NovelToon NovelToon
Despair Of Being

Despair Of Being

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Zeils Evanescent

Seorang gadis terikat oleh takdir kelam, ditinggalkan orang-orang terkasih dan hanya dapat menjalani hidup dibalut kesedihan. Gadis itu tetap tegar dihadapan semua orang dan bertahan demi mencari keberadaan orang-orang terkasih. Gadis itu membangun kekuatannya dengan perlahan dan membuktikan bahwa dirinya tidak terikat oleh takdir tersebut.
Namun, ia hanyalah manusia biasa yang tidak dapat melawan hukum dunia. Lantas, bagaimana gadis itu akan melawan takdir kelam tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeils Evanescent, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial

"Kami sudah menyelesaikan misinya." Ucap Leon sambil meletakkan sekantung taring Wild wolf di atas meja resepsionis.

"Su-sungguh? Bukankah ini terlalu cepat? Ini misi rank D lho?!" Wanita resepsionis itu terheran-heran.

"Tentu saja cepat, karena kemampuan kami sudah melebihi rank E!" Leon berkata dengan percaya diri sambil tersenyum lebar.

Aku sama sekali tidak menyangkal kalimat itu, kemampuan mereka memang benar-benar melebihi seorang rank E, bahkan seorang rank D sekalipun tidak sehebat mereka.

Sementara itu aku yang lemah ini hanya bisa melemparkan bola api, kalau bukan karena mereka berdua mungkin aku akan diterkam oleh Wild wolf yang selamat dari serangan ku.

"Juga Amelia, apa kau tahu? Livia itu sangat hebat lho! Baru kali ini aku melihat sihir yang sangat hebat seperti yang digunakan olehnya!" Ujar Leon secara tiba-tiba yang membuatku hampir terjatuh karena terkejut.

"Benar sekali! Saat pertama kali melihatnya aku juga terkejut sampai tidak bisa memalingkan pandanganku!" Anne yang pendiam juga terlihat senang saat menceritakan pengalamannya.

Juga, aku baru tahu kalau nama dari wanita itu adalah Amelia. Selama ini aku tidak pernah menanyakan hal itu kepadanya padahal sudah hampir satu bulan kami sering bertemu.

"Ehm! Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Bukankah yang paling berkontribusi disini itu adalah kalian?" Ujarku dengan malu karena mereka terus memuji sihirku saat berbincang dengan Amelia.

"Justru yang anda katakan itulah omong kosong yang sebenarnya! Anda yang paling berkontribusi dalam kelompok ini, jadi jangan terlalu merendah dan berbanggalah!" Leon berkata dengan semangat. Anehnya pemuda ini langsung menggunakan bahasa formal saat sedang berbicara denganku.

"Begitu kata mereka, Nona. Sebaiknya anda terima saja karena mereka berdua ini benar-benar keras kepala." Amelia terlihat canggung saat mengatakannya.

"Um.. baiklah." Jawabku dengan pasrah.

"Begitulah seharusnya! Amelia, pembagiannya adalah 30:70. Kami 30 dan Livia 70!" Ucap Leon secara tiba-tiba yang membuat alis mataku sedikit berkedut.

"Baik, Tuan Leon!" Amelia menjawab dengan sopan kemudian berlari ke ruangan dibelakang meja resepsionis.

Beberapa saat kemudian Amelia kembali dengan 2 kantong yang ukurannya cukup berbeda. Amelia memberikan kantung kecil kepada Leon dan Amelia sementara yang besar diberikan kepadaku.

"Apa kalian tidak masalah dengan pembagian seperti ini?" Aku bertanya karena penasaran.

"Tidak apa-apa, Nona. Sebagai gantinya jika lain kali anda mengambil misi yang membutuhkan kelompok, silahkan undang kami untuk berpartisipasi." Leon berkata sambil tersenyum tipis. Dari tingkahnya itu aku mulai yakin kalau pemuda dihadapanku ini adalah seorang bangsawan.

Kemudian aku kembali ke penginapan sambil membawa sebuah kantung sebesar kepalaku. Isinya adalah 10 Koin emas, 95 Koin perak, dan 500 koin perunggu. Untuk saat ini aku sudah memiliki uang yang cukup untuk bertahan hidup selama beberapa tahun tanpa bekerja. Aku menabung banyak di dalam kamar penginapanku.

Meski begitu aku cukup khawatir menyimpannya di tempat ini, karena penginapan ini merupakan tempat umum dan kunci kamarku bukanlah satu-satunya cara untuk masuk ke dalam sini.

"Andai saja aku bisa membawa semua uang ini agar lebih aman." Aku menghela nafas.

"Ah, benar juga! Mungkin saja ada sihir yang berguna di Menara itu!"

Tanpa membuang lebih banyak waktu untuk berpikir, aku pun langsung beranjak dan pergi menuju menara sihir.

Sesampainya aku disana, suasana di tempat itu benar-benar berbeda dari sejak terakhir kali aku berkunjung. Ada banyak orang yang keluar dan masuk dari pintu kembar itu, dan mereka semua menggunakan jubah dengan warna yang berbeda-beda.

Ketika aku masuk ke dalam, tempat itu benar-benar ramai dengan penyihir. Aku sampai berpikir kalau mereka akan segera mengadakan festival khusus untuk para penyihir.

"Ah, selamat datang Nona! Apa anda sudah berniat untuk bergabung dengan Menara Sihir?" Gadis itu bertanya dengan antusias. Benar-benar tidak ada yang berubah darinya sejak terakhir kali kami bertemu.

"Masih belum, tapi aku ingin bertanya tentang suatu."

Gadis itu berkedip beberapa kali kemudian tersenyum. "Apa yang ingin anda tanyakan?"

"Apa ada sihir yang dapat digunakan untuk menyimpan barang?" Aku bertanya langsung pada intinya.

"Tentu ada." Jawab gadis itu dengan cepat.

"Sungguh?!"

"Ya, semua penyihir menggunakan sihir itu untuk menyimpan barang mereka, Nona. Contohnya seperti ini–" Gadis itu mengangkat tongkat sihirnya kemudian bertindak seakan mengambil sesuatu dari udara.

Saat gadis itu menarik tangannya, sebuah buku sihir berwarna ungu gelap secara tiba-tiba sudah berada dalam genggamannya.

"Benar-benar bisa!" Aku terkejut sekaligus penasaran dengan cara kerja sihir yang digunakannya.

"Hehe, itu bukan hal yang sulit selama dipelajari, Nona. Jika anda ingin mengetahui seluk beluk tentang sihir ini, anda dapat membeli buku sihirnya seharga 5 Koin emas! Namun, jika anda adalah anggota menara sihir anda hanya perlu membayar sebesar 50 koin perak!" Jelas gadis itu.

Sungguh perbedaan yang sangat drastis, apa ini yang dinamakan diskriminasi dan hak khusus? Menara ini benar-benar memanjakan anggotanya ya.

"Aku akan membelinya." Ucapku sambil menaruh 5 Koin emas di atas meja. Aku tahu kenapa gadis itu mengucapkan kalimat tersebut, dia ingin aku bergabung dengan menara ini. Tapi sayang sekali, sebelum aku berusia 17 Tahun aku tidak ada niat untuk mendaftar sebagai anggota!

"Silahkan, Nona." Gadis itu memberikan buku yang dipegangnya kepadaku.

Buku itu cukup tipis, namun kertasnya sama sekali tidak usang. Apa karena hanya membahas satu jenis sihir saja? Entahlah, aku tidak mengerti dengan hal-hal seperti itu.

"Aku akan berkunjung lain kali jika ada perlu." Ucapku sambil berjalan ke pintu keluar.

"Eh, apa anda benar-benar tidak berniat untuk bergabung, Nona? Padahal saya benar-benar mengharapkan kehadiran anda di tempat ini!" Gadis itu menggembungkan pipinya.

"Aku sudah bilang bukan? Sebelum berusia 17 tahun aku tidak ada niat sama sekali." Kemudian aku menutup pintu kembar itu dengan pelan.

"Huh, benar-benar orang yang merepotkan." Aku sama sekali tidak terbiasa dengan sifatnya yang blak-blakan.

Sebelum kembali ke penginapan, aku membeli beberapa makanan di sebuah toko yang cukup ramai.

"Sihir Spasial." Judul besar itu tertulis pada sampulnya.

Saat aku membuka halaman pertama, aku dapat menemukan lukisan wajah seorang pria tua berjanggut yang mengenakan seragam penyihir dengan jubah berwarna ungu. Pada ujung halaman bagian kiri bawah, tertulis sebuah nama. "Leonardo Darkvile."

Pada halaman kedua dan seterusnya, ada banyak sekali penjelasan tentang apa itu sihir Spasial, apa kegunaannya, siapa penemunya, bagaimana strukturnya, cara mengaktifkan nya, dan syarat pengaktifan.

Aku membacanya dengan seksama sambil memperhatikan beberapa bagian penting seperti kegunaannya. Kemudian pada halaman terakhir, tertulis lah cara menggunakan sihir Spasial dan teori dasarnya.

Saat aku membaca bagian tersebut, aku pun bersyukur karena memiliki kecocokan empat elemen dasar.

1
piyo lika pelicia
sungguh kejam
piyo lika pelicia
kenapa orang ini menyerang tanpa tau salah nya apa 😒
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
kasihan kenapa di tinggal
piyo lika pelicia
kenapa kek wanita 🤔
Gehrman
Tulisannya sudah rapi cuman sedikit koreksi aja kalau dialog tag gunakan huruf kecil ya sama akhir dialognya diakhiri koma
xoxo_lloovvee
satu 🌹 untukmu thor
Zeils: Terimakasih/Smile/
total 1 replies
xoxo_lloovvee
mampir lagi thor, makin seru ceritanya
Zeils: ...Ok👍
total 1 replies
xoxo_lloovvee
gimana nih nasib grace 😢
Zeils: Entahlah, gimana ya🤔
total 1 replies
piyo lika pelicia
huum orang baik yang malang 😭
piyo lika pelicia
kasihan 🥺
piyo lika pelicia
ow kelainan sejak lahir ku sangka tadi hantu maaf ye 😄
piyo lika pelicia
huaa lari aja Weh 😫
piyo lika pelicia
heem semoga ketemu yah kasian 😦
Zeils
Chapter ini boleh di skip:)
Zeils
Baik, sepertinya Noveltoon Membenciku.
Shara Erdyna
lanjut
Shara Erdyna
aneh
Shara Erdyna
Lebih
Manusia lewat
Kurang cru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!