EGO

Setelah puas mencurahkan isi hatinya, Cheva pamit untuk pulang dan Kembali ke rumahnya. Menyisakan Bastian dan Arlo.

“Ngapain lo bahas Gheva? Lo tau kalo Cheva gak bisa denger nama itu?” tanya Arlo yang tampak kesal pada Bastian.

“Gue liat Gheva beberapa hari yang lalu Ar.”

“Lo gak usah bercanda Bas.” Arlo tak mengerti kenapa Bastian bicara ngelantur.

“Gue serius, makanya gue mau Cheva nyari abangnya itu. Gue yakin itu dia, karena wanita itu juga manggil dia Gheva. Wajahnya sama, apa menurut lo di dunia ini ada orang dengan wajah dan nama yang benar-benar sama?” tanya Bastian.

“Kita harus kasih tau Cheva” Ujar Arlo bersiap menghubungi Cheva.

“Jangan Ar.”

“Kenapa?”

“Gheva yang ngelarang gue.” Jawab Bastian.

“Lo lo udah ketemu dia?” tanya Arlo yang diangguki oleh Bastian.

...***...

“Gev, mungkin ini saatnya kamu nemuin mereka. Pasti mereka akan bahagia.” Bujuk seorang wanita yang tampak dipeluk mesra oleh pria yang tengah di rayunya itu.

Dengan posisi sama-sama berbaring, pria bernama Gheva itu semakin mengeratkan pelukannya pada sang wanita.

“Secepatnya aku akan menemui mereka honey. Sepertinya Cheva juga memerlukan dorongan yang membuatnya yakin untuk mengambil keputusan.” Jelas Gheva.

“Aku akan selalu dukung apapun keputusan kamu, kalaupun itu tega dalam pandangan aku. Tapi aku yakin kamu pasti memiliki rencana jauh yang terbaik.” Jelas sang wanita yang memang begitu percaya dengan prianya itu.

“Salah satu sahabat Cheva ada yang gak sengaja ketemu aku.” Ungkap Gheva tak mau menutupi apapun dari istrinya.

“What! Benarkah? Terus bagaiman?” tanya sang wanita yang tampak panik sendiri.

Gheva tersenyum dengan respon wanita cantik itu. “Semuanya aman honey, dia bukan tipikal orang yang suka membuka rahasia. Aku juga sudah memintanya untuk tak membuka suara.” Jelas Gheva dengan yakin kalau Bastian tak akan membongkar keberadaannya.

“Aku jadi khawatir, gimana car akita jelasin kalau ternyata kita sudah menikah?” tanya wanita itu dengan wajah tampak lesu.

“Kamu serahin semuanya sama aku honey, gak akan terjadi apa-apa.” Jelas Gheva meyakinkan.

Gheva Dharmarendra, kakak kembar Cheva yang dinyatakan hilang saat mereka berusia tiga belas tahun. Saat itu, Gheva dan Cheva yang tengah berlibur ke pantai sedang asik bermain air dengan senda gurau. Hingga akhirnya tanpa mereka duga sebelumnya, Gheva yang sedang asik berenang di tepian tiba-tiba menghilang.

Mereka sudah mencari keberadaan Gheva bertahun-tahun namun tak pernah ditemukan. Hingga penyelidikan menunjukkan bahwa penyebab hilangnya Gheva adalah ulah rekan bisnis Tuan Bagaskara yang memiliki dendam pada Papa mereka itu.

Awalnya Gheva akan mereka bawa dan mereka sekap sebagai wujud balas dendamnya. Namun keajaiban pun datang, saat Gheva hendak dibawa orang tua istrinya beserta istrinya tak sengaja bertemu dan akhirnya menolong Gheva. Hingga Gheva harus disembunyikan untuk melindungi keselamatan pria itu. Dan akhirnya justru Gheva saling jatuh cinta dengan wanita yang tinggal bersamanya dan akhirnya mereka menikah.

Jika mengingat kembali kejadian itu, Gheva selalu menyimpan rasa bencinya kepada orang yang hampir membuatnya celaka. Ia masih bisa mentolerir karena dirinya yang mereka targetkan, hingga akhirnya pun Ia dapat bertemu istrinya dengan tak terduga.

Gheva tak bisa membayangkan jika yang di posisinya adalah Cheva, pasti Ia akan mencari orang itu dan membalas setimpal bahkan lebih menyiksa jika sampai bertemu dengan orang itu. Namun itu hanya masa lalu, saat ini situasi dan kondisinya sudah aman terkendali. Lagipula orang yang menjadi penyebab terpisahnya dirinya dengan keluarga Dharmarenda sudah dipenjarakan oleh Papa nya.

Setelah menyembunyikan diri terlalu lama, kini saatnya Gheva mengambil keputusan untuk menampakkan diri dan menemui keluarganya yang pasti sangat merindukan dirinya. Entah bagaiman respon mereka nanti, yang terpenting sekarang dirinya harus datang dan memperkenalkan istrinya pada keluarganya terutama kedua orangtuanya.

“Kamu siap honey?” tanya Gheva yang melihat jelas kalau istrinya tampak gugup.

Istrinya mengangguk. “Ya meskipun aku sedikit takut mereka akan marah pada kita.” Ujarnya berkata jujur.

Gheva terkekeh mendengar kalau istrinya gugup, “Kamu sudah biasa bertemu mereka, apa yang kamu khawatirkan?” tanyanya.

“Ini dalam konteks yang berbeda honey. Mereka pasti akan terkejut dengan status kit aini.” Jelas wanita itu.

“Ya baiklah, maka kita harus menghadapinya bersama-sama.” Ujar Gheva menyemangati.

“Apalagi Chev, pasti dia yang paling murka dengan permainan yang kamu rencanakan itu.” Tutur sang wanita lagi.

“Aku selalu bersamamu honey, semuanya akan baik-baik saja.” Gheva mencoba meyakinkan istrinya.

...***...

Agatha yang tengah merasa lapar, tampak pergi ke sebuah restoran ternama bersama kedua sahabatnya. Mereka tampak menikmati makanan mereka dengan hikmat dan tenang. Hingga pemandangan yang tak biasa, menganggu pemandangan salah satu dari mereka.

“Tha … Tha bukannya itu Chev? Dia sama siapa?” tanya Qara yang melihat kekasih sahabatnya tengah jalan bergandengan tangan dengan seorang wanita. Tampak begitu mesra lagi.

“Mana?” tanya Agatha yang akhirnya menoleh kemana Qara mengamati.

Deg

Benar, itu Cheva dan itu …

Tanpa banyak berpikir lagi, Agatha bangkit dari posisi duduknya. Menghentikan kegiatan makannya, padahal perutnya benar-benar lapar. Namun Ia memilih menghampiri Cheva yang tengah bermesraan dengan wanita lain.

BRAK

Dengan kasar Agatha menggebrak meja di depan Cheva dan wanita itu. Menatap tajam keduanya dengan tatapan membunuh. Kini tatapannya terfokus pada Cheva yang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.

Apa-apaan itu, kenapa Cheva justru memasang wajah seperti itu. Bukannya takut atau khawatir karena telah ketahuan olehnya sedang bermain di belakangnya. Ini justru membuat Agatha semakin kesal dan marah.

“Chev, ini yang kamu bilang gak ada hubungan? Gandengan mesra gitu, makan bareng, kayak gitu gak ada hubungan Chev? Bulshit banget kamu, pinter banget kamu bodohin aku.” Tukas Agatha dengan menggebu-gebu.

“Honey, ini kenapa?” tanya pria yang Agatha Yakini sebagai Chev itu, tampak berbisik di telinga wanita di sampingnya itu.

“Dia kekasih Cheva.” Jawab sang wanita dengan berbisik pula.

Pria itu menganggukkan kepalanya setelah diberikan jawaban atas rasa penasaran dalam benaknya.

Sementara Agatha justru sudah terisak pelan, melihat bagaimana kedua sejoli di hadapannya tampak saling berbisik. Tampak begitu mesra di pandangannya.

“Kamu tega Chev, kamu jahat, kamu udah gak sayang aku lagi.” Ujar Agatha dengan isak tangisnya.

“Tenangin dia.” Pinta wanita itu.

“Lah kenapa aku .. ?” perkataannya terpotong saat wanitanya menyela.

“Demi rencana kamu biar gak berantakan.” Jelas wanita itu dengan berbisik pelan.

Pria itu mengangguk paham. “Aku bisa jelasin semuanya.” Ujarnya dengan menatap Agatha lekat.

“Jangan gitu juga natapnya.” Peringat sang wanita, Ia cemburu melihat hal itu.

“Iya-iya” sang pria hanya mampu pasrah.

“Jelasin apa Chev? Kalau kamu ternyata memang punya hubungan sama Dania?” tukas Agatha dengan sarkas.

Next …….