NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAY, SEDANG APA

Lingga sudah berada di kantor setelah pertemuannya dengan Johan di Ling’s caffe, ia harus menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya hari ini. Setelah makan siang akan ada rapat dengan Redaktur ( Editor ) dan para Manajer sirkulasi, Manajer promosi dan manajer iklan. Sesuai janjinya, sore nanti ia akan menjemput Maya. Nama yang sama, dengan wanita yang bekerja di tempatnya.

Roby masuk ke dalam ruangan Lingga setelah mengetuk pintu, sekertarisnya itu membawa beberapa berkas yang harus Lingga pelajari dan pahami sebelum rapat berlangsung.

"Rapat di mulai sekitar jam 1 Pak, dan akan di lanjut dengan para pemimpin Redaksi ( kepala bagian redaksi ) dan pemimpin usaha ( kepala bagian usaha )

"Rapat dengan kepala bagian apa tidak bisa undur besok Rob?" Lingga khawatir waktunya tidak akan cukup sampai jam 4 sore.

"Tidak bisa, Pak.. Sudah deadline."

Lingga mendengarkan, duduk merapat dengan siku di atas meja, tangannya tak berhenti memutar dan menekan ujung bolpoint yang menjadi ciri khasnya saat otaknya tengah berpikir.

"Rob, kamu hubungi pihak Wijaya Grup. Ajukan permohonan, pertemuanku dengan Bayu Lesmana."

"Baik, Pak … saya akan hubungi asistennya Radit. Dan-" Roby tampak enggan menyamaikannya kepada Lingga.

"Kenapa tidak di lanjutkan?" Lingga bertanya karena Roby tak melanjutkan omongannya.

"Anda di minta datang ke tempat rehabilitasi Pak. Barusan saya mendapatkan telfon. Pihak rehab sudah menghubungi anda tetapi tidak mendapatkan respon."

"Ada apa? Kemarin saya sudah dari sana Rob.. Apa ada sesutatu yang di sampaikan?"

"Tidak, Pak.. Mereka hanya meminta Bapak datang."

Lingga menarik badan dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Apa Alisa membuat masalah lagi?"

"Apa perlu saya tanyakan, Pak? Biarkan saya yang datang ke gedung itu."

Roby sangat paham, setiap kali Lingga harus datang ke gedung rehab, pria itu akan menutupi seluruh wajah hingga menutup kepala. Lingga menutup rapat kasus yang sedang menimpa Alisa, wanita yang berstatus istrinya.

Sampai hari ini Cjokro tidak mau tau, orang tua itu menekan Lingga agar masalah Lisa tidak mencuat ke permukaan apa lagi sampai terendus media lainnya, walaupun ada satu, dua, media elektronik yang mengetahuinya, Lingga langsung menahannya karena memiliki hubungan kerja yang baik.

Tetapi Lingga tidak bisa menjamin, sewaktu-waktu kasus Lisa mungkin akan tercium juga ke permukaan. Apa lagi Lisa memiliki karir sebagai selebgram.

Di tengah persaingan yang ketat, kasus Alisa bisa menjadi senjata untuk para pesaingnya di dunia peretelevisian dan surat kabarnya.

"Terimakasih Rob, bantuanmu sangat membantuku."

"Bapak mau di pesankan makanan atau mau keluar?" Roby menawarkan sebelum ia meninggalkan ruangan, karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang.

"Tidak perlu Rob.. Saya belum lapar.."

Sebelum memulai rapat yang akan di pimpinnya, Lingga menyempatkan mengirim pesan kepada Maya.

[ May, sedang apa?

Sudah centang dua, tetapi belum terbaca.

"Apa dia sibuk?" Lingga bertanya dengan suara pelan, menatap layar ponselnya.

Hingga para peserta rapat sudah mulai berdatangan duduk di kursinya masing-masing. Dengan terpaksa Lingga pun men-silence dan meletakkan ponselnya di atas meja rapat.

°°°°°

Ros Butiq

Maya sedang sibuk melayanai para Customer yang lumayan ramai hari ini. Tante Rossa banyak mengeluarkan rancangan baru, dari mulai gaun pesta sampai dress santai sehari-hari dengan harga rendah, sedang, hingga tinggi.

Tergantung bahan dan yang pasti tetap memiliki kualitas yang baik. Semua pakian yang di jual di produksi sendiri oleh Tante Rossa dengan mempekerjakan beberapa penjahit rumahan.

"Selamat datang Kak, selamat siang.."

Maya menyapa dan menyambut 3 orang wanita berpenampilan modis ala anak kuliah-an. Sambil melihat-lihat gaun pesta, ketiganya mengobrol sambil tertawa, membahas satu orang pria yang sepertinya di kenal oleh Maya.

"Gimana cocok gak buat aku?" si wanita pertama bertanya dengan membentangkan gaun, menempelkan di badannya. Melihat cara berpakaian dan penampilanya, Maya bisa menebak wanita itu anak orang kaya, atau anak pejabat. Memiliki postur tubuh meliuk bak gitar pengamen ( bukan gitar spanyol )

"Wahhh.. Cocok banget Ra, secara body kamu paling seksi dan kamu salah satu mahasiswa terpopuler di kampus." si wanita kedua mengomentari, bermanis-manis mulut agar temannya senang.

"Aku yakin deh, kali ini Lendra tidak akan menolak ajakan kamu untuk menjadi pasangan di pesta Caca nanti malam." si wanita ketiga ikut menyemangati lebih tepatnya mengompori.

"Maya dan Dina saling melirik mendengar ketiganya membahas seorang pria, yang sepertinya menjadi idola kampus.

"Eeh.. Ehh … tapi kamu udah denger gosip belum?" si wanita kedua bicara, sepertinya dia akan memberikan kabar yang menyenangkan atau justru menyakitkan.

"Gosip apa?" si wanita ketiga mulai keponya gak ketulungan.

"Banyak anak-anak yang bilang Lendra sang pria tampan incarannya Nara, ( Nara, sang wanita pertama ) ngojek lohhh.."

"Yang bener kamu?" Nara langsung syok mendengarnya.

"Bener kali Ra, dan sudah bukan menjadi rahasia lagi di kalangan gadis-gadis yang mengicarnya."

Mereka bertiga asik mengobrol tanpa menghiraukan dua pelayan yang dengan sabar menunggunya.

"Maaf, Kak.. Jadi mau ambil gaun yang mana?" Maya akhirnya bersuara, ia harus bertanya dan memastikan sebelum seluruh gaun di turunkan.

"Gak jadi Mbak." dengan raut wajah di tekuk dan berubah kecewa, si wanita pertama yang bernama Nara langsung keluar meninggalkan kedua temannya.

"Yahhh.. Kamu sih cerita-cerita? Gagal deh dapet traktiran belanjaannya." si wanita ketiga menyalahkan temannya. Tanpa rasa bersalan kedua wanita itu menyerahkan gaun ke tangan Maya dan langsung mengejar wanita yang Maya tebak sebagai ketua gengnya.

"Ampun dahhh.. Tu cewek, matrenya gak ketulungan.. Di arep-arep, eehhh... Pas tau ngojek down dia." Dina yang menahan mulutnya sedari tadi untuk tidak berkomentar, langsung losss setelah ketiganya keluar meninggalkan butiq.

"Husst.. Jangan ngomong gitu." Maya bicara sambil menggantungkan kembali gaun-gaun yang sebelumnya di turunkan. "Kalo bener gimana?" Maya tertawa

"Somplak ni anak." Dina menoyor pundak Maya. "Kirain lurus-lurus aja tuh pikiran."

"May, tapi kog namanya sama dengan pria yang mengantar kamu pulang kemarin ya May?"

"Cuma kebetulan kali Din."

"Iya juga sih.." Dina ikut membantu merapihkan pakaian yang berantakan.

"May.."

"Hemmm.."

"Nantikan kita gajihan nih.. Ngebakso di Kang Somad yokkk?"

"Kang Somad? Yang deket perumahan belakang?"

"Iyaaa.."

"Gak biasanya? Kaya-kayanya ada udang di balik bakwan?"

"Ihh, May.. Kamu itu bawaannya curiga aja sama temen. Biarpun benar.." Dina terkikik tertawa.

"Biarku tebak." Maya membalas apa yang sering di lakukan Dina, ia ikut memindai Dina dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan bertolak pinggang.

"Kamu gak pantes, may.. Itu gayaku..

Sudah, duduk sini." Dina menarik tangan Maya agar mengikutinya.

"Aku kan belum selesai menerawangmu Din." ucap Maya setelah bokongnya menyentuh sofa.

"Gak usah main tebak-tebakan May, cape.. Tidak perlu juga menerawangku, aku ini tidak pernah merahasiakan apapun sama kamu. Lebih baik kamu bantu aku berpikir. Bagaiman caranya aku bisa bertemu, berkenalan, dan melihat wajah pria yang menitipkan salam lewat Kang Oleh."

"Titip salam? Lewat Kang Oleh?" Maya bicara sambil tangannya membuka ponsel dan ternyata ada pesan masuk dari sebuah nama ' Abang ' sesuai yang di minta si pengirim tadi pagi.

Sepontan kedua sudut bibir Maya tersenyum dan hatinya tergerak untuk langsung membalasnya.

"Hadeehh, May.. Malah senyum-senyum sibuk sama handphone."

"Iya.. Iya.. Sebentar.." Maya mengirim pesan yang sudah di ketiknya.

"Terus apa hubungannya sama makan bakso?" Maya bicara lagi setelah menaruh ponselnya.

"Kata kang Oleh pria itu satpam perumahan belakang.."

****

Bersambung ❤️

1
Sri Siyamsih
orgtua mulutnya setajam silet. hadew maya
tar lm" d suruh cerai tu anaknya
Suntariyah
Kecewa
Suntariyah
Buruk
Yusni
keren ceritanya..thor ..
Yusni
suka dg ceritanyaaa
Ida Safitri
kang oleh ganteng jg ternyata
Nazwah Nazwah
mmk Haris sableng
Ida Safitri
cinta itu tdk hrs di ucapkan dgn mengobral kt cinta
tp dgn perbuatan yg nyata karna cinta yg sesungguhnya cinta itu tak bersyarat
Imas Siti Rokayah
sweet banget daeng
Zayna Khanza
panggilan alam🤣🤣🤣
Zayna Khanza
nyesekk banget di part ini thorr
tri Wijayanti
ya udah mah,mamah ambil tuh anaknya biar cepet Maya bisa terlepas dr beban hidupnya
Dewi Purbowati
Lumayan
Dewi Purbowati
Kecewa
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!