LENTERA CINTA

Tiara keluar dari Gramedia setelah membeli sebuah buku yang diinginkannya. Saat itu adzan Maghrib berkumandang. Tiara pun melangkahkan kakinya menuju masjid terdekat. Tiara terlihat membaca setiap slogan yang tertera di area masjid, untuk mencari dimana tempat wudhu bagian akhwat.

Anda memasuki kawasan wajib berbusana muslim.

Awas hati-hati jalan licin.

Batas suci.

Tempat wudhu akhwat.

Akhirnya Tiara menemukan tempat wudhu untuk wanita. Tiara segera mengambil air wudhu, lalu mengikuti jamaah sholat Maghrib. Setelah selesai sholat Maghrib ternyata ada kajian. Tiara pun ijin ke Ibunya untuk pulang habis isya. Sudah biasa bagi Tiara untuk mengikuti kajian, yang kadang tanpa jadwal perencanaan. Seperti saat sekarang ini disaat dirinya sedang 'me time'.

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ustadz menyapa para jamaahnya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Jamaah serentak

" Para jamaah yang dirahmati Allah SWT. Alhamdulillah dikesempatan kajian kali ini kita bisa menghadiri kajian ilmu dalam keadaan sehat wal'afiat. "

"Seperti kata Syaikh Abu Zakaria Yahya bahwa ilmu tanpa adab ibarat api tanpa kayu bakar. Adapun adab tanpa ilmu itu ibarat ruh tanpa jasad."

" Untuk kajian kali ini Kita akan membahas tentang jodoh dan tujuan pernikahan itu sendiri."

Entah mengapa kajian kali ini membahas tentang jodoh dan tujuan pernikahan itu sendiri. Hari ini semua seperti kebetulan bagi Tiara. Petunjuk itu tidak melalui mimpinya tetapi melalui perantara orang lain. Tiara pun terlihat serius mendengarkan kajian tersebut.

"Allah tidak mengatakan di dalam Al-Qur'an bahwa Kita akan berjodoh dengan orang yang Kita cintai, tetapi Allah sudah berjanji didalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 26.

Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). ( An-Nur:26)

Setiap pasangan yang berniat untuk menikah, tentu melewati proses yang disertai dengan beragam tujuan pernikahan yang ingin diraih bersama. Adanya tujuan pernikahan menjadikan ikatan suci tersebut menjadi jelas.

Selain itu, tujuan-tujuan pernikahan juga bisa menjadi kunci untuk terhindar dari suatu kegagalan dalam berumah tangga. Memang, maksud ataupun tujuan pernikahan tiap orang terkadang sama, namun ada juga yang berbeda.

Kesamaan ataupun perbedaan motivasi menikah antara individu satu dengan yang lain, tergantung pada sifat dan kepribadian seseorang, kondisi, bahkan lingkungannya. Hal yang terpenting dari tujuan menikah itu harus tulus dan jelas, serta bersih dari tujuan buruk dari kedua belah pihak.

Adapun tujuan pernikahan itu meliputi,

Pertama, tujuan pernikahan dalam Islam yaitu untuk mematuhi serta meningkatkan ibadah seorang hamba kepada Tuhannya. Di mana, pernikahan bisa menyempurnakan akhlak dan keimanan.

Kedua, Meneladani salah satu sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah.

Rasulullah pernah bersabda:

"Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku." (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).

Ketiga yaitu menjaga kesucian diri. Menjaga kesucian diri dan bersikap iffah (menahan dari apa yang diharamkan) merupakan suatu kewajiban. Seperti diketahui, nafsu timbul karena kuatnya syahwat namun lemahnya iman. Di mana, biasanya para pemuda kuat syahwatnya.Oleh sebab itu, Rasulullah juga menganjurkan anak-anak muda yang sudah mampu untuk segara menikah.

Sementara, beliau juga menganjurkan bagi orang yang belum mampu menikah walaupun ia menginginkannya dianjurkan agar berpuasa. Berpuasa di sini bisa untuk mengendalikan nafsu, yang mana dalam segi medis saluran-saluran darah yang menjadi jalan nafsu itu akan tertutup (puasa membantu melemahkan syahwat).

Keempat adalah keturunan. Melahirkan keturunan yang mulia termasuk tujuan dari pernikahan. Dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 72, disebutkan bahwa pernikahan manusia merupakan fitrah yang berpasang-pasangan, untuk tujuan melahirkan keturunan yang baik-baik (sah)

Tapi, ada beberapa orang yang mungkin salah mengartikan salah satu tujuan pernikahan ini. Aspek keturunan banyak disalahpahami dengan istilah "memperbanyak keturunan". Namun, pada dasarnya keturunan yang penting dan yang diharapkan dalam Islam itu dari segi kualitas, baik iman serta akhlak di duniawi maupun ukhrawi (akhirat).

Menjadi keinginan dari banyak setiap pasangan untuk bisa memiliki buah hati serta mendidik generasi barunya. Diharapkan, anaknya itu mempunyai kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan orang tuanya.

Hal inilah yang menjadi salah satu kewajiban seorang ayah dan ibu terhadap anaknya kelak. Jadi, pembinaan keluarga bisa disebut sebagai tugas penting yang tidak boleh dianggap remeh.

Kelima, tujuan pernikahan karena ingin membentuk keluarga, yaitu membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Keenam, Adapun tujuan pernikahan selanjutnya adalah menundukkan pandangan. Pernikahan membuat kita akan menundukkan pandangan kita, dari hal-hal yang diharamkan.

Ketujuh, Tujuan dari pernikahan lainnya yaitu untuk menciptakan kesehatan dalam diri, baik secara fisik maupun non-fisik. Dalam hal ini, hubungan suami-istri nyatanya bisa menciptakan kesehatan sejumlah organ di tubuh kita.

Dari segi non-fisik, misalnya agar terhindari perzinaan yang mana merupakan tindakan yang tidak dibenarkan oleh syariat agama. Pasalnya, syahwat seseorang perlu diatur, kiranya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan(perzinaan).

Ke delapan, Tujuan pernikahan yaitu dalam rangka menciptakan rasa kebersamaan. Maksud dari hal ini juga bisa dijadikan sikap pertentangan antara sikap untuk mengumbar hawa nafsu dan sikap hidup yang tidak berkeinginan menikah.

Ke sembilan, Salah satu harapan dari pernikahan yaitu bisa menambah hubungan persaudaraan. Di mana, tentu setiap pihak wanita dan pria masing-masing memiliki keluarga.Sehingga, semakin banyak hubungan persaudaraan yang bisa kita miliki.

Ke sepuluh, tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan rasa bahagia. Menikah membuat kita mendapatkan sahabat atau pendamping hidup, yang di dalamnya dipenuhi oleh kasih sayang dan perasaan cinta.

Demikian penjelasan dari tujuan-tujuan pernikahan dalam Islam. Sebenarnya, ada beberapa tujuan pernikahan lainnya yang menjadi harapan setiap pasangan yang menikah.

*Namun, penjelasan tujuan menikah tadi merupakan gambaran, setidaknya agar kita bisa mengetahuinya.

Semoga ilmu yang Saya sampaikan bermanfaat, berkah dan menambah pemahaman para jamaah sekalian.

Akhir kata Saya ucapkan Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh* . "

" Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Akhirnya tepat sebelum waktu isya, Kajian selesai. Adzan sholat Isya berkumandang. Tiara kembali beranjak dari tempatnya dan mengambil wudhu. Lalu melanjutkan ikut sholat berjamaah Isya dimasjid tersebut. Tepat pukul delapan malam. Tiara keluar dari masjid. Gadis itu pun celingak celinguk mencari sepatu kets warna putihnya. Begitu ketemu, Dia langsung memakainya.

" Bismillah."Ucap Gadis itu terbiasa dengan ucapan basmalah saat memakai apapun.

To be continued

Jangan lupa like dan komentarnya. Terima kasih.