5 Miliyar Untuk Melahirkan Keturunan Ku

Ciuman itu semakin panas. Alvano bahkan sedikit mendorong kepala Kyarra untuk bersandar di dinding sofa dan Alvano yang sekarang berpindah sudah menjilati leher putih mulus sang istri yang memberikan tanda kepemilikan di sana. Baru saja berciuman dengan Kyarra sudah membuat hasrat dan gairah dengan mudah langsung naik dan berbeda dengan Diandra kemarin bahkan tidak membuat nafsu Alvano tidak ada yang memang tidak seperti biasa.

Kyarra hanya menikmati sentuhan geli di lehernya dengan memegang kuat lengan sang suami yang terus memberikan sensasi, ada suara desahan kecil yang tertahan yang membuat Alvano semakin lihai bermain yang ingin mendengarkan suara desahan dari mulut wanita yang selalu menahan suara indah itu.

Tangan Alvano yang menarik tali piyama Kyarra yang membuat bagian dada itu terbuka. Ciuman Alvano yang langsung berpindah ke bawah leher Kyarra yang berada di belahan dada Kyarra dan hal itu membuat Kyarra semakin menggila dan bahkan membusungkan dadanya. Apalagi Kyarra tidak menggunakan alat dalam karena sudah basah.

Alvano semakin penuh gairah dan bahkan melupakan makan malam mereka yang sudah di pesan begitu banyak. Ciuman Alvano bahkan sudah sampai perut rata Kyarra yang tidak melewatkan 1 inci tubuh wanita yang memberikan kepuasan tersendiri untuk seorang laki-laki dingin seperti dia. Alvano yang memberikan tanda kemarahan di setiap tubuh yang di sudah di sentuh.

Kyarra meloloskan suara desahannya yang benar-benar menikmati setiap jilatan yang diberikan Alvano dan berhenti pada liang kenikmatan yang menjadi favorit Alvano, yang pasti tidak akan melewatkan hal itu. Hal sensitif yang menjadikan Kyarra benar-benar frustasi dengan segala kenikmatan.

Pasangan suami istri itu semakin panas melakukan hubungan intim. Bahkan pasangan suami istri itu sudah berada di atas ranjang dengan segala permainan yang dilakukan Alvano yang menyentuh seluruh tubuh Kyarra dan juga menggunakan tangannya untuk menyentuh setiap area sensitif Kyarra.

Alvano yang menyalurkan hasratnya yang sudah dipendam beberapa hari yang lalu dan juga sempat ditolak Kyarra. Alvano melampiaskan kepada Diandra. Tetapi justru dia hanya mengingat wanita yang sekarang ada di bawah kuasanya dan Alvano tidak akan menggunakan kesempatan ini. Karena Kyarra juga tidak menolak sama sekali dan mungkin benar apa yang dikatakan Diandra. Jika Kyarra tidak suka dipaksa dan kasar.

Kayra memang suka kelembutan. Dia sangat mudah sekali luluh dan tidak perlu khawatir dengan Kyarra. Tetapi apa yang di lakukan Alvano memang membuatnya sangat kesal.

Keduanya melakukan penyatuan dengan tubuh yang sudah sama-sama polos berada di bawah selimut putih. Alvano yang tetap mencium bibir merah istrinya sembari pinggulnya bergoyang-goyang yang bermain dengan tempo pelan dan tidak terburu-buru atau menggebu-gebu yang hanya memberikan kenyamanan dan kenikmatan untuk Kyarra.

Kyarra yang sangat menikmati setiap percintaan yang di berikan Alvano kepadanya. Dia bisa mabuk dan lupa diri. Tidak ada hal yang salah dalam hal itu. Karena Alvano adalah suami sah. Untuk Maslaah kontrak jelas itu urusan belakangan. Mereka berdua sah menikah secara hukum dan Agama.

Tidak tahu berapa lama pasangan suami istri yang melakukan pergulatan panas itu. Tetapi Alvano yang kembali menyemburkan ribuan benihnya ke dalam rahim sang istri. Pasti Alvano berharap Kyarra cepat hamil.

Kyarra berpikir permainan itu telah selesai ternyata tidak berhenti dan sang suami yang melakukan hal itu yang belum merasa puas dan masih ingin menyalurkan kembali hasrat yang masih panas dan Kyarra harus siap-siap dan tidak tahu akan sampai berapa ronde. Kedua kalinya melakukan hubungan intim. Walau masih dua kali. Tetapi kalau sudah melakukan pasti butuh waktu yang sangat lama.

********

Sementara Diandra baru saja tiba di salah satu Club mewah di puncak. Apalagi tujuan Diandra datang ketempat itu kalau bukan untuk bersenang-senang.

"Akhirnya aku menemukan surga!" gumamnya yang tampak sangat bahagia.

Diandra melihat di sekitarnya dan mata indah tertuju pada meja bar.

"Bukannya itu Darren?" batin Diandra melihat jelas Darren yang sekarang sedang minum dengan sendirian di meja bar tersebut yang beberapa kali meneguk Vodka.

"Ya itu memang dia. Kenapa dia kemari? Apa dia sedang frustasi karena tidak berhasil mendapatkan proyek tersebut dan lagi-lagi kalah dari Alvano!" tebak Diandra.

"Aku bisa melihat dia sangat banyak beban pikiran sampai minum berkali-kali. Aku yakin ini pasti ada kaitannya dengan Alvano dan proyek yang kembali jatuh ketangan Alvano!" Diandra terus menduga-duga.

"Pasti karena itu. Huhhhh dia ternyata bisa stres juga, aku pikir tidak!" ucapnya dengan geleng-geleng kepala yang terus memperhatikan Darren dari kejauhan seperti mengawasi Pria yang sering perang mulut dengannya.

Diandra langsung menghampiri Darren dengan duduk di samping Darren.

"1 gelas Vodka!" ucap Diandra yang membuat Darren menoleh ke sampingnya. Mata Darren melihat Diandra sipit yang sangat memperhatikan wanita di sebelahnya itu.

"Kau!" sahut Darren setelah memastikan jika itu memang Diandra.

"Kenapa begitu terkejut melihatku. Apa ada sesuatu yang salah denganku?" tanya Diandra dengan tersenyum miring.

"Aku jelas terkejut dengan mau tiba-tiba berada di sini, untuk apa kau berada di sini. Apa kau ingin mengatakan jika aku mengikutimu," sahut Darren yang kembali meneguk minuman beralkohol itu yang tidak tahu sudah yang ke berapa di minum Darren.

"Tidak aku tidak punya pikiran seperti itu sama sekali. Jadi jangan salah paham kepadaku tuan Darren," sahut Diandra yang cheers dengan Darren dan lalu meneguk minuman itu. Padahal Darren tidak mengajaknya untuk cheers.

Darren tidak menanggapi sama sekali dan dia juga kembali minum.

"Apa sedang frustasi yang kembali kalah dari sepupumu?" tanya Diandra.

"Aku bisa menduga jika kau sekarang benar-benar frustasi karena lagi-lagi Alvano selalu mengalahkan mu dan membuatmu semakin tidak terlihat mempunyai kemampuan," ucap Diandra.

"Kau selalu mengatakan jika aku sengaja mendekatimu untuk mencari informasi penting. Tetapi dari caramu berbicara justru kau yang ingin mendapatkan informasi dariku Nona Diandra," sahut Darren sinis.

"Tidak juga. Aku hanya bertanya saja karena melihat dari wajahmu dan juga tiba-tiba datang ke tempat ini sudah terlihat jika kau benar-benar frustasi yang berkali-kali kalah dari sepupumu," ucap Diandra yang bolak-balik mengatakan hal yang sama yang mungkin sengaja membuat Darren panas.

Darren sama sekali tidak menanggapi apa yang dikatakan Diandra yang membuat kepalanya semakin skai.

Darren hanya minum saja yang memang sepertinya ingin mencari ketenangan dan Diandra juga minum di samping Darren.

Tidak tahu sudah berapa banyak minuman yang masuk ke dalam tubuh Darren yang di temani musik yang keras. Darren yang sudah mabuk berat berdiri dari tempat duduknya.

"Hey kau mau kemana?" cegah Diandra menghentikan Darren membuat Darren hanya melihat Diandra dengan senyum miringnya. Lalu menepis tangan Diandra.

"Hey tunggu!" panggil Diandra yang akhirnya menyusul Darren yang berjalan sempoyongan.

"Dia tidak boleh pergi!" ucap Diandra yang buru-buru mengejar Darren.

"Tunggu kau mau ke mana?" tanya Diandra lagi yang sudah berhasil mengejar Darren dan memegang tangan Darren. Namun Darren langsung menepisnya.

"Kau tidak perlu tahu!" jawab Darren yang kembali melanjutkan langkah yang tidak stabil.

"Tapi aku harus tahu!" batin Diandra dengan tersenyum miring yang penuh dengan arti.

"Tunggu!" Diandra kembali mengejar Darren.

Bersambung