Seorang gadis sebatang kara, harus berjuang sendiri menghadapi pahitnya dunia.
Hingga takdir yang membawanya jatuh kepelukan pria dingin dan kasar dalam sebuah ikatan pernikahan
Akankah kehidupan mereka akan berakhir bahagia?
Ikuti terus ceritanya
Selamat membaca!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon St khadijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berduka
***
Suara kicauan burung mengajak kedua insan untuk segera beranjak dari alam mimpinya.
Danil dan Anita akan kembali ke rumah sakit karena Danil tidak ingin terlalu lama meninggalkan omanya
"Jaga sikapmu didepan mama dan oma...jangan menampakkan jika hubungan kita yang tidak baik baik saja".Sebelum keluar Danil sempat menoleh memperingati istrinya itu.
"Baik mas".Dengan sabarnya Anita hanya menurut.
Ditengah perjalanan tiba tiba telepon Danil berdering.
"Halo ma.. apa oma baik baik saja".Tanya Danil setelah mengangkat telepon dari sang mama.
"Oma baik baik saja tapi ia mau ketemu kamu dan istrimu sekarang".Balas Sandra dari seberang sana.
"Aku sudah dalam perjalanan ma, sebentar lagi akan sampai".
Sampai di rumah sakit Danil diikuti Anita langsung menuju keruangan oma Susi.
"Pagi oma".Sapa Danil langsung mencium kening omanya bergantian dengan Anita.
"Bagaimana keadaan oma sekarang".Tanya Anita yang berada disamping Danil.
Ceklek..
Ketiga insan yang sedang mengobrol tiba tiba menoleh mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan muncullah Sandra yang habis membersihkan diri.
"Kalian sudah datang?".Tanya Sandra
"Iya ma".Jawab Danil.
Susi menoleh menatap Sandra seolah meminta dirinya keluar, Sandra yang mengerti maksud dari tatapan mertuanya memilih untuk keluar memberi ruang kepada ketiga orang itu untuk mengobrol.
"Mama keluar dulu ya mau menemui dokter Andre".Pamitnya keluar.
***
"Bagaimana dengan hubungan kalian".Ucap oma Susi memecah keheningan.
Mereka yang ditanya tidak tau harus menjawab apa memilih diam.Sedangkan oma yang melihat diamnya mereka sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi.
"Oma tau kalian bersama itu karena oma, kalian menjalani pernikahan ini sudah hampir satu tahun..Tidak kah kalian berusaha untuk saling membuka hati satu sama lain".Tutur Oma yang sedari awal kedatangan Danil dan Anita sudah curiga dengan hubungan cucunya itu.
"Kami baik baik kok oma, iyakan mas".Ucap Anita berusaha mencairkan suasana.
Dengan kaku Danil hanya mengangguk.Oma yang melihat mereka hanya tersenyum.
"Oma harap juga begitu".Ucapnya lagi tapi dengan suara sedikit berat tapi masih bisa tersenyum
Seketika suasana menjadi hening, Susi menggenggam masing masing tangan kedua pasangan itu dengan tulus.
Tiba tiba oma Susi sulit bernafas dan membuat Danil dan Anita kalang kabut.
"Oma..oma kenapa".Panggil Danil takut.
"Oma"."Oma"...
"Cepat panggil dokter".Bentak Danil kepada Anita.
Tapi sebelum Anita keluar tiba tiba oma Susi memanggilnya.
"Ti..dak usah nak".Ucap oma terbata bata.
Danil yang melihat itu hanya bisa menitikkan air mata pikiran buruk terngiang ngiang di kepalanya.
"Da..nil oma sangat sayang sama kamu, kamu jaga diri baik baik ya, jaga istri dan mama kamu".Dengan suara terbata bata berusaha meraih wajah cucunya itu.
Danil menatap wajah pucat omanya itu tersirat rasa lelah disana, seketika Danil menghambur kepelukan omanya itu.
"Danil juga sayang banget sama oma, oma harus sembuh Danil masih butuh oma".Tangis Danil pecah begitu saja.
Danil yang merasa tidak ada respon dari sang oma tangan yang tadi memegang pipinya tiba tiba melemah begitu saja.
"Omaaaa".Pekik Danil seketika itu juga.
Dengan hati hancur Danil mencoba mengguncang tubuh sang oma tapi tetap tidak ada respon.
Anita yang melihat itu tidak kalah sakit merasakan harus kehilangan orang yang sangat baik kepadanya.
Sandra yang mendengar teriakan putranya segera masuk, saat masuk ia melihat putra dan menantunya itu menangisi wanita paruh baya yang selama ini ia rawat dengan tulus.
Ketiga orang itu cukup terpukul dengan kepergian oma Susi, sosok yang menjadi panutan mereka selama ini, sangat baik dan lemah lembut kepada siapa pun.
Terlebih Danil merasa sangat terpukul harus kehilangan sosok wanita penting dalam hidupnya.
Diruangan sepi itu hanya terdengar raungan tangis yang menggelegar, orang yang ditangisi memilih diam menandakan bahwa ia benar benar telah pergi menghadap kepada sang khalik.
Setelah dokter memeriksa, oma Susi benar benar dinyatakan telah menghembuskan nafas terakhirnya beberapa menit yang lalu.
***
Dengan berat hati mereka membawa jasad oma Susi untuk dipulangkan ke tanah kelahirannya di negara X tempat suaminya di kuburkan.
.
.
.
.
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati jadi tetaplah berusaha untuk menjadi lebih baik". -St khadijah-.
Bersambung
Mksih yaa thor uda suguhkan bacaan yang baik...🙏🫰🥰