NovelToon NovelToon
Cinta Anak Manusia

Cinta Anak Manusia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

Perjalanan dan perjuangan cinta anak Manusia.
Seperti apa kisah gadis yang bernama Ratna, akankah ia mendapat cinta sejatinya. Langsung saja baca dan simak keseruannya dalam Novel dengan judul Cinta Anak Manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Bu, pak, Ratna berangkat sekarang doakan lancar dan semoga Ratna bisa diterima bekerja" ucap Ratna mencium tangan Bu Sri dan pak Sugeng. "Pasti bapak doakan kamu hati-hati ya berangkatnya" ucap Pak Sugeng. "Assalamualaikum" ucap Ratna. "Waalaikum salam" Jawab Pak Sugeng di ikuti oleh Bu Sri. Seperti biasa Bu Sri melihat Ratna berangkat sampai berbelok dan tidak terlihat lagi. Dalam perjalanan Ratna berpapasan dengan Bhima. Bhima tersenyum pada Ratna namun Ratna belum mengetahui bahwa dirinya adalah Bhima. Setelah melihat Ratna semakin menjauh Bhima memutuskan untuk pulang dan meminta izin pada ibunya bahwa dirinya akan berkunjung ke rumah temannya. "Bu aku pamit ke rumah temanku dulu, assalamualaikum" ucap Bhima mencium tangan Bu Siti dan dengan sepeda motornya ia bergegas mengejar Ratna yang sedang dalam perjalanan menuju tempat penitipan sepeda Bu Endang. Dari kejauhan Bhima melihat Ratna yang mengayuh sepeda, sesekali berhenti jika terlalu dekat dengan Ratna menjaga jarak agar tidak diketahui olehnya. Saat Ratna semakin dekat dengan tempat Bu Endang, Bhima melajukan motornya mendahului dan memutuskan untuk menunggunya di halte bus. "Bismillahirrohmanirohim, semoga ini waktu yang tepat, supaya Ratna tahu ini aku Bhima" ucap Bhima dengan mata berkaca-kaca. Tak lama kemudian Ratna yang telah dinantinya datang menghampiri halte bus, semakin dekat dan semakin dekat, membuat jantung Bhima berdetak kencang atas kehadirannya. "Huff, Astaghfirullah kenapa aku gugup setelah melihat Ratna semakin dekat" ucap Bhima sambil sesekali menghela nafas. Ratna akhirnya sampai di halte bus untuk menunggu bus antar kota yang lewat, karena belum juga datang Ratnapun duduk tidak jauh dari Bhima. Bhima menoleh kearah Ratna yang juga menatapnya, Ratna tersenyum dan Bhima pun membalas senyum Ratna. Bhima merasa gugup dan tidak tahu harus mengawali dengan perkataan seperti apa. "Kamu mau kemana Ratna" ucap Bhima memberikan diri bertanya sambil menatap kearah Ratna. "Aku, aku mau kekota" jawab Ratna heran sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kalau boleh tahu dalam rangka apa pergi ke kota" ucap Bhima semakin berani berbicara dengan Ratna. "Dalam rangka mencari pekerjaan" jawab Ratna. "ooo ternyata kamu sekarang sudah bekerja ya" pungkas Bhima. "Belum, belum ada keputusan diterima bekerja masih dalam proses" ucap Ratna. "Begitu ya" ucap Bhima. "Maaf, kamu tadi menyebut nama saya, apa kamu kenal dengan saya, kalau boleh saya tahu siapa namamu, soalnya aku belum pernah bertemu dengan kamu, atau mungkin aku tahu kamu tapi tidak tahu bingung juga hehehe" ucap Ratna dengan senyumnya. "Nah ini dia, ketahuan aslinya cerewet" ucap Bhima. Masak tidak kenal sama teman sendiri, Bhima" ucap Bhima mengulurkan tangannya layaknya seorang yang berkenalan. "Hah, Bhima, Bhima Shadiqqin atau bukan ya, sekarang beda" ucap Ratna ragu. "Iya aku Bhima Shadiqqin yang kamu maksud" ucap Bhima penuh semangat.

"Senang rasanya bisa bertemu kamu" ucapnya lagi. "Aku tidak menyangka wajah kamu sekarang berubah, aku turut prihatin atas peristiwa itu" ucap Ratna. "Iya terimakasih perhatiannya, kita tetap berteman kan" ucap Bhima. "Tentu sampai kapanpun kita akan tetap berteman" jawab Ratna. "Kalau boleh lebih dari sekedar teman" guman Bhima lirih. "Apa Bhima, kamu tadi bilang apa" ucap Ratna. "Oh tidak Ratna, tidak bilang apa-apa kok" ucap Bhima. "Bhima sepertinya bus aku tunggu sudah datang" ucap Ratna beranjak berdiri setelah melihat bus antar kota yang ditunggunya nampak dari kejauhan.

"Ratna bagaimana aku antar ketempat dimana kamu bekerja" ucap Bhima menawarkan diri mengantar Ratna. "Terimakasih tawarannya, tidak usah, aku naik bus saja" ucap Ratna menunjuk pada bus yang hampir sampai di halte. "Nah, ini busnya sudah sampai, aku pergi dulu ya, assalamualaikum" ucap Ratna berlalu segera naik dalam bus dan melambaikan tangan pada Bhima. "Ratna" panggilan Bhima tidak dihiraukan Ratna. "Arrggh, Ratna-Ratna kenapa tidak mengizinkan aku untuk mengantar kamu" ucap Bhima kesal seraya mengepalkan tangannya dan memukul bagian tangan yang lain. "Tapi tidak apa yang penting Ratna sudah tahu diriku yang sekarang yes yes yes" ucapnya kegirangan seperti layaknya mendapat suatu kemenangan "arrggh, aauu, aauu" ucapya terbentur pada salah satu sudut tiang penyangga halte bus saat dirinya kegirangan. "Astaghfirullah, sakit, untung tidak ada yang melihat, bisa malu aku" ucapnya menambahkan. Bhima menuju pada sepeda motornya. "Kemana sekarang aku pulang atau susul Ratna ke kota, arrggh Ratna-Ratna kamu membuat aku jadi bingung" ucap Bhima mengusap-usap kepalanya. Bhima kemudian memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena mengingat bahwa sejak pagi dirinya belum sarapan.

***

"Dari mana kamu Bhima" ucap Rika yang melihat dirinya nyelonong langsung. Bhima langsung menuju pada sebuah kamar mandi yang ada di depot tersebut. "Iya kusut banget ini bocah" ucap Edi. "Ada deh ibu disini tidak" jawab Bhima dari arah kamar mandi. "Ibu belum belum datang mungkin sebentar lagi" ucap Rika yang berbenah di dapur bersama suaminya.

"Warung makan belum buka mas, mbak" ucap Bhima pada keduanya. "Belum, ini lagi proses memasak" ucap Rika. "Yasudah mbak, mas, selamat bekerja ya aku pulang saja" ucap Bhima langsung keluar begitu saja setelah selesai mandi di tempat tersebut. "Huff dasar bocah, datang pergi seenaknya, untung anaknya majikan" ucap Edi. "Sudah mas biarkan saja dia cuma mandi disini, ayo lanjutkan masak, mbak jangan lupa bebek yang yang sudah dipotong di cuci dulu, biar bisa secepatnya di goreng sama mas Edi" ucap Rika pada karyawan yang lain. "Iya mbak" jawab karyawan itu.

***

"Mana Danu belum sampai juga, kepasar jam berapa kalau begini" ucap Ratna yang telah sampai di Armada televisi menunggu kedatangan Danu. "Hai Ratna maaf ya aku telah" ucap Danu yang baru sampai. "Kita berangkat sekarang kepasar cari berita" ucapnya lagi. "Iyalah kenapa telat sih, mentang-mentang pakai sepeda motor" ucap Ratna kesal. "Iya maaf, janji deh tidak akan telat kalau kita berhasil diterima" pungkas Danu. "Ayo berangkat mau jalan kaki atau naik sepeda motor" ucap Ratna. "Naik motor saja biar cepat sampai, ayo naik ini helm kamu cepat pakai" perintah Danu. "Sebentar aku pakai dulu helmnya jangan ngebut" ucap Ratna. Danu kemudian melajukan motornya menuju pasar Semampir untuk meliput berita pertama mereka sebagai wujud keseriusan dalam menjadi reporter. "Sudah sampai aku yang merekam kamu yang wawancara" ucap Danu. "Iya, sebentar

Bismillahirrihmanirohim Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syarika lahu lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu biyadihil khairu wahuwa 'alaa kulli syaiin qadiirun, ayo masuk" ucap Ratna tak lupa berdoa sebelum masuk ke dalam pasar untuk membuat berita. "Aku jadi deg-degan Ratna" ucap Danu. "Baca bismillah berdoa, biar lancar" ucap Ratna. "Iya tadi kan sudah" ucap Danu yang terus melangkah dibelakang Ratna.

Bersambung.

1
Selfi Selfi
semangat kk.

saling suport yuk🤗
Idar: Terimakasih telah berkunjung dan terimakasih juga atas dukungan nya.
semangat terus.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!