NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan

“Hum. Biarkan saja dia. Lagipula, dia memang tidak suka pergi ke sekolah, kan? Untuk apa kita mengkhawatirkannya?” ucap Eula ketika Cosetta berbicara padanya mengenai Mabel pagi itu.

Jawaban Eula sungguh persis seperti yang dibayangkan Cosetta beberapa malam lalu.

Cosetta terdiam, namun tak menyerah. Ia berkata lagi, “Tapi bagaimana kalau dia keluar karena … kita? Maksudku, kita ‘kan tidak mencoba untuk lebih dekat dengannya. Ia pasti merasa tidak nyaman dan—”

“Kamu harus berhenti mengkhawatirkan sesuatu yang tidak berhubungan denganmu, Cosy. Aku juga menyayangkan keputusannya. Apa yang ingin dia lakukan kalau tidak sekolah? Tapi tetap saja, dia pasti sudah berpikir matang-matang tentang ini,” kata Eula.

Kini berita tentang keluarnya Mabel dari sekolah sudah tersebar di anak-anak kelas yang lain. Namun reaksi mereka kurang lebih sama dengan Eula.

“Jahat ya, aku? Rasanya senang sekarang dia sudah tidak ada, hahaha.”

“Duh, benar. Tapi rasanya lega. Kamu pasti juga merasakan hal yang sama, kan? Kamu ‘kan selalu mengeluh karena meja kalian selalu bergoyang-goyang karena kaki Mabel yang tak bisa diam?”

“Tapi apa yang akan dia lakukan, ya? Enak sekali siang-siang bisa bermain.”

“Entahlah, lihat saja kalau ada berita skandal dari rumahnya nanti. Hihihi.”

Teman-teman Cosetta terkikik. Obrolan mereka semakin lama semakin liar. Dulu ia selalu tak memedulikan mereka, tetapi kini hatinya makin lama makin terasa sakit.

✮⋆˙

Hujan turun dengan deras. Langit berubah gelap. Cosetta sampai harus menunggu di sekolah sampai jam empat sore. Tetapi hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Cosetta pun mengenakan jas hujannya.

Lebih baik ia menerobos hujan saja, dibandingkan harus melalui hutan ketika matahari sudah terbenam. Hutan sangat gelap ketika malam dan tak ramah untuk mata terbatas manusia.

Ia bersepeda pulang. Tetesan air hujan menyerang jas hujannya. Derasnya hujan membuat Cosetta tak mampu melihat jalan dengan baik. Angin kencang yang menyertai juga membuat sepedanya terdorong-dorong ke kanan dan ke kiri.

Ia sampai rumah ketika matahari hampir terbenam. Ayah dan ibu menyambutnya dengan wajah khawatir.

“Hujannya deras sekali. Kamu segera mandi, ya, ibu sudah panaskan air. Sini jas hujannya, biar ibu yang bereskan,” kata Mrs. Elwood.

Cosetta menurut. Ia meraih handuknya dan segera masuk ke kamar mandi. Air hangat membuat tubuhnya nyaman seketika. Ketika ia sudah keluar dengan baju santainya, hujan di luar belum berhenti.

Makan malam berlangsung menyenangkan. Pintu toko telah ditutup lebih awal karena tak ada seorang pun yang keluar untuk bersenang-senang dalam cuaca seperti ini. Mr. Elwood juga telah menyelesaikan pekerjaannya. Api lilin yang bergoyang-goyang menemani mereka menikmati roti zucchini.

Obrolan mereka berkelana ke sana kemari. Mulai dari tentang Mabel, kemudian membicarakan tentang datangnya murid-murid Maid Serene dua minggu lagi, lalu, ketika tak ada topik yang seru lagi, Mrs. Elwood mulai berbicara tentang suara tetesan air pada panci-panci.

“Kamu harus segera membenarkan atap, Sayang. Kita bahkan harus memakai panci hadiah adikmu untuk menadahi air,” kata Mrs. Elwood.

Saat diperhatikan, memang terdengar suara nyaring yang konstan di beberapa tempat. Atap yang bocor memang amat merepotkan.

“Benar. Padahal belum lama ini sudah kubenarkan. Tapi baik burung dan kucing liar senang sekali membuatku kesal. Besok pagi, kalau sudah terang, aku pasti akan membenarkannya.”

“Baiklah. Terima kasih, Sayang. Apakah ada camilan yang kamu inginkan? Aku akan membuatkannya untukmu.”

“Oh, kamu sangat baik. Aku ingin roti biji poppy yang pernah kamu buat ketika kita selesai menghadiri pernikahan di Hartlefirth. Menurutku enak sekali.”

“Hanya ini yang bisa kuperbuat untukmu. Tak seperti Mrs. Bidwell, aku tidak bisa membenarkan atap sendiri. Baiklah aku akan membuatnya. Besok pagi aku akan mengumpulkan biji poppy-nya,” kata Mrs. Elwood.

“Kamu bercanda, ya? Mrs. Pearce akan memukulku kalau tahu aku membiarkanmu naik ke atap,” kata Mr. Elwood menyebut ibunda dari istrinya.

“Ibu, aku saja yang pergi ke hutan besok pagi,” kata Cosetta menawarkan.

“Baiklah. Ingat untuk bangun lebih pagi, ya.”

Cosetta mengangguk.

Ketika pandangan matanya terarah pada panci malang yang diletakkan di lantai untuk menampung tetesan air hujan, ia jadi teringat sesuatu.

“Kabar Paman Harlow bagaimana, Ayah? Sudah lama sekali sejak kita mendengar darinya.”

Paman Harlow adalah adik ayah yang memberikan panci itu untuk keluarga mereka dua tahun yang lalu. Ia tinggal di seberang pulau, yang merupakan asal keluarga Elwood lahir. Cosetta lumayan menyukainya. Pria itu selalu bersikap ramah padanya. Jurnal tumbuhan Cosetta pun merupakan hadiah darinya.

“Ayah juga tidak tahu. Dia belum membalas surat Ayah. Mungkin karena musim dingin baru berlalu jadi transportasi agak terganggu,” kata Mr. Elwood.

Cosetta manggut-manggut. Benar juga. Tidak perlu transportasi, tetapi kehidupan mercusuar ketika musim dingin pun hampir seperti beruang yang sedang hibernasi. Tak ada pelancong yang datang. Akses ke desa yang sulit karena seluruh jalan tertutup salju. Sementara itu, ayah harus terus-menerus menjaga api mercusuar tetap menyala meskipun tak pernah ada perahu yang mendarat.

Senang sekali sekarang sudah musim semi.

Setelah makan malam, Cosetta masuk ke dalam kamarnya. Ia meniup lilin sampai mati, lalu masuk ke dalam selimut. Gelap gulita. Tak lama kemudian, kesadarannya menghilang bersamaan dengan bangunnya hewan-hewan malam di hutan.

✮⋆˙

Suara teriakan mengejutkan Cosetta.

Ia bangun dari tidurnya, dan mendapati bahwa ia tak bisa melihat apa pun.

Ia meraba-raba untuk keluar dari kamarnya, mengabaikan rasa sakit yang menyerang kakinya ketika terantuk kaki meja. Lega sekali ia ketika sudah mendapatkan cahaya menyinari lorong.

Siapa yang berteriak?

Suaranya seperti seorang pria? Ayah?

Jantungnya berdegup kencang. Irelia masihlah negeri yang belum sepenuhnya terbebas dari para penyamun. Mereka tidak akan segan-segan membunuh orang demi mendapatkan harta. Jemari Cosetta bergetar ketika ia memegangi tepian tangga.

Seharusnya tidak ada sesuatu yang buruk, kan?

Penyamun mana yang rela menempuh perjalanan berkilo-kilo meter ke tengah hutan hanya untuk merampok rumah mereka yang sederhana?

“SUNGGUHAN! AKU TIDAK SENGAJA! TOLONG JANGAN HANCURKAN KAPALKU!”

Suara itu berasal dari mercusuar, dan kini Cosetta dapat setengah lega karena suara itu bukan milik ayahnya.

Ah, anak laki-laki itu!

Ia meraih lilin yang terletak di atas nakas. Ia melangkahkan kakinya menuju mercusuar. Di sana, rupanya sudah ada ayah dan ibunya, yang berdiri di dekat dipan anak laki-laki itu.

Kondisinya sungguh mengenaskan. Seluruh tubuhnya gemetar hebat dan wajahnya pucat. Ia seakan-akan bisa pingsan sampai mati saat itu juga. Keringat membasahi bajunya. Matanya melihat ke arah Mr. Elwood dengan tatapan garang setengah ketakutan.

Sebenarnya, apa yang telah terjadi?

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!