NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Saat tiba di kantor Leon, Zea langsung terpana melihat gedung yang menjulang tinggi dan deretan mobil mewah yang terparkir rapi.

Matanya membesar, takjub dengan apa yang dilihatnya."I-ini perusahaan kamu, Tuan?" tanya Zea dengan suara gugup.Leon tidak menjawab pertanyaan Zea, ia langsung turun dari mobil dengan wajah datar.

Zea mengikuti langkahnya, berjalan di samping Leon menuju lobby gedung.Zea memang bukan perawan, namun kecantikannya tak bisa dipungkiri. Inilah yang membuat Leon jatuh hati padanya saat pertama kali bertemu. 

Kulit Zea yang putih mulus dan rambutnya yang lurus serta harum, membuatnya terlihat sempurna saat berdiri di samping Leon.

Mereka berdua melangkah masuk ke dalam gedung, Zea masih terus menatap keheranan pada segala kemewahan yang ada di sekelilingnya.

Sementara itu, Leon tampak santai dan tenang, menunjukkan betapa ia sudah terbiasa dengan kehidupan mewah ini.Di dalam lift, Zea merasa canggung dan tidak tahu harus berbicara apa. Ia mencuri pandang ke arah Leon yang tampak sibuk dengan ponselnya.

Dalam hati, Zea bertanya-tanya bagaimana kehidupan barunya akan berjalan bersama pria ini.

Saat lift mulai bergerak ke atas, tangan Zea menggenggam erat tangan Leon. Tak disangka, Leon langsung membulatkan kedua matanya karena kaget.

Rasa takut terpancar di wajah Zea yang baru pertama kali naik lift.

"Ini kenapa gerak seperti ini, Leon? Eh, Tuan?" Zea panik sambil menatap Leon yang berusaha menenangkan diri.

Mendengar kepanikan Zea, Leon tak bisa menahan tawa terbahak-bahak.

Zea semakin kesal melihat sikap Leon yang tertawa terang-terangan."Gak ada yang lucu, Tuan!" bentak Zea dengan wajah memerah."Dasar udik," candanya Leon sambil mengusap air mata yang menetes akibat tertawa.

"Udik? Aku itu Zea, bukan Udik!" Zea membela diri dengan nada tinggi.Leon hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil.

Tiba-tiba, lift berhenti dengan tiba-tiba. Zea yang panik langsung memeluk erat tubuh Leon, mencari perlindungan.

"Ini kenapa, kok seperti ini?" tanya Zea dengan suara gemetar.Leon segera melepaskan pelukan Zea dengan wajah dinding langsung meninggalkan zea begitu saja. 

"Kamu hebat non zea, bisa membuat tuan Leon ketawa kembali setelah sekian abad gak Ketawa" seru Tiger sambil berlalu meninggalkan zea juga 

Zea menautkan kedua alisnya, bingung dengan ucapan Tiger.

"Emang selama ini dia jadi kulkas," gumamnya dalam hati sambil berlari mengejar Leon yang sudah melangkah jauh.

Leon berjalan dengan langkah pasti menuju ruang meeting. Sesampainya di depan pintu, Leon menoleh pada Tiger dan berkata, "Bawa Zea ke ruanganku. Aku akan menunggunya di sana."Tiger mengangguk mengerti dan kemudian menoleh pada Zea yang terengah-engah mengejar mereka.

"Kenapa ger?" tanya Zea penasaran, matanya memandang ruang meeting yang dilarang untuknya masuki.

"Non, ikut saya," ujar Tiger dengan nada tegas. Zea mengangguk dan mengikuti langkah Tiger yang membawanya ke ruangan Leon. 

Selama perjalanan mereka, banyak karyawan yang memperhatikan Zea dengan tatapan penasaran dan bergumam pada rekan mereka.Mereka akhirnya tiba di ruangan Leon.

Tiger membuka pintu dan mempersilakan Zea masuk. Di dalam, Zea melihat berbagai foto dan kenangan yang menggambarkan perjalanan hidup Leon hingga saat ini.

"Tiger itu Leon?" Tanya zea 

"Iya itu tuan non, tampan kan?" Serunya

"Biasa saja" pekiku 

"Yaudah saya tinggal dulu non" 

"Baik" seru zea 

Zea berjalan, tangannya memegang erat foto yang ia temukan tadi. Dalam foto itu terlihat Leon bersama keluarganya, tersenyum lebar dengan bahagia. 

"Dia dulu sepertinya seorang yang ceria," gumam Zea sambil memandangi foto tersebut, mencoba membaca ekspresi wajah Leon yang tampak berbeda dengan sekarang.

di ruang kerja Leon yang megah dan menarik perhatian. Dengan hati-hati, zea duduk di kursi kebanggaan Leon, merasakan bagaimana rasanya menjadi orang penting.

Tiba-tiba, kursi itu berputar dengan cepat, membuat Zea kaget dan teriak ketakutan.Reflek ia berdiri dari duduknya, lari keluar dari ruangan Leon dan menuju ke ruang meeting yang tak jauh dari situ.

Ia membanting pintu, membuat suara 'ceklek' yang keras

.Semua orang yang ada di ruang meeting, termasuk Leon, langsung menoleh ke arah Zea yang terengah-engah dan wajahnya pucat pasi. Mereka tampak bingung dan terkejut dengan kedatangan Zea yang tak terduga.

"Tuan, i-it u ada hantu!" seru Zea, masih ketakutan. "Kursi di ruangan Tuan bisa berputar sendiri!"Semua orang di ruangan itu, termasuk Leon, terdiam sejenak sebelum akhirnya Leon keluar dari ruangan itu dan menyeret zea.

"Leon lepaskan sakit" seruku meringis kesakitan 

Leon dengan amarah yang membara tidak mendengarkan ucapannya tetap menggemgam erat tangan zea.

Rasanya semakin sakit,.zea meringis kesakitan dengan kasar Leon melepaskan genggamannya dan menatap tajam zea.

"Kami itu bikin malu aku zea !" Lantang Leon dengan nada tinggi 

Zea terkejut, matanya terbelalak menatap Leon yang tampak marah. Zea merasa jantungnya berdegup kencang, tak pernah seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.

Tubuhnya bergetar, dan mulutnya terbuka lebar tak mampu berkata-kata."Gak usah cengeng kamu! Perempuan gak tau diri! Aku itu lagi meeting dan sangat penting bagi perusahaan aku!" teriak Leon dengan wajah merah padam dan nafas tersengal-sengal.

"Maaf Leon, eh tuan Leon, tapi..." Zea mencoba menjelaskan, namun suaranya tercekat.

"Tapi tapi apa hah!!! Sekarang kamu pergi! Malas banget aku nanggapin orang seperti kamu!" bentak Leon lagi, lalu pergi begitu saja, meninggalkan Zea yang masih terpaku di tempat.

Tak terasa, air mata Zea menetes, menodai pipinya yang sembab. Ia mengusap airmatanya dengan kedua tangan, berusaha menghentikan tangisnya yang menggulung-gulung.

Zea berjalan gontai ke arah ruangan Leon, merasa tak berdaya dan hancur hatinya.Sementara itu, di dalam ruangan, Leon menghempaskan tubuhnya ke kursi, menutup wajah dengan kedua tangan.

Ia merasa sangat kesal, marah yang terus bergulir dalam pikirannya. Namun, di sudut hatinya, ada rasa sesal yang tak bisa ia tepis, menyesali cara ia memperlakukan Zea.

Setelah beberapa jam yang melelahkan, akhirnya rapat yang dipimpin oleh Leon berakhir. Leon berbicara pada semua peserta rapat, 

"Mohon maaf atas gangguan yang terjadi tadi." Seru leo Mereka pun bubar dan Leon berjalan menuju ruang kerjanya. Begitu membuka pintu, ia melihat Zea masih duduk di sofa, tampak seperti menunggu sesuatu.

"Ngapain kamu masih disini?" tanya Leon dengan nada sinis. "Pergi sana! Kamu itu cuma bikin malu aku saja!"

"Maaf, Tuan. Bukan maksudku bikin malu Tuan, tapi tadi ada hantu yang gerakin kursi itu, jadi aku takut," jelas Zea dengan jujur.

Leon mengerutkan kening, "Bilang saja kamu hanya ingin bikin malu aku kan?"

Zea menatap Leon dengan tatapan polos, "Ga, Tuan. Aku beneran takut tadi. Aku nggak sengaja bikin malu Tuan.

"Leon terdiam ia tidak ingin lagi berdebat dengan zea,.ia langsung membuka laptopnya dan kembali bekerja.

***

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!