Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Kiki setelah selesai dari kerjanya menjadi kuli bangunan, langsung pulang ke rumah sambil membawa uang hasil kerja hari ini lumayan untuk beli beras dan lauk untuk makan bareng Winda dan kedua orang tuanya.
Kiki melihat penjual es didepan rumahnya, langsung mampir untuk beli kopi dan rokok untuk istirahat sebentar sebelum kembali ke rumahnya.
"Kopi hitam iya satu." ucap Kiki lemes karena tenaganya terkuras banyak, setelah angkat batu bata cukup banyak, semen tiga karung, dan juga disuruh aduk semen yang akan dikasih ke rekan kerjanya.
"Waktu pas yang akhirnya dia datang dengan sendirinya." batin Budiman senang, karena orang yang dicarinya akhirnya datang juga ke gerobaknya.
"Siap Pak tunggu sebentar." ucap Budiman langsung membuat kan kopi pesenannya Kiki.
"Bro ada lowongan pekerjaan loh di perusahaan interior terkenal itu, mau kirim lamaran tidak kesana?" tanya Ucok sengaja, Ucok sengaja ajak bicara Budiman bahas lowongan pekerjaan.
"Maaf Pak saya nimbrung, memangnya benar di sana ada lowongan pekerjaan iya? Dibagian apa saja Pak lowongan yang dibutuhkan?" tanya Kiki antusias, Kiki akan mencoba kirim surat lamaran pekerjaannya.
"Banyak Pak, bagian OB, marketing, bagian pemasaran, dan kuli bangunan yang pastinya selalu dapat job karena perusahaan itu selalu mendapatkan proyek pembangunan Pak." lanjut Ucok yang hafal, apa saja yang dibahas saat ada Kiki.
"Marketing boleh juga sih, saya juga coba masukin CV saya, kalian mau coba juga barang kali hoki kerja di sana." lanjut Kiki semangat dan optimis diterima kerja.
"Tidak Pak, saya lebih senang jualan begini Pak santai, dari pada kerja kantoran." ucap Budiman pura-pura, bagaimana mau kerja di sana jika Budiman lebih senang jadi mata-mata seperti sekarang.
Budiman memberikan gelas kopi sesuai permintaanya Kiki, Budiman setelah memberikan gelas kopi langsung ambil handphone dan kirim chat ke Sintia kasih laporan kalo Kiki sudah tahu soal lowongan pekerjaan di perusahaannya Wulan.
**
Winda keluar dari rumah sakit, pakai kursi roda karena Winda mengalami kecelakaan tadi saat turun dari mobil yang ditumpanginya.
"Dasar perempuan aneh, turun dari mobil saja tidak lihat-lihat jalan akhirnya sakit seperti ini, selama kamu sakit jangan harap kamu bisa temani saya di tempat biasa." ucap Kamal temen kencannya Winda selama ini.
"Tapi Om, saya masih mendapatkan uang kan Om walaupun saya sakit seperti ini? Saya tidak punya uang sama sekali Om apa lagi calon suami saya belum ada penghasilan, saya mau makan apa jika tidak mendapatkan uang sama sekali?" tanya Winda berusaha bujuk Kamal, supaya tetep memberikan uang seperti biasanya.
"Dasar kamu ini, baik lah saya akan kirim uang ke kamu, tapi ingat saat kamu sembuh total bayaran kamu akan dikurangin anggap saja bayar hutang karena saya tanggung biaya hidup kamu selama sakit oke." lanjut Kamal yang tidak ingin memberikan uang secara cuma-cuma.
"Baik lah Om mau, dari pada pusing tidak dapat uang sama sekali terimakasih Om." lanjut Winda senang.
Winda merasa lega karena kondisi sakit seperti sekarang, masih diberikan uang sama Kamal tidak masalah menjadi hutang yang penting tidak pusing karena dompet kosong.
**
Ucok datangin Sintia dan Wulan kasih dua laporan ke Sintia, tentunya Ucok suruh orang untuk ikutin Winda pergi karena setelah Kiki keluar dari rumah Winda pergi naik mobil pribadi.
"Kelakuan Winda akan kita rahasiakan, akan kita bongkar saat waktunya tepat biar yang menderita bukan Kiki saja." ucap Sintia tidak menyangka calon istrinya Kiki, bukan perempuan baik-baik.
"Pasti hancur sekali perasaan Kiki saat tahu Winda selama ini menjadi kupu-kupu malam, mereka pantas dikerjain sampai urat malu mereka putus dan mereka harus menyesal seumur hidup mereka." ucap Wulan tidak menyangka, Ucok punya inisiatif sendiri ikutin calon istrinya Kiki pergi.
"Terimakasih Ucok atas laporannya, kamu dan Budiman tinggal sebut saja mau makan apa nanti akan saya bayar, kamu di sana sampai saya suruh kamu pergi iya, sepertinya saya masih butuh bantuan kalian." lanjut Sintia yang penasaran akan kehidupan Kiki dan calon istrinya, Sintia akan kumpulin bukti-bukti perselingkuhan Kiki dan akan dijadikan alasan cerai dari Kiki dan juga menghancurkan kehidupan Kiki juga Winda.
"Asik makan enak, siap Bu sampai kapan pun kita di sana kita ikutin atas perintah kalian saja, saya akan sebut makanan apa saja yang kita inginkan Bu." ucap Ucok senang, karena pekerjaannya berhasil membuat Ucok bisa mendapatkan makanan enak gratis karena berhasil.
Sintia ngangguk dan akan turutin, apapun makanan yang dibeli Ucok dan Budiman akan dibayar sama Sintia, tidak akan pusing sama nominalnya yang penting pekerjaan Ucok dan Budiman berhasil.
**
Kiki kaget melihat Winda masuk kedalam rumah, pakai kursi roda membuat Kiki langsung bantuin Winda dorongan kursi rodanya supaya jalan masuk kedalam ruang tamu.
"Dek kok bisa duduk di kursi roda? Kenapa bisa begini Dek?" tanya Kiki kwartir melihat kondisi Winda.
"Tadi ditabrak mobil saat nyebrang, untungnya orangnya tanggung jawab bayar pengobatan dan kasih kursi roda, oleh karena itu aku duduk disini deh selama kaki sakit." ucap Winda yang tidak bohong sepenuhnya.
"Syukur lah kalo sudah diobati Dek, bikin kwartir Mas saja." lanjut Kiki yang jongkok didepan Winda.
"Katanya kamu pergi mau mencari ART apa sudah dapat?" tanya Bundanya Kiki yang langsung tagih janji Winda.
"Dapat Bunda, mulai besok orangnya akan kesini buat kerja, selain itu temen saya belikan perabotan jadi rumah ini tidak kosong dan pastinya tidak malu jika ada yang ke sini, kursi dan meja akan datang besok." lanjut Winda senang, karena Kamal transfer uang yang cukup banyak membuat Winda bisa beli sofa dan meja makan, supaya rumah calon suaminya penuh sama perabotan lagi.
"Baik sekali temen kamu, Bunda harap tidak ada kebohongan dan kalian bisa langgeng." lanjut Bunda nya Kiki terus terang, Bunda nya Kiki merasa heran ada temen yang baik mau belikan sofa dan meja makan begitu saja.
Bundanya Kiki langsung pergi begitu saja, tidak mau bahas keanehan yang akan tiba ke rumahnya, Bundanya Kiki malas bahas kecurigaannya ke anaknya biarkan saja Kiki menikmati keanehan yang dilakukan Winda saat ini.
Kiki dorong kursi roda yang Winda duduki, supaya jalan masuk kedalam kamar karena Kiki bakal bantuin Winda supaya bisa duduk di kasur.
Winda menahan kesal mendengar ucapan calon mertuanya, yang terlalu jujur dan sepertinya curiga karena Winda bisa beli perabotan untuk dirumahnya Kiki, apa lagi bilang mendapatkan uang dari pemberian temennya.