NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Pagi hari yang Cerah, Zea telah bangun lebih awal dari biasanya. Dalam keheningan pagi, ia mulai menyiapkan sarapan untuk Leon dengan bantuan bibik yang setia menemaninya. 

Dapur terasa hangat dan penuh kebahagiaan sederhana saat mereka berdua bekerja sama menciptakan hidangan lezat.

"Non Zea belajar masak sama siapa non?" tanya bibik penasaran.

"Ibuk, Bik. Aaa jadi kangen ibuk," ucap Zea dengan nada sedih.

Bibik mengelus lembut pundak Zea, ia juga merasa kasian pada gadis itu yang kehilangan sosok ibu. Dalam hati, bibik merasa bangga karena Zea tetap tegar dan mau belajar untuk menjadi istri yang baik.

"Tapi non, perempuan yang sebelum-sebelumnya tidak seberuntung non. Mereka di-cuekin sama tuan, benar-benar gak dianggap di rumah ini," ungkap bibik dengan nada sayang.

"Benarkah?" Zea tampak terkejut dan penasaran.

"Iya non, malah hanya dua minggu saja di sini, abis itu disuruh pergi," jelas bibik sambil menggelengkan kepala.

Zea terdiam, merasa bersyukur karena ia diberi kesempatan untuk membuktikan diri di hadapan Leon.

Ia bertekad untuk selalu menyayangi suaminya dan menjaga keharmonisan rumah tangga mereka, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti perempuan-perempuan sebelumnya.

"Kamu memikirkan apa zea?" Tanya bibik

"Eh, enggak bik" senyum zea

Zea kembali fokus memasak di dapur, sementara itu Leon terbangun dari tidurnya dan melihat sekeliling kamarnya yang sudah sangat rapi.

Ia tersenyum kecil, menyadari bahwa Zea pasti telah membersihkan kamar dan menyiapkan segalanya untuknya.

Leon bangun dari tempat tidur dan melangkah menuju lemari, di mana ia menemukan setelan baju kantor yang telah disiapkan untuknya.

"Apa ini Zea yang menyiapkan semuanya?" gumam Leon, terharu dengan perhatian Zea.

Ia kemudian mengambil handuk yang tersedia dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Leon mengenakan pakaian kerja yang telah disiapkan Zea dengan rapi.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu kamar. "Iya," jawab Leon.

Ceklek,

pintu terbuka dan bibik masuk ke dalam kamar sambil mengatakan, "Sarapannya udah siap tuan."

"Oke, bibik. Terima kasih," ucap Leon dengan senyum, merasa beruntung memiliki Zea yang selalu memperhatikan kebutuhannya.

Seketika ia menepis lagi perasaan itu,.."apa apaan ! Beruntung dari mananya" gerutu Leon merasa kesal dengan dirinya sendiri

Dia pun segera bergegas ke ruang makan untuk menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh zea.

Leon memasuki ruang makan dengan langkah gontai dan ekspresi wajah yang sangat dingin, zea melihat Leon sudah duduk di meja makan dan tanpa ragu, Zea segera menyeretkan kursi di sebelah Leon sambil tersenyum lebar, 

"Silakan duduk, tuan Leon."

Leon hanya menatapnya dengan wajah dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, ia patuh duduk di kursi yang telah disediakan Zea.

Dengan langkah ringan, Zea mengambil piring berisi nasi dan lauk pauk, lalu meletakkannya di hadapan Leon. Senyuman di wajah Zea tak pernah pudar, seolah-olah ia sangat menikmati momen ini.

Leon menatap wajah zea dengan ekspresi datarnya lalu berkata dengan nada sinis, "Gak usah sok manis, jadi gak napsu makan."

"Benarkah?" jawab Zea dengan wajah ngeledek, membuat Leon semakin kesal.

Leon hanya bergumam dan memulai makan, seolah tak peduli dengan perlakuan Zea. Sementara itu, Zea berjalan menuju kamar untuk segera mandi. 

Hari ini, ia berniat untuk menemani Leon ke kantor. Entah mengapa, ada rasa ingin tahu yang muncul dalam hati Zea untuk lebih mengenal sosok Leon dan dunianya.

Zea tersenyum puas melihat pantulan dirinya di cermin. Dres yang dikenakannya begitu indah, menambah anggun pada sosoknya. 

Ia mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, lalu menyisirnya dengan lembut sebelum memutuskan untuk mengepang sebagian rambutnya. Dengan cepitan rambut cantik yang ia gunakan, tampilan Zea semakin menawan.

Namun, ia menyadari ada yang kurang dari penampilannya - makeup. Zea merasa sedikit kecewa, tapi ia tidak putus asa. 

Ia teringat ada salah satu art Leon yang sangat gemar makeup. Tanpa berpikir panjang, Zea meninggalkan kamarnya dan berjalan turun ke lantai bawah, menuju kamar art yang dimaksud

"Bik!" seru Zea saat mengetuk pintu kamar tersebut."Iya, Non?" sahut art Leon, terkejut dengan kedatangan Zea yang tiba-tiba.

"Bik mau minta lipsticknya boleh?" Tanya zea 

Bibi terkejut saat melihat bibir merah muda alami Zea, "Nah, bibir nona saja sudah pink, udah pakai lipstik kan?"

"Belum, Bik. Aku belum pakai apa-apa," jawab Zea polos.

"Tapi udah cantik," seru Bibik dengan semangat, berusaha menghibur Zea.Saat Zea masih asyik berbicara dengan Bibik, tiba-tiba ia mendengar suara Leon yang berkata pada Bibik yang berada di ruang tengah, 

"Bik, aku mau berangkat dulu, ya."Mendengar itu, Zea membulatkan kedua matanya dan seketika melupakan niatnya meminta lipstik dari Bibik.

Ia langsung berlari mengejar Leon yang sudah keluar rumah."Mau ke mana, Non?" tanya Bibik, bingung melihat Zea berlari.

"ikut Leon," seru Zea tanpa menoleh.

"Ja-jangan, Non!" teriak Bibik, mencoba menghentikan Zea.Namun, Zea tidak menggubris teriakan Bibik. Ia terus berlari mengejar Leon, tak peduli apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Leon sudah berada di halaman depan rumahnya, ia sudah bersiap untuk pergi bekerja dengan mobilnya yang sudah terparkir.

Tiba-tiba, terdengar teriakan yang membuat Leon berhenti sejenak sebelum naik ke dalam mobi.

"Tunggu!" Teriak Zea dari kejauhan, membuat Leon menoleh ke arahnya.

"Apa!" kesal Leon dengan nada keras, tidak sabar ingin segera berangkat.

"Mau ikut!" seru Zea dengan wajah bersemangat, berlari menuju mobil yang akan membawa Leon pergi.

Rambutnya yang panjang tergerai anggun seiring langkah kaki yang gesit.

"Kamu gila!" teriak Leon, merasa kesal dengan kehadiran Zea yang tiba-tiba ini.

*Kalo aku gila, gak jadi istri kontrak kamu Leon, tapi aku berada di rumah sakit jiwa," sahut Zea dengan senyum menggoda, langsung melompat masuk ke dalam mobil tanpa izin Leon.

Leon mengelengkan kepalanya, merasa pusing dengan tingkah Zea yang tak terduga dan membuat rencana hari ini terganggu. Ia menatap Zea yang sudah duduk di kursi penumpang dengan tangan di pinggang.

"Keluar!" sentak Leon, berusaha mengusir Zea dari mobilnya.

"Gak mau!" seru Zea dengan nada manja, menjulurkan lidahnya ke arah Leon sebagai tanda tantangan.

"Aish! Ini anak!" gerutu Leon, mengacak rambutnya yang Sudah klimis

 hari ini leon akan ada meeting di berbagi perusahaan, Leon baru  menyadari bahwa hidup dengan Zea memang penuh dengan warna-warni tak terduga.

"Bisa gak turun !" 

"Gak mau" kekeh zea 

Tiger memberitahu tuannya kalo meeting pagi akan segera di mulai, Leon semakin pusing karena zea tetap kekeh, akhirnya zea ikut bersama Leon ke perusahaannya.

**

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!