dilarikan ke ruang bersalin. Setelah Diperiksa ternyata masih pembukaan 1 , tapi sakit yang aku rasakan sudah tak tertahankan. Dokter akhirnya membuat keputusan bahwa aku harus menjalani operasi sesar , di karena kan posisi janin yang Sungsang dan juga air ketuban yang tidak mencukupi .

Mendengar hal itu Ibu langsung menyetujuinya dan menandatangani prosedur yang telah disiapkan .

"kamu yang kuat ya nak ,Kamu harus berjuang untuk keselamatanmu dan juga anakmu " ibu mencium keningku sebelum aku masuk ke ruang operasi.

20 menit setelah masuk ke ruang operasi , aku mendengar suara tangisan bayi ,seketika air mataku mengalir mendengar tangisan pertama anakku.

Setelah operasi selesai aku di pindah ke ruang rawat inap. Ibu menemui ku, mengusap pucuk kepalaku

"kamu sudah berjuang dengan baik nak, ibu tau kamu wanita yang kuat"

Aku tersenyum mendengar ucapan ibu

" ibu dan bayiku adalah semangatku"

" dia cantik , sama sepertimu.." setelah mengucapkan itu wajah ibu terlihat sedih

"ibu kenapa sedih? "

" merawat seorang anak tidak mudah mey, apalagi tanpa adanya suami yang mendampingi, tapi ibu janji.. Selama masih ada ibu, ibu akan selalu membantumu melewati semua proses itu" lalu memelukku

" Terima kasih ibu" suaraku tertahan

Ibu melepas pelukannya, mengusap air mataku dan melihat ke sosok bayi mungil yang ada di sebelah ranjangku.

"kamu sudah menyiapkan nama untuknya?" tanya ibu menatapku

" Raina Meisya putri " jawabku memandangi putri kecilku

" Raina.. " gumam ibu..

"nama yang cantik" sambil mengangkat cucu mungilnya dan di alihkan padaku

Ini pertama kalinya aku mendekap putriku, kuciumi seluruh wajahnya.. Ku amati dengan seksama, sungguh aku merasa bahagia melihatnya..

Kuambil hpku lalu ku abadikan momen pertama bersama Raina. Ku kirim pesan kepada siska dengan foto ku bersama Raina. Benar saja siska langsung menelfon dengan panggilan video.

Saking bahagianya siska , dia sampai menangis terharu melihat sosok mungil yang ada dalam gendonganku.

"Tunggu kakak siska ya adik kecil.. Nanti kakak akan jenguk kamu waktu libur" ucapnya pada Raina yang masih bayi

Aku terkekeh mendengar celoteh siska

" ingat umur.. Masa iya masih di panggil kakak sama Raina" godaku

" Aku kan masih seumuran sama kamu mey, masih 18 th, bedanya kamu udah jadi seorang ibu.. Kalo aku sih masih cocok aja di panggil kakak" protesnya

Ibu yang mendengarpun ikut tertawa.. Memang siska bisa mencairkan suasana dalam keadaan apapun.. Aku sangat bersyukur memiliki siska sebagai sahabatku.

"iya deh .. Iyaaa kakak siska bawel ih, aku jadi kebangun nih" ucap ku mengisyaratkan Raina bicara, saat tubuh Raina menggeliat .