Hallo selamat datang di karya terbaru aku...
Almeria givanda panggil saja giva seorang wanita cantik yang memiliki karir cukup baik sebagai salah satu manager disebuah perusahaan, karena kerja kerasnya akhirnya dia diangkat menjadi sekertaris sang CEO Giovanni Daniel.
Namun dalam urusan percintaan Giva tidak semulus karirnya karena harus berhadapan dengan pasangan yang cukup cuek dan egosi.
Mari kita lanjutkan cerita kehidupan fiksi ini dengan bijak dalam mengambil setiap keputusan dalam proses kehidupan yang dijalani 💐💐💐
happy reading ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 11
Ihh liat tadi Bu giva serem banget ya tapi wajar sih siapa yang ga sakit hati dibilang murahan...
Lagian kemarin kamu denger kan bukan Bu giva yang ngambil pak Dandy kan mereka pacaran udah 2 tahun jadi kenapa dia yang lebih galak dan merasa was was gitu...
lagian kita tau kan Bu giva orang paling cuek sama orang kalau sampe dia bertindak berarti orang itu udah kelewatan...
Ehh tapi kan dia kerja disini juga karena pacarnya pak Dandy kalau Bu giva udah terbukti jadi karyawan berprestasi dan paling teladan bisa sampe jadi sekertaris karena kemampuannya...
Kok pak Dandy mau ya sama cewe arogan dan tempramen kaya gitu bikin pusing...
Iya tiap hari ada aja tingkahnya...
Suara bisikan itu terdengar jelas ditelinga Stella dan Dandy yang saat ini sedang berjalan menuju meja kerjanya masing-masing.
" Heh kalian ga ada kerjaan ya gosip aja bisanya mau kalian saya pecat hahh?" dengan sombongnya Stella berkacak pinggang dihadapan para karyawan yang sedang duduk di mejanya masing-masing.
" Stella udah ini masih pagi apa kamu tidak dengar tadi kak gio bilang apa, jangan sampai kamu dikeluarkan dari kantor" Dandy dengan suara bisik-bisik karena khawatir didengar oleh yang lain.
" Sayang kamu harus bilang ke kak gio untuk memecat mereka, seenaknya aja ngatain aku" Stella Kembali berulah membuat Dandy pusing.
" Maaf Bu untuk memecat karyawan tidak bisa seenaknya saja apalagi tidak ada kesalahan yang kami perbuat yang melanggar peraturan perusahaan" salah satu karyawan memberanikan diri menjawab ucapan Stella karena pagi-pagi sudah membuat onar saja.
" Heh berani ya kamu melawan saya kamu tidak tau siapa saya hah? Awas aja kamu akan saya pecat, ayo sayang kasih tau kak gio buat pecat mereka" lagi-lagi Stella merengek membuat Dandy tersulut emosi.
" KERJA STELLA DUDUK DIMEJA KAMU KALAU KAMU TERUS-MENERUS SEPERTI INI KAPAN MULAI KERJANYA INI SUDAH MASUK JAM KERJA" Dandy meninggikan suaranya dan langsung meninggalkan Stella kedalam ruangannya.
Stella yang merasa dipermalukan oleh Dandy langsung berlari ke arah meja, bagaimana nasib mukanya dihadapan orang-orang yang baru saja melihat ia dibentak oleh Dandy.
Ceklekk...
" Selamat pagi pak ini berkas yang harus baca pelajari dan tanda tangani" Fany langsung menghampiri meja Dandy yang baru saja duduk dengan wajah murungnya.
" Gausah formal fan lagian cuma kita berdua kaya bukan calon sepupu ipar aja Lo" Dandy dan Fany memang bersahabat sejak dibangku kuliah dan sebagai saksi hubungan Dandy dengan giva sejak awal sampai akhirnya mereka berakhir sekarang.
" Dandy muka Lo bener bener ya masih pagi yang segeran dikit kek kaya jus jeruk biar kita semangat kerjanya ini masih aja suntuk kenapa baru sadar pilihan Lo salah?" nada mengejek keluar begitu saja dari Fany.
" Gue salah fan, nyesel juga percuma" lirih suara lesu keluar dari Dandy yang kini menyandarkan tubuhnya di kursi.
" Dandy Lo cari 1% kekurangan giva di diri Stella padahal giva memiliki 99% kelebihan yang Lo ga sadar itu bodoh engga namanya?" Fany yang mulai tersulut emosi mulai mengeluarkan unek-unek nya selama ini.
" gue tau salah tapi waktu itu gue bener bener butuh temen gue butuh liburan tapi giva selalu sibuk dia ga ada waktu buat gue dia selalu aja sibuk sama kerjaannya dan gue yang lagi suntuk ngerasa dia ga ngertiin gue paham kan maksud gue fan?" dengan panjang lebar Dandy menjelaskan semuanya alasannya namun tetap saja Fany tidak membenarkan tindakan Dandy.
" Dandy selama Lo pacaran sadar ga Lo sering hilang tanpa kabar dalam waktu lama apa giva pernah ngeluh atau marah waktu Lo Dateng lagi? Engga kan dia malah khawatir waktu lo tanpa kabar gabisa konsen kerja sampe jarang makan itu karena mikirin lo, ternyata kan Lo enak enakan liburan sama si pengharum ruangan lo yang bodoh itu apa lo ga ngerasa jahat?" Fany berapi-api menjelaskan kondisi giva saat tanpa ada kabar dari Dandy selama beberapa waktu bahkan bisa dibilang hampir satu bulan.
" Gue bingung fan, tapi gue tau gue salah sekarang giva udah dingin banget sama gue Lo bisa bantuin gue ga buat bisa deket lagi" tanpa dosa Dandy meminta bantuan kepada Fany untuk bisa kembali dekat dengan giva.
" Dandy sumpah lo lagi pembagian otak kemana sih ketiduran Lo? Kalau Lo lagi mimpi bangun udah siang, Lo sekarang udah kerja paham kan gimana pusingnya beresin kerjaan apalagi kalau ada masalah tapi giva masih sempetin buat nemenin lo beresin skripsi, nemenin lo nongkrong, kasih kabar sama lo tiap lo butuh dan yang utama dia ga pernah marah atau nanyain pas Lo dateng tanpa dosa padahal sebelumnya lo ilang dalam waktu lama sesabar itu giva selama 2 tahun wajar ga setelah tahu kenyataan dia sesakit itu sama lo dan gamau deket lo lagi? Kalau gue jadi dia udah gue hajar lo dan gamau ketemu manusia macam lo apalagi bantuin kerjaan lo" Fany mengeluarkan semua isi hatinya karena percuma selama ini memberikan kesadaran kepada giva tidak ada yang masuk mungkin karena giva terlalu percaya sama Dandy.
" Ya Tuhan kenapa gue ga kepikiran sampe situ ya fan?" lagi hanya satu kalimat tanpa dosa Yaang keluar dari mulut Dandy dengan tatapan kosongnya.
" Sekarang kerasa puyeng kan lo kebanyakan nyium pengharum ruangan, eneg kan Lo kalau kata gue selamat menikmati Dandy atas pencapaian yang udah Lo lakuin dan selamat menerima konsekuensinya, udah beres sesi curhatnya buruan kerja gue mau kasih laporan soalnya sebelum pacar Lo bikin ulah lagi" Fany bangkit dari duduknya kembali ke meja kerjanya.
Sepeninggal Fany Dandy masih terus menatap langit-langit ruangan kerjanya dengan tatapan kosong, pikirannya terus memutar tentang ucapan Fany yang memang benar semua dan sekarang dia harus dipusingkan dengan tingkah laku Stella yang selalu saja membuatnya pusing.
-------------
Pukul 17.30 wib
Tok..tok.. tok..
" Pak gio ada Bu?"
Seketika giva yang sedang fokus langsung bangkit dari duduknya menatap wajah yang ada dihadapannya setelah sadar ia langsung menghambur kedalam pelukan sang Kaka.
" Kaka kok lamaaa, aku kangen hikss...hikss...hikss..." giva yang anak bungsu selalu terbuka dengan sang Kaka.
" hei kenapa nangis hmm? Gio ngapain kamu? Biar Kaka ga kasih izin main lagi kerumah" Rio yang kaget mendengar tangisan sang adik langsung mengeratkan pelukannya.
" Engga kak, pak gio baik banget malahan aku lagi kangen sama Kaka aja" bohong giva yang tidak ingin ada keributan dikantornya jika ia jujur maka tidak mungkin sang Kaka berdiam diri pasti akan langsung menghampiri Stella dan sudah dipastikan akan ada perang kantor bahkan bisa jadi hubungan keluarga gio dan Stella akan merenggang.
" Yauda lepas dulu sekarang kamu bereskan kerjaan kamu dulu Kaka mau ketemu gio sebentar nih kasih oleh-oleh" Rio mengangkat tangannya yang sudah membawa 2 paper bag untuk Fandy dan gio.
Ceklekk..
" Wuihhhhh brother jemput siapa nih? Cewek baru roman-romannya" sapaan Fandy yang saat ini sedang duduk dihadapan gio langsung menyapa Rio.
" Adek gue enak aja cewek emang lo, nih buat Lo berdua thanks gio udah mau jadi sopir pribadi kemarin oh iya berapa makan malam Lo kemarin biar gue transfer sekarang " Rio tanpa basa-basi langsung mendudukkan dirinya di sofa bergabung dengan gio dan Fandy.
" Hah adek Lo sape kenalin dong"
" Noh si giva lagi abis nangis dia heran udah umur segitu berani kerja ditempat orang lain masih aja manja" jawaban Rio membuat gio melirik sekilas kearah giva.
" Lah baru tau gue giva adek Lo" Fandy yang sibuk membuka oleh-oleh seketika menghentikan kegiatannya.
" Jadi berapa gio yang harus gue transfer lo diem aja kenapa sih, sariawan?" Rio yang sejak tadi sudah memegang benda pipihnya merasa gemas karena tidak ada jawaban yang keluar dari mulut gio.
peripun iki, thor???
Giva, Rio ternyataaaa?????
Stella.....???
Allohu Akbar!!!
yg namanya Lambe Ember
yaa tetap gitu..
otak dan mulut si Stel emang udah Expired...
Basiiii...
😁🤣🤣🤣
givaaaa
jujur ammaaatttttt
😃🤣🤣
bang gio...
nonton drakor nya diatas pembaringan
bukan di bioskop....
😃🤣🤣
senangnya hatiku..
hilang pening kepalaku...
itu karena dirimu...
yg gk tahu malu....
Lanjut &cemungut, thorqu... 😍
yuk hayuk Demo demo....
byk duit nih bg Rio....
bagi dong, baaangggg
😄🤣🤣
gercep amat....
😃🤣🤣
Emang si Keket kurang malunya yaa
😄🤣🤣
Sahabatku adik iparku...
eh, masih CALON yaaaaaa...