Perubahan Sikap Istri Sang Presdir

Di sebuah club malam terbesar di kota, tepatnya di ruang VIP David menggelengkan kepalanya, melihat sepupunya yang tepar di sandaran sofa setelah meneguk beberapa botol wine.

'' Kamu kenapa Max? '' tanya David, karna tidak biasanya sepupunya seperti ini, terlihat sangat frustasi.

 Maxim tertawa tidak jelas. '' Kamu tahu, dia ingin menceraikanku '' ucap Maxim lalu kembali meneguk wine yang entah sudah ke berapa botol.

David mengerutkan dahinya, dia paham siapa yang di maksud oleh Maxim, bukankah seharusnya Maxim senang Violet meminta cerai, karna selama ini Maxim juga tidak menyukai pernikahannya dengan Violet, lantas kenapa sekarang Maxim terlihat seperti keberatan.

Beberapa saat kemudian David tersenyum menggelengkan kepalanya, saat sadar akan sesuatu. '' Ck, sepertinya kamu sudah jatuh cinta pada Violet '' ujar David yang tidak di hiraukan oleh Maxim, karna sudah mabuk berat.

Jam sepuluh malam Maxim baru kembali ke Villa, dengan di papah oleh Felix untuk pergi ke kamarnya, karna cara berjalannya yang sempoyongan akibat terlalu mabuk. Suasana Villa juga sudah mulai sepi, karna para pelayan sudah muali beristirahat di kamarnya masing masing, begitu juga dengan Elisa yang sudah kembali ke apartementnya, karna Maxim menyuruhnya.

'' Tuan kamu kenapa ?'' tanya Violet yang baru keluar dari dalam kamarnya, hendak turun ke dapur untuk mengambil air minum.

'' Tuan mabuk, Nona '' sahut Felix.

'' Tumben '' gumam Violet yang masih di dengar oleh Felix.

Lalu Violet melenggang pergi turun ke lantai satu, dengan langkah yang sedikit tertatih tatih, karna kakinya yang melepuh belum sembuh dengan sempurna. Sedangkan Felix dia segera membawa masuk Tuannya ke dalam kamarnya.

Violet yang sudah selesai dengan urusannya di dapur, dia bergegas kembali ke kamarnya, dan saat Violet hendak menaiki anak tangga, Violet melihat Felix yang menuruni anak tangga.

'' Nona, saya pamit pulang '' ucap Felix membungkukkan badannya dengan sopan.

'' Hem, pulanglah '' sahut Violet lalu melangkah menaiki anak tangga satu persatu.

Saat hendak masuk ke dalam kamarnya, Violet berhenti sebentar dan melihat pintu kamar Maxim yang tertutup.

'' Ck, apa perduliku sama dia, bukan urusanku dia mau mabuk atau apalah '' gumam Violet lalu masuk ke dalam kamarnya.

Violet yang baru mengunci pintu kamarnya di buat terkejut, saat ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

'' Siapa kamu??!!! '' sentak Violet berusaha melepaskan diri namun tidak bisa, tang itu memeluknya sangat erat.

'' Suttt,,, jangan takut istriku, ini suamimu ''

 Violet langsung membulatkan kedua matanya. '' Lepas!! '' sentak Violet memberontak dari pelukan Maxim.

'' Aku tidak akan melepaskanmu '' ujar Maxim lalu membalikkan tubuh Violet, dan langsung mencium bibir Violet. Sedangkan Violet yang mendapat ciuman tiba tiba dari Maxim, seketika membuat tubuhnya menegang, bahkan otaknya seperti berhenti berfikir karna terlalu terkejut.

Kesadaran Violet langsung kembali, saat Maxim menggigit kecil bibir Violet, dan Violet langsung mendorong tubuh Maxim dan melayangkan tamparan di pipinya.

Plakkkk

'' Dasar kurang ajar!! '' bentak Violet dengan nafas naik turun karna terlalu marah

Maxim menyentuh pipinya yang di tampar oleh Violet, namun bukannya marah Maxim malah tersenyum, yang mana terlihat sangat menakutkan di mata Violet.

Dan benar saja Violet di buat tersentak, saat Maxim tiba tiba mengangkat tubuhnya begitu saja.

'' Lepas!!, Kak Max mau apa '' teriak Violet meronta ronta di gendongan Maxim.

Maxim merebahkan tubuh Violet di atas ranjang, Violet yang merasa ketakutan dia bergegas untuk bangun, tapi sayangnya Maxim dengan cepat menindih tubuh Violet, lalu mencengkram kedua tangan Violet dan di angkat di atas kepalanya.

'' Lepas,,!! '' teriak Violet panik juga sangat ketakutan.

'' Aku tidak akan melepaskanmu, kamu istriku, aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku '' tukas Maxim lalu kembali mendaratkan ciumannya di bibir pink Violet.

Maxim mengelus pipi Violet dengan lembut. '' Katakan, kenapa kamu ingin cerai, kenapa ?'' tanya Maxim lirih, namun Violet diam saja tak menjawab.

'' Apa kamu sudah tidak mencintaiku ?'' tanya Maxim lagi.

'' Benar, aku sudah tidak mencintamu lagi, dan aku sudah menyerah dengan pernikahan ini '' sahut Violet dengan tegas.

Tatapan Maxim menajam saat mendengar perkataan Violet.

'' Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari hidupku '' tukas Maxim datar, lalu merobek baju tidur yang di pakai oleh Violet dengan salah satu tangannya.

Sreekk

'' Apa yang kamu lakukan?!! '' teriak Violet marah sekaligus ketakutan.

Sedangkan Maxim dia tersenyum devil, saat melihat gunung kembar Violet yang masih terbungkus dengan rapi.

'' Aku akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya '' ujar Maxim dengan seringainya, lalu mengikat kedua tangan Violet menggunakan dasinya, agar Violet tidak terus berontak.

Violet hanya bisa menangis tanpa suara, saat Maxim berhasil mengambil keperawanannya dengan paksa, meskipun Maxim melakukannya dengan sangat lembut, tapi Violet tetap merasakan sakit di bagian intinya.

" Bukankah ini yang aku inginkan selama ini , tapi kenapa sekarang aku tidak merasa bahagia sama sekali " batin Violet dengan air mata yang terus mengalir dari sudut matanya.

Maxim menghapus air mata Violet dengan ibu jarinya, lalu mengecup kedua mata Violet secara bergantian dengan lembut. '' Maaf kalau aku megambil keperawananmu secara paksa, aku juga minta maaf, kalau selama ini aku selalu membuat hatimu terluka, jangan memintaku untuk menceraikanmu, aku tidak bisa, tolong beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan yang telah aku lakukan padamu '' tukas Maxim panjang lebar, lalu tubuh kekarnya ambruk di samping Violet dan terlelap sembari melingkarkan tangannya di perut ramping Violet.

'' Hiks,,, Hiks,,, kamu kejam, aku benci kamu " tukas Violet memukul memukul dada bidang Maxim, untuk melampiaskan rasa sakit hati dan marah yang ia rasakan selama ini terhadap Maxim.

Violet tidak tahu jika Maxim tidak benar benar terlelap, dia mendengar umpatan yang di ucapkan oleh Violet untuknya.

Sedangkan di apartement Elisa menggigit jarinya menahan kesal, dia pikir Maxim akan setuju saat Ayah Violet meminta Maxim untuk menceraikan Violet, tapi siapa yang menyangka dia mendengar dengan telinganya sendiri jika Maxim menolaknya.

Flash back on

Tadi sore di Villa Elisa yang melihat kedatangan kedua orang tua Violet, dia bergegas keluar dari kamar yang biasanya ia tempati ketika menginap di Villa milik Maxim.

Dan kebetulan saat Elisa keluar dari kamarnya, berpapasan dengan Ibu tiri Violet yang hendak pergi ke lantai dua.

" Elisa " sapa Ibu tiri Violet yang terlihat sedikit terkejut dengan keberadaan Elisa yang keluar dari kamar, bahkan Ibu tiri Violet juga merasa aneh saat melihat isi dalam kamar itu banyak perabotan wanita yang tertata rapi.

'' Selamat sore Bibi '' sapa Elisa dengan ramah.

'' Sore juga, Elisa '' balas Ibu tiri Violet.

'' Bibi sama siapa ke sini ?" tanya Elisa basa basi.

" Sama Ayah Violet " jawab Ibu tiri Violet, dan Elisa menganggukkan kepalanya.

'' Bibi mau menemui Violet?, dia ada di kamarnya '' ujar Elisa.

'' Iya, kalau begitu Bibi ke atas dulu ya '' sahut Ibu tiri Violet lalu menaiki anak tangga menuju kamar putrinya.

Setelah Ibu tiri Violet tak terlihat lagi, Elisa perlahan pergi untuk menemui Ayah Violet yang duduk di ruang tengah dengan ponsel di telinganya, terlihat sedang berbicara dengan orang di balik telfon.

Dan setelah sambungan telfonnya terputus, Ayah Violet yang hendak pergi menyusul istrinya di kamar putrinya terkejut, saat melihat Elisa yang berdiri tak jauh darinya.

'' Elisa ''

'' Selamat sore Paman '' sapa Elisa dengan sopan.

'' Kenapa kamu bisa di sini ?'' tanya Ayah Violet bukannya membalas sapaan Elisa.

Elisa tersenyum. '' Saya sudah biasa datang ke sini , bahkan saya juga sering menginap di sini '' sahut Elisa membuat dahi Ayah Violet mengerut.

'' Kamu tahu kan, Maxim sudah menikah dengan putriku, jadi kenapa kamu masih terus berada di sekitar Maxim, aku tahu kamu pernah berjasa pada Maxim '' ujar Ayah Violet.

'' Saya tahu Paman, saya juga sudah berusaha menjauh dari Kak Max untuk menjaga perasaan Violet, tapi Kak Max yang selalu memintaku untuk tidak menjauh darinya, padahal aku sudah memberinya pengertian, tapi dia tidak perduli '' sahut Elisa panjang lebar dengan wajah terlihat merasa bersalah.

Sedangkan Ayah Violet yang mendengarnya hanya bisa mengepalkan tangannya, dirinya tidak mungkin menyalahkan Elisa yang berada di tengah tengah keluarga Maxim dan Violet, karna menurutnya jika Maxim benar benar mencintai putrinya, dia tidak akan membiarkan Elisa keluar masuk dan tinggal dengan sesuka hati di Villanya, meskipun Elisa perna berjasa pada Maxim.

Diam diam Elisa tersenyum melihat Ayah Violet yang terlihat menahan amarah, dia sengaja mengatakan itu untuk membuat Ayah Violet tahu jika Maxim tidak mencitai putrinya.

Flash back off